PENETAPAN
KADAR METAMPIRON
A.
Tujuan
Mampu
menetapkan kadar metampiron (antalgin) secra iodimetri.
B.
Landasan
Teori
Metampiron (C13H16N3NaO4S.H20)
memiliki bobot molekul 351,4. Titik lebur metampiron 1720C. Larut dalam 1,5
bagian air, 30 bagian etanol, praktis tidak larut dalam eter, aseton, benzen
dan kloroform. Metampiron memiliki panjang gelomban serapan maksimum yang
berbeda pada pelarut yang berlainan. Pada pelarut metanol serapan maksimum
metampiron adalah 234 nm, sedangkan dalam HCl 0,1 N 259 nm dan NaOH 0,1 N 257
nm. Metampiron memiliki efek analgetik dan sering digunakan sebagai
Antiinflamatory Drug (NSAID), penekan rasa nyeri serta demam. Pada pemakaian
secara oral, dosis tunggal metampiron antara 500-1000 mg. Efek samping yang
parah adalah agranulositosis alergik. Semakin tinggi dosis dan jangka
pengobatan, semakin besar risikonya. Campuran senyawa yang memiliki kesamaan
struktur molekul atau kisi kristalnya, cenderung bereaksi membentuk interaksi
molecular jika menerima sejumlah energi. Metampiron dan fenilbutason memiliki
kemiripan pada struktur molekulnya dan merupakan kombinasi obat analgetik,
antipiretik yang masih ditemukan dipasaran. Telah diketahui bahwa campuran
metampiron dan fenilbutason, mampu membentuk interaksi molecular berupa senyawa
molekular yang melebur in-kongruen (peritektik) jika diberi perlakuan berupa
energy termik. Titik peritektiknya terletak pada suhu 149,80C
(Soewandhi, 2007).
Pada pembuatan sediaan tablet antalgin–
fenilbutason dijumpai kesulitan saat pencetakan tablet karena massa tablet
melengket dan tablet yang dihasilkan menunjukkan variabilitas yang tinggi
secara farmakoteknik seperti kekerasan, warna, dan homogenitas sediaan tablet
yang dihasilkan. Dalam penelitian sebelumnya telah dilakukan deteksi interaksi
fisika yang terjadi antara antalginfenilbutason menggunakan metode kontak
dingin dengan pelarut aseton. Konfirmasi dengan data DSC dan XRD terhadap
campuran bahan baku membuktikan bahwa antalgin-fenilbutason mengalami interaksi
fisika jenis peritektikum (Nugrahyani, 2007).
Pada
analisis titrimetri atau volumetrik, untuk mengetahui saat reaksi sempurna
dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator umumnya adalah
senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah warnanya dengan adanya
perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya kelebihan titran dengan
adanya perubahan warna. Indikator berubah warna karena system kromofornya
diubah oleh reaksi asam basa (Suwirta, 2009).
Titrasi
yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan 2 cara taitu titrasi langsung
(iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri). Iodium merupakan oksidator
yang relative kuat dengan nilai potensial oksidasi sebesar +0,535V. Pada saat
reaksi oksidasi, iodium akan direduksi menjadi iodide. Larutan baku iodium yang
telah dibakukan dapat digunakan untuk membakukan larutan natrium tiosulfat.
Deteksi titk akhir pada idiometri dilakukan dengan menggunakan indicator amilum
yang akan memberikan warna biru pada saat tekakhirnya titk akhir. Dalam
Farmakope Indonesia titrasi iodimetri digunakan untuk menetapkan kadar asam
askorbat, dan metamorin (Sudjadi, 2007).
Tablet adalah sediaan padat. Di buat
secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umunya bulat,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahna. Analgetik
atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Antalgin merupakan derivate sulfonat dari
aminovenzoazon yang larut dalam air (Mei, 2009).
C.
Alat
dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan
pada percobaan ini, adalah:
·
Buret 50 ml
·
Erlenmeyer
·
Gelas ukur 100 ml
·
Erlemeyer 100 ml
·
Statif dan klem
·
Lumpang dan alu
·
Timbangan
·
Batang pengaduk
·
Corong
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini,
adalah:
·
Larutan iodium 0,1 N
·
Aquadest
·
Larutan kanji 0,5 %
·
Antalgin 500 mg
3.
Uraian
Bahan
·
Aquadest
(FI Edisi III, Hal 996)
Nama
resmi
: Aqua destillata
Nama
lain
: Air suling
BM /
RM
: 18,02 / H2O
Pemerian
: Cairan jrnih tidak berwarna dan tidak berasa
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai pembilas
·
Iodium
(FI Edisi III, Hal 316)
Nama resmi
: Iodum
Nama
lain
: Iodida
BM / RM
: 126,91 / I2
Pemerian
: Keping atau butir, berat mengkilat, seperti lo-
Gam, hitam kelabu, dan bau khas.
Kelarutan
: Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air,
Dalam 13 bagian etanol 95%.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
·
Antalgin (FI Edisi III, Hal 457)
Nama Resmi : METHAMPIRON
Nama Lain : Metampiron, antalgin
RM/BM : C13H16N3O4S.
H2O/ 351,37
Pemerian : Serbuk hablur putih
atau putih kekuningan
Kelarutan : Larut dalam air dan
HCL 0,02 N
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup baik
Khasiat : Analgetikum dan
Antipiretikum
D. Prosedur
Kerja
![]() |
-
Digerus halus
-
Ditimbang sebanyak 0,1 gram
-
Dimasukkan kedalam gelas kimia
-
Dilarutkan menggunakan aquades sebanyak 25 ml
-
Ditambahkan 1 pipet larutan kanji
-
Dititrasi menggunakan larutan I2 0,1 N
Larutan Biru Tua
E. Hasil
Pengamatan
·
Tabel
pengamatan
PERLAKUAN
|
HASIL
|
VOLUME
(ml)
|
Antalgin
+ 25 ml akuades + 1 pipet larutan kanji + 0,1 N larutan I2
|
Larutan
biru Tua
|
1,12
|
·
Perhitungan
VI2 x NI2 x BE

mg sampel
1,1 x 0,1 x 16,67

100
mg
1,83

100
=
1,83 %
F. Pembahasan
Iodimetri merupakan suatu metode titrasi secara langsung
yang mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Sistem redoks
iodin (triiodida)- iodida mempunyai
potensial standar sebesar + 0,54 V. Karena itu iodin adalah sebuah agen
pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium
(IV) dan kalium dikromat. Dalam titrasi iodimetri, iodin dipergunakan sebagai
sebuah agen pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja
substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan
iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit.
Metampiron
adalah suatu derivat Pirazolon yang mempunyai efek analgetika-antipiretika yang
kuat.Dengan penambahan Tiamina mononitrat, efek analgetiknya diperkuat
lagi.Khusus untuk menghilangkan rasa nyeri yang berhubungan neuritis. Efek samping dari obat ini adalah Pada
pemakaian yang teratur dan untuk jangka waktu yang lama, penggunaan obat-obat
yang mengandung Metampiron kadang-kadang dapat menimbulkan kasus
agranulositosis.Untuk mendeteksi hal tersebut, selama penggunaan obat ini perlu
dilakukan uji darah secara teratur.Jika gejala tersebut timbul, penggunaan obat
ini harus segera dihentikan.Efek samping lain yang mungkin terjadi adalah
methemoglobinemia, erupsi kulit, seperti pada kasus eritematous disekitar
mulut, hidung dan alat kelamin.
Analgetika atau obat
penghilang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Antalgin merupakan derivat sulfonat dari aminofenazon
yang larut dalam air. Obat ini dapat secara mendadak dan tak terduga
menimbulkan kelainan darah yang adakalanya fatal. Karena bahaya
agranulositosis, obat ini sudal lama dilarang peredarannya di banyak negara,
antara lain Amerika Serikat, Swedia, Inggris, dan Belanda.
Penetapan metampiron pada percobaan ini dilakukan menggunakan metode iodometri yang
merupakan reaksi oksidasi reduksi. Iodometri dilakukan terhadap zat yang
potensial reduksinya paling rendah dari sistem larutan iodium. Warna dari
sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodin dapat bertindak sebagai
indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan warna ungu atau violet
yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon tetraklorida dan kloroform dan
terkadang kondisi ini dipergunakan dalam mendeteksi titik akhir dari
titrasi-titrasi. Namun, pada percobaan iodimetri kali ini kita menggunakan
larutan kanji sebagai indikator.
Titik akhir dari reaksi ini
diindikasikan oleh reaksi dari iodin dengan larutan pati/ kanji yang akan
membentuk warna biru gelap. Selama metampiron masih terdapat dalam larutan, tri-iodida secara
cepat dikonversi menjadi ion iodida sehingga tidak ada warna biru gelap yang
terbentuk dari reaksi antara iodin – pati/ kanji. Namun ketika metampiron telah
dioksidasi, maka tri-iodida berlebih
dalam kesetimbangan dengan iodin akan membentuk warna biru gelap akibat reaksi
dengan pati. Penambahan pati/
kanji berfungsi sebagai indikator, di mana pati/ larutan kanji akan membentuk kompleks berwarna biru
dengan I3-. Bila I3- sudah habis bereaksi menjadi I- maka
warna biru yang terbentuk akan hilang. Sehingga berdasarkan percobaan yang dilakukan diper oleh
kadar metampiron (antalgin) yaitu sebanyak 1,83 % dan larutan yang dihasilkan
yaitu berwarna biru tua yang menandakan bahwa di dalam larutan tersebut
terkandung metampiron.
Keunggulan pada pemakaian kanji ini yaitu bahwa harganya
murah, namun terdapat kelemahan-kelemahan yaitu sebagai berikut : (i) bersifat
tidak dapat larut dalam air dingin; (ii) ketidak stabilan suspensinya dalam
air; (iii) dengan iod memberi suatu
kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehinggakanji tidak boleh ditambahkan
terlalu dini dalam titrasi.
G. Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan
dengan menggunakan metode idiometri, diperoleh kadar metampiron sebesar 1,83 %.
DAFTAR PUSTAKA
Kristian, Mei. 2009. ‘Penetapan Kadar Tablet Antalgin
Secara Titrasi Iodimetri di PT. Kimia
Farma (Persero) Tbk. Plant Medan’. Skripsi. Fakultas Farmasi Univerisitas Sumatra Utara. Medan.
Nugrahani,I.,
Ibrahim,S. soewandhi.S,N. Asyarie,S. 2007. Karakteristik Rekristalit
Antalgin-Fenilbutason Dengan Pelarut Aseton sebagai suatu Sitem Interaksi
Fisika, Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia, vol. 5 (1).
Sudjadi.2007.KIMIA
FARMASI ANALISIS.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Suirta.IW. 2010. Sintesis senyawa orto-Fenilazo-2-Naftol Sebagai Indikator Dalam
Titrasi, Jurnal Kimia, vol. 5 (1).
Soewandhi,
Sundani Nurono., Aris Haryana. 2007. Pengaruh Milling terhadap Laju Disolusi
Campuran Metampiron-fenilbutason (7:3). Majalah
Ilmu Kefarmasian. Vol. 4 (2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar