BUFFER DAN
KAPASITAS BUFFER
A. Tujuan
Memperkenalkan
cara pembuatan buffer dan penetapan pH larutan, serta penentuan kapasitasnya.
B. Landasan
Teori
Larutan
penyangga adalah larutan yang pH-nya tidak mudah berubah dengan penambahan
sedikit asam, basa, atau air. Larutan penyangga disebut juga larutan buffer
atau dapar. Larutan penyangga dapat dibuat dengan cara mencampurkan asam lemah
dengan garamnya atau basa lemah dengan geramnya (Sari, 2013).
Adanya alkalinitas dalam reaktor dengan konsentrasi tertentu
dapat menjadi penyangga (Buffer) agar pH tetap pada kondisi netral
apabila terjadi penambahan asam, sehingga kesetimbangan proses secara
keseluruhan dapat tetap berjalan dengan normal. Hal ini sangat penting karena
pada pH 3, konsentrasi alkalinitas akan turun hingga 500 ppm dan ini merupakan
kondisi terendah untuk proses dekomposisi bahan organik. Bila pH dibiarkan
turun maka sistem akan berhenti sama sekali karena bakteri pembentuk metan akan
mati (Padmono, 2007).
Analisa Buffer digunakan untuk mengidentifikasi area
sekitar fitur-fitur geografi. Proses mengenerate sekitar lingkaran
buffer yang ada fitur-fitur geografi dan kemudian mengidentifikasi atau memilih
fitur-fitur berdasarkan pada apakah mereka berada di luar atau didalam batas
buffer (Handayani, 2005).
Larutan
penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan yang dapat
mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari
larutan penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada
penambahan sedikit asam kuat. Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan
yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun oleh
basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa
konjugasi. Disamping itu mempunyai sifat berbeda dengan komponen-komponen
pembentuknya (Wiro, 2011).
Larutan
penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan yang
dapat menahan perubahan pH yang besar ketika ion – ion hidrogen atau hidroksida
ditambahkan, atau ketika larutan itu diencerkan. Secara umum, larutan buffer
mengandung pasangan asam-basa konjugat atau terdiri dari campuran asam lemah
dengan garam yang mengandung anion yang sama dengan asam lemahnya, atau basa
lemah dengan garam yang mengandung kation yang sama dengan basa lemahnya. Oleh
karena mengandung komponen asam dan basa tersebut, larutan buffer dapat
bereaksi dengan asam (ion H+) maupun dengan basa (ion OH-) apa saja yang
memasuki larutan. Oleh karena itu, penambahan sedikit asam ataupun sedikit basa
ke dalam larutan buffer tidak mengubah pH-nya. Larutan penyangga dapat
dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Apabila asam
lemah dicampur dengan basa konjugasinya maka akan terbentuk larutan buffer
asam, dimana larutannya mempertahankan pH pada daerah asam (pH 7) (Anggrani,
2012).
C. Alat dan
Bahan
1. Alat
Alat-alat
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:
- Buret
50 ml
- Gelas
ukur 50 ml,
- Erlenmeyer
250 ml
- Statif
dan klem
- Pipet tetes
- corong
2. Bahan
Bahan-bahan yang
digunakan dalam percobaan ini yaitu:
- Kertas
pH
- Asam
Asetat 0,1 M
- NaOH
0,1 M
- Buffer
asetat pH 4 dan pH 5
- Akuades
- Natrium Asetat pH 20 ml dan 70 ml
D. Prosedur
Kerja
·
Asam Asetat (CH3COOH)
Asam Asetat
|
-
Dimasukkan dalam erlemeyer sebanyak 10 ml
-
Diukur pH nya
-
Ditambahkan larutan
NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit dan diukur pH nya tiap penambahan 0,5 ml
-
Dilakukan hingga total
penambahan sebanyak 5 ml
Hasil Pengamatan…?
·
Buffer Asetat pH 4
|
-
Dimasukkan dalam
erlemeyer sebanyak 10 ml
-
Diukur pH nya
-
Ditambahkan larutan
NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit dan diukur pH nya tiap penambahan 0,5 ml
-
Dilakukan hingga total
penambahan sebanyak 5 ml
Hasil Pengamatan…?
· Buffer
Asetat pH 5
Buffer Asetat pH 5
|
-
Dimasukkan dalam
erlemeyer 10 ml
-
Diukur pH nya
-
Ditambahkan larutan
NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit dan diukur pH nya tiap penambahan 0,5 ml
-
Dilakukan hingga total
penambahan sebanyak 5 ml
Hasil Pengamatan…?
E.
Hasil Pengamatan
1.
Tabel Pengamatan
·
Tabel 1
Volume beffer pH 4 (ml)
|
Volume NaOH (ml)
|
pH
|
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
|
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
15
|
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
|
·
Tabel 2
Volume beffer pH 4 (ml)
|
Volume NaOH (ml)
|
pH
|
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
|
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
15
|
5
5
5
5
5
6
6
6
6
6
9
|
·
Tabel 3
Volume beffer pH 4 (ml)
|
Volume NaOH (ml)
|
pH
|
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
|
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
15
|
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
|
2. Perhitungan
·
Buffer Asetat pH 4
Perbandingan
[garam] dan [asam]
pH
=4
pH
= pKa + log
4
= 4,76 + log
-0,76=
log
= 10-0,76
= 1/10-0,76
Jadi,
perbandingan [CH3COONa] : [CH3COOH] = 1 : 10-0,76
· Buffer
Asetat pH 5
pH =5
pH = pKa + log
5 =
4,76 + log
0,24 = log
= 100,24
= 100,24/1
Jadi, perbandingan [CH3COONa]
: [CH3COOH] = 100,24 : 1
· Kapasitas
buffer
[CH3COOH] = 0,2 M
[CH3COONA]
= 0,3 M
β = 0,576 . C C
= jumlah kadar molar asam + garam
C = 0,2 + 0,3 = 0,5
β
= 0,567 . 0,5
β
= 0,288
F. Pembahasan
Larutan
buffer dapat mempertahankan pH nya ketika
ditambahkan sedikit asam atau basa. Ketika larutan buffer ditambahkan sedikit
asam, asam tersebut akan dinetralkan oleh basa konjugasinya sehingga
kesetimbangan akan bergeser kearah reaktan sehingga jumlah molekul asamnya akan
meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika larutan buffer ditambahkan basa, maka
basa tersebut akan dinetralkan oleh asam lemahnya sehingga kesetimbangan akan
bergeser ke arah produk dan meningkatkan jumlah basa konjugasinya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa
konjugasi yang mengandung komponen asam dan basa dengan asam
dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-.
Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya
secara signifikan.
Keefektifan suatu
larutan penyangga dalam menahan perubahan pH persatuan asam atau basa kuat
ditambahkan, mencapai nilai maksimumnya ketika rasio asam penyangga terhadap garam adalah
satu. Dalam titrasi asam lemah, titik maksimumkeefektifan ini dicapai bila asam
tersebut ternetralkan separuh, atau pH = pKa. Kapasitas suatu penyangga merupakan ukuran keefektifannya
dalam perubahan pH pada penambahan asam atau basa. Semakin besar konsentrasi
asam dan basakonjugasinya, semakin besar kapasitas penyangga. Kapasitas
penyangga dapatdidefinisikan secara kuantitatif dengan jumlah mol basa kuat
dibutuhkan untuk mengubah pH 1 L larutan sebesar 1 pH satuan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pH larutan dapar. Penambahan garam-garam netral ke dalam
larutan dapar mengubah pH larutan dengan berubahnya kekuatan ion. Perubahan
kekuatan ion dan pH dapar dapat pula disebabkan oleh pengenceran. Penambahan
air dalam jumlah cukup, jika tidak mengubah pH dapat mengakibatkan penyimpangan
positif atau negative sekalipun kecil sekali, karena air selain dapat mengubah
nilai koefisien kereaktifan ia juga dapat bertindak sebagai asam lemah atau
basa lemah. Nilai pengenceran yang positif menunjukkan bahwa harga pH akan naik
akibat pengenceran sedang nilai pengenceran negative menunjukkan bahwa nilai pH
turun dengan adanya pengenceran dapar
Mekanisme kerja larutan buffer adalah menetralkan asam
maupun basa dari luar. Masing-masing komponen dalam larutan buffer mampu
menetralkan asam maupun basa darii luar. Komponen asam lemah dan basa konjugasi
dalam larutan buffer asam membentuk sistem kesetimbangan .
Percobaan
ini menggunakan beberapa
larutan diantaranya larutan asam asetat (CH3COOH) 0,1 M, buffer
asetat pH 4, buffer asetat pH 5, dan larutan NaOH sebagai titran. Untuk
menetapkan pH larutan digunakan kertas pH
yang biasa juga disebut dengan indikator universal, yaitu dengan
mencelupkan kedalam atau ditetesi larutan yang dianalisis maka kertas akan
berubah warna sesuai pH larutan dan pH dapat ditentukan dengan mencocokkan
warna yang tertera pada kemasan. Pada perlakuan larutan dilihat perubahan pH setiap
penambahan 0,5 ml NaOH.
Percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan larutan
asam asetat 0,1 M yang dimasukkan dalam Erlenmeyer sebanyak 10 ml. sebelum
dititrasi diukur pHnya dengan menggunakan kertas pH. Setelah itu dititrasi
dengan NaOH sebanyak 0,5, kemudian dilakukan lagi pengukuran pH. Pengukuran
dilakukan setiap penambahan 0,5 ml NaOH dengan volume asam asetat 10 ml. Hasil
dari pengukuran tersebut adalah sebelum dititrasi pH larutan asam asetat adalah
3 dan setelah di titrasi, pH larutan asam asetat berubah
volume NaOH 0,5 ml menjadi 4.
Percobaan kedua dilakukan dengan menggunakan larutan
buffer asetat pH 4 dengan cara
yang sama dengan asam asetat. Hasil dari pengukuran pH dari larutan tersebut
adalah sebelum dititrasi dengan NaOH, pH larutan buffer asetat adalah 4 dan
setelah dititrasi, pH larutan tersebut masih tetap 4 dan berubah sampai volume NaOH 3,5 ml pHnya menjadi 5.
Percobaan ketiga dilakukan dengan menggunakan larutan
buffer asetat pH 5 dengan cara yang sama dengan sebelumnya. Hasil dari
pengukuran tersebut adalah sebelum dititrasi pH larutan buffer asetat adalah 5
dan pada penambahan 2,5 ml NaOH,
pH larutan tersebut berubah menjadi 6, kemudian pada penambahan volume larutan NaOH menjadi 5 ml pH kemudian beruh lagi menjadi 9.
Kapasitas
buffer sangat dipengaruhi oleh konsentrasi garam dan konsentrasi asam. Semakin
tinggi konsentrasi garam dan asam maka semakin besar kapasitas buffernya
sehingga semakin besar kemampuan untuk mempertahankan pH.
Buffer pada bidang farmasi banyak
digunakan untuk menetralkan darah atau biasanya pada kasus keracunan. Dalam bidang
farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH
stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau
hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan
tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata
harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang
mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan
dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah. larutan
penyangga berperan untuk pembuatan obat-obatan agar zat aktif dari obat
tersebut mempunya pH tertentu. Selain itu larutan penyangga juga digunakan
unutk industri makanan dan minuman ringan seperti yang sering digunakan adalah
Natrium asetat dan asam sitrat.
G.
Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pembuatan larutan buffer dilakukan dengan mencampurkan sejumlah larutan basa
lemah dengan larutan asam konjugasinya dan mencampurkan sejumlah larutan asam
lemah dengan basa konjugasinya. Perubahan pH pada larutan penyangga terjadi
dengan perubahan kecil yang signifikan karena sifatnya yang mempertahankan
nilai pH saat ditambahkan sedikit asam atau basa. Penentuan kapasitas buffer
dilakukan untuk menunjukkan kekuatan larutan dalam mempertahankan pH.
DAFTAR PUSTAKA
Anggrani, Hesti. 2012. Laporan IPN Buffer. http://hestianggraniiptp.wordpress.com/2012/09/07/laporan-ipn-buffer.html. Diakses tanggal 21 April 2013.
Handayani, Dewi. 2005. Pemanfaatan Analisis Spasial untuk Pengolahan
Data Spasial Sistem Informasi Geografi. Jurnal Teknologi
Informasi DINAMIK. Vol X No.2.
Padmono, Djoko.
2007. Kemampuan Alkalinitas Kapasitas Penyanggan (Buffer Capacity) Dalam Sistem
Anaerobik Fixed Bed. J. Tek.Ling. Vol.8 No.2.
Sari, P S., 2013. Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium pada Praktikum Larutan Penyangga dan
Hubungannya dengan Hasil Belajar siswa di kelas XI IPA SMAN 1 Batanghari. Artikel Ilmiah.
Wiro, Alexander. 2011. Buffer dan Kapsitas
Buffer. http://wiro
pharmacy.blogspot.com/2011/03/kuliah-buffer-dan-kapasitas-buffer.html,
Diakses tanggal 23 april 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar