Rabu, 04 November 2015

PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER DENGAN VISKOMETER OSTWALD



PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER DENGAN VISKOMETER OSTWALD

A.    TUJUAN
Tujuan dalam percobaan ini adalah untuk menentukan berat molekul primer dengan menggunakan viskometer ostwald.
B.     LANDASAN TEORI
Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan dalam suatu fluida. Viskositas terdapat pada zat cair maupun gas, dan intinya pada gerakan merupakan gaya gesekan-gesekan antara lapisan yang bersisisan pada fluida amtara lapisn- lapisan tersebut bergerak saat melewati yang lainnya. Pada viskositas gas, viskosistas muncul dari tumbukan antar molekul. Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul. Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang berbeda, dan zat cair umumnya lebih kental dari gas. Sifat yang disebut viskositas fluida merupakan ukuran sebuah ketahanan fluida terhadap deformasi atau perubahan bentuk fluida. Viskositas suatu gas bertambah dengan naiknya  temperatur, karena makin besarnya suatu molekuler ketika temperatur meningkat. Sedangkan pada zat cair, jarak antar molekul lebih kecil dibanding pada gas, sehingga kohesi molekuler kuat sekali. Peningkatan temperatur meningkatkan kohesi molekuler dan diwujudkan dengan berkurangnya viskositas fluida. Viskometer merupakan alat untuk mengukur suatu fluida. Model viskometer yang digunakan biasanya berupa viskometer bola jatuh, viskometer rotasi silinder bersumbuh (Maulida, 2010).
Intersept dari garis lurus tersebut dinamakan dengan viskositas intrinsik. Sedangkan untuk memperoleh nilai berat molekul dapat dicari dengan menggunakan persamaan Mark-Kuhn-Houwink. Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa viskositas intrinsik berbanding lurus dengan berat molekul. Berat molekul selulosa sangat bervariasi tergantung pada asal sampelnya dan pada viskositas dari larutannya (Habibah, 2013) .
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan. Viskositas dihitung sesuai persamaan Poiseuille berikut   dengan t ialah waktu yang diperlukan cairan bervolume V, yang mengalir melalui pipa kapiler dengan panjang l dan jari-jari r. Tekanan P merupakan perbedaan tekanan aliran kedua ujung pipa viskosimeter dan besarnya diasumsikan sebanding dengan berat cairan. Hal ini disebabkan harga r dan l sukar ditentukan secara tepat. Kesalahan pengukuran terutama r, sangat besar pengaruhnya karena harga ini dipangkatkan empat. Untuk menghindari kesalahan tersebut dalam prakteknya digunakan suatu cairan pembanding. Cairan yang paling sering digunakan adalah air  Jadi, cairan pembanding diketahui, maka dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalir kedua cairan melalui alat yang sama dapat ditentukan cairan yang sudah diketahui rapatannya (Firdausi, 2008).
Viskositas adalah suatu pernyataan “tahanan untuk mengalir” dari suatu system yang mendapatkan suatu tekanan. Semakin kental suatu cairan, maka semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Apabila viskositas gas meningkat jika temperatur dinaikan , maka sebaliknya viskositas cairan akan menurun jika temperatur dinaikan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kebalikan dari viskositas akan meningkat dengan makin tinggi temperatur (Martin, 1993).
Cara menentukan viskositas suatu zat digunakan alat yang disebut viskometer, yang terdiri atas: Viskometer kapiler / Ostwald. Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalirkarena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji, dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yangviskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut. Viskometer Hoppler. Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Viskometer Cup dan Bob, Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengahzat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat. Viskometer Cone dan Plate. Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan olehmotor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990).
Untuk fluida yang mengencer akibat geseran viskositasnya berkurang dengan meningkatnya laju geseran maka semakin kuat fluida yang mengalami geseran dan fluida akan semakin encer (viskositasnya berkurang). Untuk fluida yang mengental akibat geseran viskositasnya meningkat dengan peningkatan laju geseran maka semakin kuat fluida yang mengalami geseran dan fluida akan semkin kental. Viskositas biasanya hanya tergantung pada tekanan dan biasanya pengaruh tekanan diabaikan (Munson, 2001).
Kitosan adalah kitin yang telah dihilangkan gugus asetilnya menyisakan gugus amina bebas yang menjadikannya bersifat polikationik. Dengan sifat polikationiknya maka kitosan dapat berfungsi sebagai agen penggumpal dalam penanganan limbah terutama limbah berprotein dan lebih mudah diolah menjadi bentuk lain.  Kitosan banyak terdapat dalam kulit luar hewan golongan Crustasea seperti udang dan kepiting.  Biopolimer kitosan  dapat digunakan  pada salah satu upaya untuk  menurunkan  kadar kolesterol dalam lemak. Senyawa ini akan  membawa muatan listrik positif, dapat menyatu dengan zat asam empedu yang bermuatan negatif sehingga menghambat penyerapan kolesterol, karena zat lemak yang masuk  bersama  makanan harus  dicerna dan diserap dengan bantuan zat asam empedu yang disekresi liver (Hargono, 2008).














C.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu:
·       Viskometer Ostwald
·       Labu ukur
·       Gelas kimia
·       Tabung sentrifugase
·       Stopwatch
·       Filer
·       Statif dan klem
·       Pipet tetes
2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu:
·         Kitosan 0,02 g/100ml, 0,04 g/100ml, 0,06 g/100ml, 0,08 g/100ml
·         Asam asetat 2%
·         Akuades







D. PROSEDUR KERJA
Asam Asetat 2%
 
-   Dipipet sebanyak 50 ml
-  
Kitosan 0,06 gr
Kitosan 0,04 gr
Kitosan 0,08 gr
Kitosan 0,02 gr
Dimasukkan kedalam tabung sentrifugasi

 

-   Dikocok hingga larut
-   Ditambahkan asam asetat 50 ml kocok lagi hingga larut
-   Dipipet sebanyak 15 ml
-   Dihisap sampai garis m ( garis atas )
-   Dibiarkan mengalir sampai garis n
( garis bawah )
-   Dicatat waktu alirnya
-   Dilakukan triplo
-   Dihitung viskositas relatif, viskositas spesifik, dan viskositas reduksinya
                                              Hasil Pengamatan ???







E.  HASIL PENGAMATAN
1.      Tabel hasil pengamatan
Larutan
Konsentrasi
(g/ml)
Waktu
t rata-rata
ηrel
ηsps
ηred
I
II
III
Asam asetat 1 %
0,01
3.05
3.05
3.05
3.05
-
-
-
Kitosan 2%
0,02
4.33
3.92
3.79
4.01
1,31
0,31
15,5
Kitosan 4%
0,04
6.88
6.60
6.47
6.65
2,18
1,18
29,5
Kitosan 6%
0,06
9.31
9.67
9.73
9.57
3,14
2,14
35,67
Kitosan 8%
0,08
5.11
4.91
5.59
5.20
1,70
0,7
8,75

2.      Perhitungan
a.       ηrel  tiap bahan
Kitosan 2% =  =  = 1,31
Kitosan 4% =  =  = 2,81
Kitosan 6% =  =  = 3,14
Kitosan 8% =  =  = 1,70
b.      ηsps tiap bahan
Kitosan 2% = ηrel -1 = 1,31 – 1 = 0,31
Kitosan 4% = ηrel -1 = 2,18 – 1 = 1,18
Kitosan 6% = ηrel -1 = 3,14 – 1 = 2,14
Kitosan 8% = ηrel -1 = 1,70 – 1 = 0,70

c.       ηred tiap bahan
Kitosan 0,02% =  =  = 15,5
Kitosan 0,04% =  =  = 29,5
Kitosan 0,06% =  =  = 35,67
Kitosan 0,02% =  =  = 8,75
3.      Grafik Hubungan Antara Konsentrasi Kitosan Dengan Nilai ηred








F.     PEMBAHASAN
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Fluida ideal tidak mempunyai koefisien viskositas. Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefisien viskositasnya, maka benda tersebut akan mengalami gaya gesekan fluida , dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda.
Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tekanan temeperatur, ukuran dan berat molekul, serta kehadiran zat lain. Viskosita scairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Perbandingan antara viskositas larutan polimer terhadap viskositas pelarut murni dapat dipakai untuk menentukan massa molekul nisbi polimer. Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya lebih sederhana. Alat yang digunakan adalah Viskometer Ostwald. Yang diukur adalah waktu yang diperlukan pelarut atau larutan polimer untuk mengalir diantara 2 tanda x dan y. Volume cair harus tetap karena ketika cairan mengalir kebawah melalui pipa kapiler A, cairan harus mendorong cairan naik ke B. Akibatnya volume cairan berbeda masuk percobaan, maka cairan yang didorong menaiki tabung B akan berubah pula.
Sifat-sifat polimer seperti kekuatan dan viskositas lebih tergantung pada molekul yang berukuran lebih besar dibanding ukuran molekul yang lebih kecil. Makin bertambahnya panjang rantai, maka jumlah tempat (sites) yang berinteraksi di anatara berbagai rantai tersebut juga akan bertambah. Hal ini menyebabkan sifat kimia, fisika, dan mekanik dari suatu polimer akan bervariasi.
Percobaan kali ini sampel diukur viskositasnya menggunakan viskometer ostwald. Pada viskometer oswaltd yang diukur adalah waktu yang  diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Cairan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kitosan yang masing-masing berkonsentrasi 0,02 g/100ml, 0,04 g/100ml, 0,06 g/100ml, dan 0,08 g/100ml. Dan sebagai pelarutnya digunakan larutan asam asetat. Pada percobaan ini  masing-masing larutan kitosan dipipet dan dimasukkan ke dalam viskometer. Cairan kemudian dihisap menggunakan filler sampai permukaan cairan lebih tinggi dari batas “m” atau garis atas. Cairan dibiarkan turun karena pengaruh gaya gravitasi hingga permukaan cairan turun melewati batas “n” atau garis bawah. Waktu yang dibutuhkan cairan untuk melewati jarak dari m ke n inilah yang digunakan untuk menentukan viskositas larutan tersebut. Perlakuan ini dilakukan sebanyak tiga kali (triplo) yang bertujuan untuk mendapatkan keakuratan data jika dibandingkan dengan perlakuan hanya satu kali. Pertama-tama yang akan diukur waktu alirnya adalah asam asetat dan diperoleh waktu yang pertama 05.72 menit, kedua 14,72 menit dan ketiga 09,39 menit. Kemudian dilanjutkan dengan larutan kitosan dengan berbagai konsentrasi. Diperoleh waktu rata-rata yaitu kitosan 0,02 g/100ml yang pertama yaitu 07,73 menit, kedua 11,52 menit, ketiga 07,66 menit, kitosan 0,04 g/100ml pertama yaitu 09,65 menit, kedua 13,80 menit, ketiga 09,12 menit, kitosan 0,06 g/100ml yang pertama 07,97 menit, kedua 11,12 menit, ketiga 07,76 menit, dan kitosan 0,08 g/100ml yaitu yang pertama 11,82 menit, kedua 17, 15 menit, ketiga 12,01 menit.
Dari hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa konsentrasi berbanding lurus dengan waktu yang dibutuhkan larutan untuk mengalir. Artinya semakin tinggi konsentrasi dari larutan kitosan maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan larutan untuk mengalir. Hal ini disebabkan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
Kitosan dan turunannya telah banyak dimanfaatkan secara komersial dalam industri pangan, kosmetik, pertanian, farmasi pengolahan limbah dan penjernihan air. Dalam bidang pangan, kitosan dapat dimanfaatkan dalam pengawetan pangan, bahan pengemas, penstabil dan pengental, antioksidan serta penjernih pada produk minuman. Selain itu, kitosan banyak diaplikasikan sebagai pangan fungsional karena dapat berfungsi sebagai serat makanan, penurun kadar kolesterol, antitumor serta prebiotik.















G.    KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dalam pecobaan ini adalah untuk menentukan berat molekul primer dengan menggunakan viskosimeter Ostwald dan menggunakan persamaan Mark-Houwink.



















DAFTAR PUSTAKA

Habibah, rudrinin. 2013. Penentuan Berat Molekul Dan Derajat Polimerisasi Α – Selulosa Yang Berasal Dari Alang-Alang (Imperata Cylindrica) Dengan Metode Viskositas.  Jurnal saintia kimia . Vol. 1. No 2.

Hargono, 2008. Pembuatan Kitosan Dari Limbah Cangkang Udang Serta Aplikasinya Dalam Mereduksi Kolesterol Lemak Kambing. Reaktor. Vol. 12 No.  1.
Martin , A., 1993, Farmasi Fisik , Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Maulida, HR, dkk. Analisis Karakteristik Pengaruh Suhu Dan Kontaminan Terhadap Viskositas Oli Yang Menggunakan Rotarati Viscometer. Jurnal neutrino. Vol 3. No 1.

Moechtar, 1990, Farmasi Fisik, UGM-press: Yogyakarta.

Sutiah, dkk. 2008. Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter Viskositas Dan Indeks Bias. Berkala Fisika. Vol 11. No 2. ISSN : 1410 – 9662.













LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIK II
PERCOBAAN IV
PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER DENGAN VISKOMETER OSTWALD


OLEH
NAMA                       : KARMILA WATI
N I M                          : F1F1 12 105
KELOMPOK            : IV (EMPAT)
ASISTEN                   : NUR SALIMAH TAANO

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013













Tidak ada komentar:

Posting Komentar