Senin, 09 November 2015

PENETAPAN KADAR METAMPIRON



PENETAPAN KADAR METAMPIRON
A.    Tujuan
Mampu menetapkan kadar metampiron (antalgin) secra iodimetri.
B.     Landasan Teori
Metampiron (C13H16N3NaO4S.H20) memiliki bobot molekul 351,4. Titik lebur metampiron 1720C. Larut dalam 1,5 bagian air, 30 bagian etanol, praktis tidak larut dalam eter, aseton, benzen dan kloroform. Metampiron memiliki panjang gelomban serapan maksimum yang berbeda pada pelarut yang berlainan. Pada pelarut metanol serapan maksimum metampiron adalah 234 nm, sedangkan dalam HCl 0,1 N 259 nm dan NaOH 0,1 N 257 nm. Metampiron memiliki efek analgetik dan sering digunakan sebagai Antiinflamatory Drug (NSAID), penekan rasa nyeri serta demam. Pada pemakaian secara oral, dosis tunggal metampiron antara 500-1000 mg. Efek samping yang parah adalah agranulositosis alergik. Semakin tinggi dosis dan jangka pengobatan, semakin besar risikonya. Campuran senyawa yang memiliki kesamaan struktur molekul atau kisi kristalnya, cenderung bereaksi membentuk interaksi molecular jika menerima sejumlah energi. Metampiron dan fenilbutason memiliki kemiripan pada struktur molekulnya dan merupakan kombinasi obat analgetik, antipiretik yang masih ditemukan dipasaran. Telah diketahui bahwa campuran metampiron dan fenilbutason, mampu membentuk interaksi molecular berupa senyawa molekular yang melebur in-kongruen (peritektik) jika diberi perlakuan berupa energy termik. Titik peritektiknya terletak pada suhu 149,80C (Soewandhi, 2007).
Pada pembuatan sediaan tablet antalgin– fenilbutason dijumpai kesulitan saat pencetakan tablet karena massa tablet melengket dan tablet yang dihasilkan menunjukkan variabilitas yang tinggi secara farmakoteknik seperti kekerasan, warna, dan homogenitas sediaan tablet yang dihasilkan. Dalam penelitian sebelumnya telah dilakukan deteksi interaksi fisika yang terjadi antara antalginfenilbutason menggunakan metode kontak dingin dengan pelarut aseton. Konfirmasi dengan data DSC dan XRD terhadap campuran bahan baku membuktikan bahwa antalgin-fenilbutason mengalami interaksi fisika jenis peritektikum (Nugrahyani, 2007).
Pada analisis titrimetri atau volumetrik, untuk mengetahui saat reaksi sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya kelebihan titran dengan adanya perubahan warna. Indikator berubah warna karena system kromofornya diubah oleh reaksi asam basa (Suwirta, 2009).
Titrasi yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan 2 cara taitu titrasi langsung (iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri). Iodium merupakan oksidator yang relative kuat dengan nilai potensial oksidasi sebesar +0,535V. Pada saat reaksi oksidasi, iodium akan direduksi menjadi iodide. Larutan baku iodium yang telah dibakukan dapat digunakan untuk membakukan larutan natrium tiosulfat. Deteksi titk akhir pada idiometri dilakukan dengan menggunakan indicator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tekakhirnya titk akhir. Dalam Farmakope Indonesia titrasi iodimetri digunakan untuk menetapkan kadar asam askorbat, dan metamorin (Sudjadi, 2007).
Tablet adalah sediaan padat. Di buat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umunya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahna. Analgetik atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Antalgin merupakan derivate sulfonat dari aminovenzoazon yang larut dalam air (Mei, 2009).










C.    Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini, adalah:
·         Buret 50 ml
·         Erlenmeyer
·         Gelas ukur 100 ml
·         Erlemeyer 100 ml
·         Statif dan klem
·         Lumpang dan alu
·         Timbangan
·         Batang pengaduk
·         Corong

2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini, adalah:
·         Larutan iodium 0,1 N
·         Aquadest
·         Larutan kanji 0,5 %
·         Antalgin 500 mg

3.      Uraian Bahan
·         Aquadest (FI Edisi III, Hal 996)
Nama resmi                       : Aqua destillata
Nama lain                          : Air suling
BM / RM                           : 18,02 / H2O
Pemerian                           : Cairan jrnih tidak berwarna dan tidak berasa
Penyimpanan                     : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                          : Sebagai pembilas

·         Iodium (FI Edisi III, Hal 316)
Nama resmi                       : Iodum
Nama lain                          : Iodida
BM / RM                           : 126,91 / I2
Pemerian                           : Keping atau butir, berat mengkilat, seperti lo-
                                            Gam, hitam kelabu, dan bau khas.
Kelarutan                          : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air,
                                            Dalam 13 bagian etanol 95%.
Penyimpanan                     : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                          : Sebagai pereaksi


·         Antalgin (FI Edisi III, Hal 457)
Nama Resmi                      : METHAMPIRON
Nama Lain                        : Metampiron, antalgin
RM/BM                             : C13H16N3O4S. H2O/ 351,37
Pemerian                           : Serbuk hablur putih atau putih kekuningan
Kelarutan                          : Larut dalam air dan HCL 0,02 N
Penyimpanan                     : Dalam wadah tetutup baik
Khasiat                              : Analgetikum dan Antipiretikum













D.    Prosedur Kerja
Antalgin
-       Digerus halus
-       Ditimbang sebanyak 0,1 gram
-       Dimasukkan kedalam gelas kimia
-       Dilarutkan menggunakan aquades sebanyak 25 ml
-       Ditambahkan 1 pipet larutan kanji
-       Dititrasi menggunakan larutan I2 0,1 N      
      Larutan Biru Tua










E.     Hasil Pengamatan
·         Tabel pengamatan
PERLAKUAN
HASIL
VOLUME (ml)
Antalgin + 25 ml akuades + 1 pipet larutan kanji + 0,1 N larutan I2
Larutan biru Tua
1,12

·         Perhitungan

         VI2 x NI2 x BE
Kadar vitamin C =                              x 100%
                                    mg sampel

                                     1,1 x 0,1 x 16,67
                            =                                     x 100%                
                                                100 mg

                                                1,83
                            =                              x 100%
                                                100
                            =  1,83 %








F.     Pembahasan
Iodimetri merupakan suatu metode titrasi secara langsung yang mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Sistem redoks iodin (triiodida)- iodida  mempunyai potensial standar sebesar + 0,54 V. Karena itu iodin adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium (IV) dan kalium dikromat. Dalam titrasi iodimetri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit.
Metampiron adalah suatu derivat Pirazolon yang mempunyai efek analgetika-antipiretika yang kuat.Dengan penambahan Tiamina mononitrat, efek analgetiknya diperkuat lagi.Khusus untuk menghilangkan rasa nyeri yang berhubungan neuritis. Efek samping dari obat ini adalah  Pada pemakaian yang teratur dan untuk jangka waktu yang lama, penggunaan obat-obat yang mengandung Metampiron kadang-kadang dapat menimbulkan kasus agranulositosis.Untuk mendeteksi hal tersebut, selama penggunaan obat ini perlu dilakukan uji darah secara teratur.Jika gejala tersebut timbul, penggunaan obat ini harus segera dihentikan.Efek samping lain yang mungkin terjadi adalah methemoglobinemia, erupsi kulit, seperti pada kasus eritematous disekitar mulut, hidung dan alat kelamin.
Analgetika atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Antalgin merupakan derivat sulfonat dari aminofenazon yang larut dalam air. Obat ini dapat secara mendadak dan tak terduga menimbulkan kelainan darah yang adakalanya fatal. Karena bahaya agranulositosis, obat ini sudal lama dilarang peredarannya di banyak negara, antara lain Amerika Serikat, Swedia, Inggris, dan Belanda.
Penetapan metampiron pada percobaan ini dilakukan menggunakan metode iodometri yang merupakan reaksi oksidasi reduksi. Iodometri dilakukan terhadap zat yang potensial reduksinya paling rendah dari sistem larutan iodium. Warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodin dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan warna ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon tetraklorida dan kloroform dan terkadang kondisi ini dipergunakan dalam mendeteksi titik akhir dari titrasi-titrasi. Namun, pada percobaan iodimetri kali ini kita menggunakan larutan kanji sebagai indikator.  Titik akhir dari reaksi ini diindikasikan oleh reaksi dari iodin dengan larutan pati/ kanji yang akan membentuk warna biru gelap. Selama metampiron masih terdapat dalam larutan, tri-iodida secara cepat dikonversi menjadi ion iodida sehingga tidak ada warna biru gelap yang terbentuk dari reaksi antara iodin – pati/ kanji. Namun ketika metampiron telah dioksidasi, maka tri-iodida berlebih dalam kesetimbangan dengan iodin akan membentuk warna biru gelap akibat reaksi dengan pati. Penambahan pati/ kanji berfungsi sebagai indikator, di mana pati/ larutan kanji akan membentuk kompleks berwarna biru dengan I3-. Bila I3- sudah habis bereaksi menjadi I- maka warna biru yang terbentuk akan hilang. Sehingga berdasarkan percobaan yang dilakukan diper oleh kadar metampiron (antalgin) yaitu sebanyak 1,83 % dan larutan yang dihasilkan yaitu berwarna biru tua yang menandakan bahwa di dalam larutan tersebut terkandung metampiron.
Keunggulan pada pemakaian kanji ini yaitu bahwa harganya murah, namun terdapat kelemahan-kelemahan yaitu sebagai berikut : (i) bersifat tidak dapat larut dalam air dingin; (ii) ketidak stabilan suspensinya dalam air; (iii)  dengan iod memberi suatu kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehinggakanji tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi.









G.    Kesimpulan
            Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode idiometri, diperoleh  kadar metampiron sebesar 1,83 %.



















DAFTAR PUSTAKA

Kristian, Mei. 2009. ‘Penetapan Kadar Tablet Antalgin Secara Titrasi Iodimetri di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan’. Skripsi. Fakultas Farmasi Univerisitas Sumatra Utara. Medan.

Nugrahani,I., Ibrahim,S. soewandhi.S,N. Asyarie,S. 2007. Karakteristik Rekristalit Antalgin-Fenilbutason Dengan Pelarut Aseton sebagai suatu Sitem Interaksi Fisika, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, vol. 5 (1).

Sudjadi.2007.KIMIA FARMASI ANALISIS.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Suirta.IW. 2010. Sintesis senyawa orto-Fenilazo-2-Naftol Sebagai Indikator           Dalam Titrasi, Jurnal Kimia, vol. 5 (1).


Soewandhi, Sundani Nurono., Aris Haryana. 2007. Pengaruh Milling terhadap Laju Disolusi Campuran Metampiron-fenilbutason (7:3). Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. 4 (2).






Tidak ada komentar:

Posting Komentar