BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Satu dari jenis-jenis reaksi kimia yang dapat digunakan sebagai dasar
penentuan titrimetrik melibatkan pembentukan suatu kompleks atau ion kompleks
yang dapat larut tetapi sedikit terdisosiasi. Suatu contoh adalah dari ion perak dengan ion sianida untuk membentuk ion
kompleks Ag(CN)2 yang sangat
stabil :
Ag + + 2 CN-
Ag(CN)2-
Kompleks yang terbentuk dari suatu reaksi ion logam, yaitu kation dengan
suatu anion atau molekul netral. Ion logam didalam kompleks disebut atom pusat
dan kelompok yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Jumlah ikatan terbentuk oleh atom logam pusat disebut bilangan
koordinasi dari logam. Dari komlpeks
diatas perak merupakan atom logam dengan hilangan koordinasi dua, dan
sianidanya merupakan ligannya.
Reaksi membentuk kompleks dapat dianggap sebagai asam-basa lewis dengan ligan bekerja sebagai basa dengan memberikan
sepasang electron. Kepada kation yang
merupakan suatu asam. Ikatan yang terbentuk antara atom logam pusat dan ligan
sering kovalen, tetapi dalam bebeapa keadaan interaksi dapat merupakan gaya
penarik coulomb.
1.2. Tujuan
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar kalsium secara kompleksometri
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Pengertian Kompleksometri
Kompleksometri
atau pengelatan merupakan proses pengikatan logam dalam suatu cairan oleh suatu
senyawa yang memiliki lebih dari satu pasang elektron bebas. Pengikatan ion
logam tersebut menyerupai penjepitan (pengkelatan). Senyawa yang menjepit
disebut senyawa pengelat (chelating agent) dan ion logam dinamakan ion pusat,
karena berada dititik pusat. Mekanisme pengelatan ini terjadi karena adanya
penggunaan electron bersama (sharing electron) antara ion logam dan ion bahan
pengkelat, metode tersebut dinamakan metode
kompleksometri, karena terbentuknya senyawa komplek antara logam dengan bahan
pengelat (Septiana dkk, 2012).
Titrasi
kompleksometri digunakan untuk menentukan kandungan garam-garam logam. Etilen
diamin tetra asetat (EDTA) merupakan titran yang sering digunakan. EDTA akan
membentuk kompleks 1:1 yang stabil dengan semua logam kecuali logam alkali
seperti natrium dan kalium (Gandjar, 2007).
Titrasi
kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan
molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan yang biasanya menggunakan EDTA
(Etilen Diamin Tetra Asetat) sebagai pentiter. EDTA dapat bereaksi dengan ion
logam seperti ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang terkandung dalam air sadah membentuk
senyawa kompleks ( Setyaningtyas, 2008).
BAB IV
PEMBAHASAN
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi
berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang
sukar mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat
saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan
kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup
luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada
titrasi. Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi
reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian
adalah tingkat kelarutan tinggi. Kompleksometri termasuk salah satu analisis kimia kuantitatif, yang
tujuannya untuk menentukan kadar ataupun konsentrasi dalam suatu sampel. Adapun
prinsip kerjanya yaitu berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks dengan
EDTA, sebagai larutan standar dengan bantuan indikator tertentu. Titik akhir
titrasi ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna larutan, yaitu dari merah
anggur menjadi biru.
Titrasi dapat
ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai tanda
tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat
digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu reaksi warna
harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam
telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat. Kedua, reaksi warna
itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif. Ketiga,
kompleks-indikator logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak,
karena disosiasi, tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun,
kompleks-indikator logam itu harus kurang stabil dibanding kompleks logam-EDTA
untuk menjamin agar pada titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam dari
kompleks-indikator logam ke kompleks logam-EDTA harus tajam dan cepat. Kelima,
kontras warna antara indikator bebas dan kompleks-indikator logam harus
sedemikian sehingga mudah diamati. Indikator harus sangat peka terhadap ion
logam (yaitu, terhadap pM) sehingga perubahan warna terjadi sedikit mungkin
dengan titik ekuivalen. Terakhir, penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan
titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator eriochrome Black T.
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA,
merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah
ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua
nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang
mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam
1,2-diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang
mempunyai dua atom nitrogen– penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam
molekul.
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar
ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang
agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna
kompleks logam, yang menghasilkan spesies seperti CuHY-
EDTA merupakan ligan
seksidentat yang berpotensi, yang dapat berkoordinasi dengan ion logam dengan
pertolongan kedua nitrogen dan empat gugus karboksil. Dalam hal-hal lain, EDTA
mungkin bersikap sebagai suatu ligan kuinkedentat atau kuadridentat yang
mempunyai satu atau dua gugus karboksilnya bebas dari interaksi yang kuat dengan
logamnya.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
- Adapun prinsip kerja dalam penentuan kadar Ca
secara kompleksometri yaitu berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks
dengan EDTA, sebagai larutan standar dengan bantuan indikator tertentu. Titik
akhir titrasi ditujukkan dengan terjadinya perubahan warna larutan, yaitu merah
anggur menjadi biru.
- Metode yang dapat dilakukan dalam titrasi
kompleksometri dengan EDTA, yaitu titrasi langsung dengan EDTA untuk kesadahan
total air, kalsium, dan magnesium, titrasi kembali untuk reduksi antara kation
dengan EDTA, titrasi penggantian bila tidak ada indikator yang sesuai, dan
titrasi tidak langsung untuk penentuan sulfat dengan mengendapkannya sebagai
BaSO4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar