REAKSI-REAKSI KHUSUS
SENYAWA YANG MENGANDUNG C, H, O, N
A.
TUJUAN
Tujuan
dalam praktikum ini yaitu mahasiswa mampu mereaksikan senyawa yang mengandung
C, H, O, N.
B. LANDASAN
TEORI
Analisis suatu bahan dalam ilmu kimia melibatkan 2
macam analisis, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel.
Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui
ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Analisis
kualitatif bersifat khas unutk zat yang mengalami reaksi oksidasi-reduksi pada
mikro-elektroda. Sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis yang selain
mengidentifikasi unsur juga mengidentifikasi kadar absolut atau relatif dari
suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel (Gandjar, 2012).
Parasetamol
merupakan obat yang banyak digunakan oleh masyarakat secara bebas dan tidak
terkendali. Menurut hasil statistik mortalitas di Inggris tahun 1992,
parasetamol menduduki urutan ketiga dan salisilat urutan ketujuh terbesar
penyebab kematian akibat kelebihan dosis. Parasetamol
merupakan obat analgesik yang banyak dikonsumsi saat ini, penggunaan
parasetamol yang berlebihan dapat mengakibatkan kerugian bagi pemakainya karena
parasetamol dimungkinkan dapat membentuk kompleks dengan ion-ion logam transisi
misalnya Cu (Lusiana, 2002). Selain itu parasetamol juga
diketahui dapat menyebabkan kerusakan sel hati yang ditandai dengan meningkatnya
kadar SGOT Parasetamol mempunyai berat molekul 151,16 gr/mol dan
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung
terhadap zat anhidrat (Edijanti, 2010).
Salisilamida merupakan turunan salisilat sebagai
obat analgetik dan antipiretik golongan salisilat yang efeknya lebih lemah dari
salisilat itu sendiri. Pada pemberian oral salisilamida cepat diabsorpsi dan segera
didistribusikan. Selanjutnya salisilamida mengalami proses eliminasi lintas pertama
di gastro intestinal dan dihepar sebesar 80% akibatnya obat yang tersedia
didalam darah menjadi sangat kecil lebih lanjut akan mengurangi efek farmakologinya
(Endang, 2003).
Salisilat merupakan inhibitor ireversibel siklooksige-nase dengan
mekanisme kerja melalui asetilasi residu asam amino pada enzim. Di samping
sebagai obat antiradang, salisilat memiliki peranan lain dalam terapi obat yang
tidak kalah pentingnya, yaitu sebagai zat penghambat agregasi trombosit
(Rahmana, 2002).
C.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu :
-
Hot plate
-
Lumpang dan Alu
-
Pipet tetes
-
Gelas kimia
-
Tabung reaksi
-
Spatula
-
Batang pengaduk
2. Bahan
-
Neozep forte
-
Parasetamol
-
Aquades
-
FeCl3
-
Potasium Bikromat
-
HCl
3. Uraian
Bahan
-
Paracetamol (Dirjen POM, 1979 : 37 )
Nama resmi : ACETAMINOPHENUM
Nama lain :
Paracetamol, PCT
Rumus molekul
: C8H9NO2

Pemerian :
Hablur, serbuk putih tidak berbau rasa
padat.
Kelarutan :
Larut dalam 70 bagian air dalam 7 bagian
etanol dalam
40 bagian etanol 95 % dalam 13 bagian aseton, propilenglikol, larut dalam
alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
-
Air suling (Dirjen POM, 1979 : 96)
Nama resmi : Aqua
Destilata
Nama latin : Aquades /
air suling
RM/BM : H2O
/ 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
-
Besi (III) klorida (Dirjen POM, 1979
: 659)
Nama lain : Besi (III) klorida
Rumus
molekul : FeCI3
Pemerian : Hablur atau serbuk
hablur, hitam kehijauan, bebas warna jingga dari gram hidrat yang telah
terpengaruh oleh kelembaban.
Kelarutan :
Larut dalam air, larutan beropalesensi warna jingga.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
-
Asam Klorida (Dirjen POM, 1979 : 53)
Nama
Resmi :
ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam klorida
RM : HCl
BM : 36,46
Pemerian : Cairan jernih, tidak
berwarna, bau merangsang, jika diencerkan
dengan 2 bagian air, berasap dan bau hilang.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat
K/P :
Zat tambahan
D.
PROSEDUR KERJA
NEOZEP
FORTE
|

- Digerus
hingga halus
-
Ditimbang sebanyak 0,1
gram
-
Dilarutkan dengan 10 ml
aquades
-
Dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
-
Ditambahkan FeCl3
sebanyak 3 tetes
Ungu gelap
![]() |
- Digerus
hingga halus
- Ditimbang
sebanyak 0,01 gram
- Dilarutkan
dengan 10 ml aquades
- Dimasukkan
ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan
FeCl3 sebanyak 3 tetes
Abu-abu Gelap
![]() |
- Digerus
hingga halus
- Ditimbang
sebanyak 0,1 gram
- Ditambahkan
HCl 0,1 N 1 ml
- Dipanaskan
- Ditambahkan
aquades 10 ml
- Ditambahkan
Potasium bikromat
Kuning
E. HASIL
PENGAMATAN
Tabel
Pengamatan
NO.
|
Turunan
|
Reaksi
|
1.
|
Turunan
Salisilat
|
Ungu
gelap
|
Salisilamida
- 0,01
gram sampel (Neozep forte + aquades 10 ml + FeCl3
3 tetes.
|
||
2.
|
Turunan
Anilin
|
Abu-abu
gelap
|
Parasetamol
- 0,01
gram sampel (parasetamol + aquades 10 ml + FeCl3
3 tetes.
|
||
- 0,1
gram sampel parasetamol + dipanaskan + aquades 10 ml + potasium bikromat 3
tetes.
|
Kuning
|
F.
PEMBAHASAN
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang
populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal,
sakit ringan, dan demam. Digunakan
dalam sebagian besar resep obat analgesik. Kata
asetaminofen dan parasetamol berasal dari singkatan nama kimia bahan tersebut,
yakni pada versi Amerika N-asetil-para-aminofenol asetominofen dan pada versi
Inggris para-asetil-amino-fenol parasetamol. Rumus kimia parasetamol adalah C8H9NO2.
Parasetamol cocok digunakan dalam percobaan dimana percobaan ini untuk
mengamati reaksi senyawa yang mengandung unsur C, H, O, dan N.
. Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi
keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisis
kualitatif ini tidak menggunakan perhitungan rumus atau aturan absolut untuk
menghitung atau menganalisis suatu zat.
Pada percobaan ini, untuk melakukan pengidentifikasian
unsur C, H, O, N dalam suatu obat dengan melihat hasil reaksi kimia yang
dihasilkannya, seperti yang telah kita ketahui bahwa unsur C, H, O, N ini merupakan unsur penyusun
senyawa organik. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif,
yaitu melakukan pengidentifikasian penyusun yang terdapat pada sampel. Sampel
obat yang akan diidentifikasi pada percobaan ini yaitu Neozep Forte turunan
salisilat dan paracetamol yang merupakan turunan anilin.
Obat yang pertama akan diidentifikasi yaitu Neozep
Forte, setelah ditimbang dan dilarutkan menggunakan aquades kemudian
ditambahkan dengan FeCl3 mengalami perubahan warna menjadi
ungu gelap. Hal ini membuat hasil reaksi perubahan warna ungu ini menandakan
unsur C, H, O, N yang terdapat di dalam Neuzep Forte sesuai dengan standar.
Percobaan kedua digunakan parasetamol sebagai sampel, setelah proses
pelarutan serta penambahan FeCl3 reaksi
perubahan warna yang terjadi yaitu warna abu-abu gelap. Masih dengan sampel
yang sama, parasetamol serbuk dilarutkan dengan HCl 0,1 N, kemudian dipanaskan.
Penambahan HCl bertujuan untuk
mempercepat reaksi dan untuk meregangkan ikatan-ikatan pada sampel parasetamol.
Setelah dipanaskan, larutan ditambahkan aquades dan potasium bikromat, dan hasil
reaksi yang terjadi yaitu perubahan warna menjadi kuning. Jika suatu reaksi
menghasilkan perubahan warna, berarti terjadi pembentukan senyawa kompleks pada
reaksi tersebut. Tetapi jika perubahan warna tidak sesuai dengan yang tertera
pada literatur, dimana seharusnya warna hasil reaksi adalah violet, hal
tersebut dikarenakan larutan HCl yang digunakan adalah HCl encer bukan HCl
pekat sehingga terjadi perbedaan hasil dengan literatur.
Pengidentifikasian unsur C, H, O, N dalam ilmu farmasi
berperan penting untuk mengidentifikasi unsur penyusun obat sehingga para
parmasist akan lebih mengetahui kegunaan atau indikasi obat pada tubuh manusia.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, dapat ditarik
kesimpulan bahwa untuk mengetahui reaksi-reaksi senyawa yang mengandung C, H,
O, N dapat dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif dengan menambahkan
suatu reagen. Dan Neozep Forte dan Parasetamol yang digunakan sebagai sampel
mengandung unsur C, H, O, N.
.
DAFTAR
PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. FI. Edisi III. Depkes.
RI. Jakarta.
Gandjar,
Ibnu Gholib, dkk., 2012. Kimia Farmasi
Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Darmawan,
Endang. 2003. Pengaruh Pemberian Merica
Putih (Piperis album, L)
dan
Piperin terhadap Ketersediaan Hayati Salisilamida pada Tikus. LOGIKA. Vol. 9 (10). Hal. 40-41.
Darsono,
Lusiana. 2002. Diagnosis dan Terapi Intoksikasi Salisilat dan Parasetamol.
JKM. Vol. 2 (1). Hal.
30.
Goenarwo, Edijanti., Chodidjah., Rosy Kusumah.
2010. Perbedaan Kadar SGOT antara Pemberian Air Rebusan
Daun Sendok (Plantago major) dan Daun Sambiloto (Andrographis paniculata
Ness) Studi Eksperimen pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Diinduksi
Parasetamol. Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA). Vol. 2 (1). Hal. 41.
Kartasasmita,
Rahmana Emran. 2002. Perkembangan Obat Antiradang Bukan Steroid. Ilmu
Kimia Medisinal/Farmasi Analisis, Departemen Farmasi, FMIPA ITB.
Vol. XXVII (4). Hal. 75-76.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar