Senin, 09 November 2015

LAPORAN ARGENTOMETRI



ARGENTOMETRI
A.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui cara menganalisis kimia dengan metode argentometri.
2.      Untuk mengetahui konsentrasi suatu spesies kimia dalam sampel dengan metode argentometri.
B.     Landasan Teori
Titrasi argentometri merupakan titrasi dengan menggunakan larutan perak nitrat untuk menentukan kadar halogen.
NaX(aq) + AgNO3(aq) AgX(aq) + NaNO3(aq)
Penelitian ini menggunakan titrasi argentometri dengan metode Mohr yakni mulamula Ag+ yang ditambahkan bereaksi membentuk endapan AgCl berwarna putih. Apabila Cl- sudah habis bereaksi maka kelebihan Ag+ selanjutnya bereaksi dengan CrO42- yang berasal dari indikator K2CrO4 yang ditambahkan dan membentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah bata, berarti titik akhir titrasi sudah tercapai (Antara, 2008).
Penentuan suatu zat umumnya ada menggunakan metode potensiometri maupun metode konvensional yaitu metode argentometri (metode Volhard). Metode potensiometri dilakukan dengan melapiskan membran pada elektroda sehingga beda potensial dapat terukur. Sedangkan metode argentometri dilakukan berdasarkan reaksi pengendapan. Sampel diendapkan dengan ion perak, metode ini menggunakan ion Fe3+ sebagai indikator. Namun metode tersebut bersifat rumit sehingga tidak semua orang dapat melakukan metode tersebut (Dini, 2013).
Metode volumetric (argentometri ) untuk mengetahui kadar klorida dan organoleptik. Volumetri adalah suatu analisa kuantitatif yaitu jumlah suatu zat dicari dengan mereaksikan suatu volume larutan zat itu dengan larutan suatu zat standar yang telah diketahui konsentrasinya. Kunci keberhasilan suatu titrasi adalah mendapatkan secara tepat volume zat mentitrasi yang dapat bereaksi dengan suatu volume zat dititrasi hingga dari perbandingan volume itu dapat dihitung konsentrasi zat yang diketahui. Pada penelitian ini digunakan titrasi pengendapan, yaitu suatu titrasi antara dua zat yang menghasilkan endapan, dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
A+ + B-            AB
Pada tercapainya titik akhir titrasi, ion mentitrasi akan berlebihan dan dapat dinyatakan dengan indikator yang sesuai. Reaksi pada cara titrasi ini hampir selalu antara Ag+ dengan ion halida dan tiosianat, dan sering disebut argentometri (Sunarto, 2010).
Titrasi argentometri biasa juga di sebut dengan titrasi pengendapan yang merupakan titrasi yang memperlihatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak  mudah larut antara titran.Jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran di tambahkan analit,tidak adanya interpensi yang mengganggu titrasi dan titik akhir titrasi mudah diamati. Metode argentometri yang lebih luas lagi digunakan adalah metode titrasi kembali. Perak nitrat berlebihan ditambahkan ke sampel yang mengandung ion klorida atau bromide. Sisa AgNO3 selanjutnya dititradi kembali dengan ammonium tiosianidat menggunakan indicator besi (III) ammonium sulfat. (Gandjar, 2009)
Argentometri adalah titrasi dengan menggunakan larutan AgNO3. Argentometri dibedakan menjadi dua golongan, yaitu argentometri pemebentukan endapan dan Argentometri pembentukan kompleks. Analisis percobaan ini dipakai teknik titrasi potensiometrik, yaitu titrasi menggunakan alat potensiometer. Bedanya dengan metoda argentometri, pada teknik ini tidak digunakan indikator untuk mendeteksi titik akhirnya tetapi digunakan elektrode Ag untuk mendeteksi potensial larutan pada titik akhir. Yaitu dengan cara pengesetan potensial larutan pada saat terjadi pengendapan maksimum (Yudhi, 2001).







C.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
·         Erlemeyer 100 ml
·         Gelas Kimia 500 ml
·         Buret 50 ml
·         Statif dan Klem
·         Gelas ukur 100 ml
·         Corong
·         Pipet tetes
·         Pipet volume

2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
·         Air hujan
·         Ades
·         Air keran
·         Air destilasi
·         Air garam


D.    Prosedur Kerja


 


-          Dimasukan dalam erlemeyer sebanyak 10 ml
-          Ditambahkan K2Cr2O7 sebanyak 3 tetes
-          Dititrasi dengan larutan AgNO3  
-          Diulangi perlakuan di atas untuk air destilasi, air garam, air keran dan ades


Hasil Pengamatan….?












E.     Hasil Pengamatan
1.      Table Pengamatan
NO
PERLAKUAN
HASIL
1.
Ades sebanyak 10 ml + K2Cr2O7 sebanyak 3 tetes
Dititasi dengan larutan AgNO3
Warna kuning, berubah menjadi merah
V= 0,5 ml
2
Air hujan sebanyak 10 ml + K2Cr2O7 sebanyak 3 tetes
Dititasi dengan larutan AgNO3
Warna kuning, berubah menjadi kuning kecoklatan
V= 1,5 ml
3
Air kran sebanyak 10 ml + K2Cr2O7 sebanyak 3 tetes
Dititasi dengan larutan AgNO3
Warna kuning, berubah menjadi merah kecoklatan
V= 1,2 ml
4
Air destilasi sebanyak 10 ml + K2Cr2O7 sebanyak 3 tetes
Dititasi dengan larutan AgNO3
Warna kuning, berubah menjadi merah bata
V= 0,5 ml
5
Ades garam 10 ml + K2Cr2O7 sebanyak 3 tetes
Dititasi dengan larutan AgNO3
Warna kuning, berubah menjadi merah orange
V= 57 ml



2.      Perhitungan
·         Ades
M1. V1         =          M2.V2
0,01 . 0,5   =          x . 10
0,01 . 0,5   =          10x
   0,005      =          10x
            x    =          0,005
                                 10
                  =          0,0005 M
·         Air hujan
M1. V1         =          M2.V2
0,01 . 1,5   =          x . 10
0,01 . 0,5   =          10x
   0,015      =          10x
            x    =          0,015
                                 10
                  =          0,0015 M
·         Air keran
M1. V1         =          M2.V2
0,01 . 1,2   =          x . 10
0,01 . 0,12 =          10x
  0,012       =          10x
            x    =          0,012
                                 10
                  =          0,0012 M

·         Air Destilasi
M1. V1         =          M2.V2
0,01 . 0,5   =          x . 10
0,01 . 0,5   =          10x
   0,005      =          10x
            x    =          0,005
                                 10
                  =          0,0005 M
·         Air Garam
 M1. V1        =          M2.V2
0,01 . 57    =          x . 10
0,01 . 57    =          10x
   0,057      =          10x
            x    =          0,057
                                 10
                  =          0,057 M










F.      Pembahasan
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal dasar yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang menggangu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati. Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat AgNO3. Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halide akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43- dan ion arsenat AsO43-. Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Ag(NO3)(aq)  +  NaCl(aq) -> AgCl(s)  + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42- dimana dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati.
Praktikum kali ini menggunakan metode morh, metode ini digunakan untuk menentukan kandungan klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Mula-mula titrasi berlangsung dengan pembentukan endapan perak klorida. Jika titik ekuivalen telah tercapai, maka perak nitrat akan bereaksi dengan kromat menghasilkan endapan perak kromat yang berwarna merah.
Percobaan ini digunakan 5 sampel yang berbeda pada titrasi argentometri ini yaitu air mineral (ades), air garam, air hujan, air keran, dan air destilasi. Sampel pertama dimasukkan 10 ml air ades ke dalam Erlenmeyer, di tambahkan larutan indicator K2Cr2O4 kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 berubah warna menjadi larutan merah bata. Dilakukan perlakuan yang sama pada kelima sampel yang lain. Air garam menghasilkan warna orange  setelah dititrasi dengan AgNO3, air destilasi berubah warna ketika di tambahkan indicator K2Cr2O4 berubah warna menjadi merah bata saat dititrasi dengan AgNO3, air keran berubah warna menjadi merah kecoklatan, dan air keran berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Perubahan warna  ini mungkin disebabkan karena pada analisis titrimetri atau volumetrik, untuk mengetahui saat reaksi sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya kelebihan titran dengan adanya perubahan warna. Indikator berubah warna karena system kromofornya diubah oleh reaksi asam basa.

















DAFTAR PUSTAKA
Antara., I. K. G. 2008. Kajian Kapasitas dan Evektifitas Resin Penukar Anion Untuk Mengikat Kalor dan Aplikasinya pada Air. Jurnal Kimia. Vol.2. No.2.

Dini., P. A. 2013. Pembuatan Tes kit thiosianat Berdasarkan Pembantukan Kompleks Merah Besi (III) Thiosianat. Vol 1. No 2.

Gandjar,G,I. Rohman,A. 2007. Farmasi Analisis. Pustaka pelajar. Yogyakarta.

Sunartao., S. 2010. Analisa Kadar Klorida pada Kantong The Celup serta Pengaruhnya terhadap Mutu Teh.  Jurnal Penelitian kesehatan Suara Vorikes. Viol 1. No 2.

Yudhi., N. 2001. Analisa Klorida Di Dalam Serbuk UO2 dengan Teknik Titrasi Potensiometri. Prosiding Presentasi Ilmiah Daur  Bahan Bakar Nuklir. ISSN 1410-1998.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar