PENENTUAN
KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar
besi pada sampel air secara spektrofotometri.
B. LANDASAN
TEORI
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dengan tabung foton. Metode spektrofotometri memiliki
keuntungan yaitu dapat digunakan untuk menganalisa suatu zat dalam jumlah kecil
(Harini, 2012).
Spektrofotometri adalah salah satu teknik analisis
yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dengan panjang
gelombang (λ) 190-380 nm dan sinar tampak pada panjang gelombang (λ) 380-780
nm. Serapan cahaya oleh suatu molekul dalam daerah spectrum sangat bergantung pada struktur elektronik
dari molekul. Pengukuran antiradikal bebas dengan metode DPPH sebagai senyawa
radikal bebas stabil yang ditetapkan secara spektrofotometri merupakan prosedur
sederhana untuk mengukur aktivitas antiradical (Asih, 2012).
Percobaan ini digunakan alat spektrofotometer jenis
Genesys 20. Untuk dapat melakukan analisis dengan menggunakan metode
spektrofotometri sinar tampak, salah satu syaratnya adalah bahwa sampel yang
akan diamati harus merupakan suatu larutan berwarna. Apabila sampel tersebut
tidak berwarna maka perlu ditambah suatu larutan pengompleks agar diperoleh
sampel yang memiliki warna, sebab hanya larutan berwarna yang dapat memberikan
suatu serapan sehingga besarnya absorbansi (A) atau % transmitasi (% T) dapat dibaca.
Oleh karena zat yang akan diamati/dianalisis sudah termasuk larutan). Idealnya
alat yang digunakan untuk system spektrofotometri merupakan satu rangkaian alat
yang memang digunakan untuk analisis metode ini. Tetapi berhubung alat yang ada
hanya spektrofotometer dengan jenis Genesys 20 (Herlani, 2012).
Penggunaan spektrofotometri sebagai alat bantu analisis meningkat seiring
dengan perkembangan dunia elektronik yang pesat terutama teknologi mikrokomputer
dalam tiga puluh tahun terakhir. Akhir-akhir ini penggunaan spektrofotometri
makin mudah dengan meningkatnya daya pisah instrumen analitik yang dilengkapi
mikrokomputer dengan perangkat lunak yang sesuai sehingga mampu menghasilkan
spectra secara cepat. Fasilitas ini memungkinkan analisis multikomponen dalam
campuran yang spektranya saling tumpang tindih. Beberapa keuntungan dari metode
ini antara lain: spektrum memberikan
gambaran struktur yang terinci dari spektrum serapan dan gambaran ini makin jelas
dari spektra pertama ke keempat. Selain itu, dapat dilakukan analisis
kuantitatif suatu komponen dalam campuran dengan bahan yang panjang
gelombangnya saling berdekatan. Dalam bidang farmasi, karena terkait dengan terapi,
penetapan kadar obat adalah masalah analisis dalam kontrol kualitas pada
industri farmasi. Spektrofotometri adalah teknik analisis dengan kemampuan
memisahkan campuran obat yang memiliki spektra tumpang tindih. Selain itu, telah
digunakan pula untuk penetapan kadar obat yang tercampur dengan hasil
peruraiannya (Nurhidayati, 2007).
Spektrofotometri
adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar
monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector
vacuum phototube atau tabung foton hampa.
Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang
digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun
kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan
sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan
panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
yang ditransmisikan atau diabsorbsi (Harjadi, 1990).
Spektrofotometer
menghasilkan sinar dan spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi.
Kebetulan spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah panjang
gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat
pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada fotometer filter dari
berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang
tertentu. Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh panjang gelombang 30-40
nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar
terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma.
Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel blanko dan suatu alat untuk
mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding
(Khopkar, 2002).
C.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini
yaitu:
·
Erlemeyer
100 ml
·
Gelas
Kimia 500 ml
·
Buret
50 ml
·
Statif
dan Klem
·
Gelas
ukur 100 ml
·
Corong
·
Pipet
tetes
·
Pipet
volume
·
Spektofotometer
dan kuvet
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini
yaitu:
·
Air
hujan
·
Ades
·
Air
keran
·
Air
destilasi
·
Air
garam
·
Larutan
CTM
·
FeCl3
3. Uraian Bahan
a.
Akuades (FI Edisi III, Hal 996)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Bobot Jenis : 18,2
Rumus molekul : H2O
Rumus bangun : H-O-H
Kegunaan : Sebagai pelarut
Kelarutan : Larut dalam etanol dan
gliserol
Pemerian
: Cairan
jernih, tidak berwarna, tidak berasa,
tidak berbau.
Penyimpanan : Larut dalam etanol dan
gliserol
b.
HCl (FI Edisi III, Hal)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam Klorida
Berat Molekul : 36,46
Bobot Jenis : 1,18
Rumus molekul : HCl
Cl
|
H
|
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian volume air,
asap hilang.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat
c.
CTM
( FI III, 153 )
Sinonim : Chlorpheniramini Maleas
Kegunaan : Antihistaminikum
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 4 bagian
air, dalam 10 bagian etanol 95%P dan dalam 10 bagian kloroform P, sukar larut
dalam eter p.
d.
Besi (III) klorida (FI Ed.III, hal. 659)
Nama lain :
Besi (III) klorida
Rumus molekul :
FeCI3
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan,
bebas warna jingga dari gram hidrat yang telah terpengaruh oleh kelembaban.
Kelarutan : Larut dalam air, larutan
beropalesensi warna jingga
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
D.
PROSEDUR KERJA
Besi (III) klorida
FeCl3
|
-
Dimasukan
1ml, 2ml, 3ml, 4 ml, dan 5ml ke dalam erlemeyer
FeCl3
5 ml
|
FeCl3
4 ml
|
FeCl3
3 ml
|
FeCl3
2 ml
|
FeCl3
1 ml
|
- Ditambahkan 5ml larutan CTM
- Dimasukan ke dalam labu takar
- Diencerkan dengan akuades hingga 100 ml
- Dikocok hingga homogen
- Dihitung nilai absorbansinya menggunakan
spektrofotometer
Hasil pengamatan…???
Air Hujan
|
-
Dipipet
sebanayk 10 ml
-
Dimasukan
ke dalam gelas kimia
-
Ditambahkan
larutan HCl pekat sebanayk 5 ml
-
Ditutup
dan didiamakan selama 1 menit
-
Ditambahkan
larutan CTM sebanyak 5 ml
-
Dimasukan
ke dalam labu takar
-
Diencerkan
dengan akuades hingga 100 ml
-
Dikocik
hingga homogeny
-
Dihitung
nilai absorbansinya menggunakan spektofotometer
-
Diulang
perlakuan yang sama untuk air destilasi, ades, air keran, dan air garam
Hasil Pengamatan…???
E. Hasil Pengamatan
Adapun
hasil pengamatan pada prktikum kali ini adalah
F.
PEMBAHASAN
Spektrofotometri
merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar
makromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan fototube atau
tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu suatu
alat yang di gunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif
maupun kualitatif dengan mengukur transmitan atau absorbansi dari suatu cuplikan
sebagai fungsi dari konsentrasi. Pada spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu
berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya,
sedangkan dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar.
Dalam hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorbsi atomic.
Pengukuran serapan atau absorbansi spektrometri
biasanya dilakukan pada suatu panjang gelombang yang sesuai dengan serapan
maksimum karena konsentrasi besar terletak pada titik ini, artinya serapan
larutan encer masih terdeteksi. Panjang gelombang yang maksimum memiliki
kepekaan maksimal karena terjadi perubahan absorbansi yang paling besar serta
pada panjang gelombang maksimum bentuk kurva absorbansi memenuhi hukum
Lambert-Beer. Pada panjang gelombang maksimum pun apabila dilakukan
pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang
gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan panjang gelombang maksimal.
Panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal, dilakukan dengan membuat
kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan
baku pada konsentrasi tertentu.
Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi
perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal
ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet. Keuntungan
utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini memberikan metode
sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Spektrofotometri ini juga berhubungan dengan transisi
electron dimana senyawa yang berwarna mudah melakukan transisi electron dan
membutuhkan energy yang kecik, sebaliknya senyawa yang tidak berwarna tidak
mudah melakukan transisi electron dan membutuhkan energy yang besar.
Percobaan ini kami menentukan kadar besi FeCl3
dalam suatu larutan sampel dengan menggunakan spektronik 20 D (antara 400-600
nm). Pada praktikum kali in metode yang digunakan adalah metode
spektrofotometri visibel yang energinya kecil dan tidak bisa diserap semua
karena sudah ad λ max nya, dimana pada
spektrofotometri ini juga digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya
tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat
ditangkap oleh mata manusia. Alat yang digunakan pada metode ini adalah
spektrofotometer UV-Vis. Dalam usaha untuk menentukan
konsentrasi Fe dalam larutan sampel, tidak serta merta sampel air langsung
dianalisis pada spektrofotometer. Akan tetapi harus melalui tahap-tahap
preparasi sampel. Tapi sebelumnya dalam metode analisis ini digunakan suatu
larutan standar. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya telah
diketahui secara pasti dan mempunyai komposisi yang sama dengan komposisi
cuplikan yang dianalisis(larutan sampel). Kemudian diperlukan juga larutan blanko dengan tujuan
untuk mengantisipasi adanya senyawa baru terdapat pada senyawa yang akan
dianalisis
Perlakuaan
pertama yan dilakukan yaitu memasukan larutan FeCl3 ke dalam 5
erlemeyer dengan jumlah volume FeCl3 yang bervariasi yakni 1ml, 2
ml, 3ml, 4ml. dan 5ml, selanjutnya ditambhakan larutan CTM dengan tujuan
sebagai pengompleks dan diencerkan menggunakan akuades lalu diukur absorbansi
larutan standarnya (FeCl3) . Setelah diukur absorbansinya diperoleh
hasil absorbansi larutan standar pertama
2,379 nm, kedua 2,602nm, ketiga 2,318nm, keempat 2,13nm, dan yang kelima 2,292nm.
Dapat dilihat bahwa semakin besar kosentrasi larutan standar maka semakin besar
pula absorbansinya.
Perlakuan
yang sama juga dilakukan pada sampel air hujan , air destilasi, air keran,
ades, dan air garam yang ditambahkan HCl pekat dan larutan CTM yang kemudian
diukur juga absorbansinya. Absorbansi larutan X sampel yang diperoleh yakni,
air hujan 1,115nm, air destilasi 1,091nm, air keran 1,084nm, ades 1,03nm, dan
air garam 1,024nm. Hal ini menandakan bahwa terdapat kadar besi pada larutan
sampel yang diamati.
G. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada percobaan kali ini adalah
terdapat kadar besi pada larutan sampel dimana absorbansi larutan X sampel yang diperoleh yakni,
air hujan 1,115nm, air destilasi 1,091nm, air keran 1,084nm, ades 1,03nm, dan
air garam 1,024nm.
DAFTAR PUSTAKA
Asih, A. R. A. I., dkk. 2012. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Golongan
Flavonoid Dari Madu Kelengkeng (Nephelium longata L.). JURNAL KIMIA. Vol 6. No 2.
Harini, W. B., 2012. Aplikasi Metode Spektrofotometri Visibel
Untuk Mengukur Kadar Curcuminoid Pada Rimpang Kunyit (Curcuma
Domestica). Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi
(SNAST) Periode III. ISSN: 1979-911X.
Harjadi. 1990. Ilmu
Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia. Jakarta.
Herlani, R., 2012. Penentuan Angka Banding no3/u dalam Larutan Uranil
Nitrat Defisien Asam Untuk Umpan Gelasi dengan Metode Titrasi Spektrofotometri
Menggunakan Spectronic genesys 20. Prosiding
Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Nuklir. ISSN 0216 – 3128.
Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia: Jakarta.
Nurhidayati., L. 2007. Spektrofotometri Derivatif dan
Aplikasiya dalam Bidang Farmasi. Jurnal
Ilmu Kefarmasian Indonesia. Vol .5.
No.2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar