Senin, 09 November 2015

REAKSI-REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG C,H,O,N LAIN



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS 1
PERCOBAAN IX
REAKSI-REAKSI  KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG C,H,O,N LAIN
OLEH
NAMA            :  KARMILA WATI
NIM                 :  F1F1 12 105
KELAS             : C    
                                    KELOMPOK    : V (LIMA)
ASISTEN          :  SARLAN S. Si

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
REAKSI-REAKSI  KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG C,H,O,N LAIN
A.    Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung unsur C,H,O,N yang lain.

B.     Landasn Teori
Vitamin C (asam askorbat) merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kekurangan vitamin c telah dikenal sebagai penyakit sariawan dengan gejala seperti gusi berdarah, saki lidah, nyeri otot dan sendi. Berat badan berkurang, lesu dan lain-lain. Vitamin c mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan neurotrnsmiter norepinefrin. Vitamin c mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein,lipid,karbohidrat dan asam nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan reaktif oksigen spesies. Vitamin c juga dibutuhkan memelihara kehamilan, mengatur control kapiler darah secara memadai, mencegah hemorid, mengurangi resiko diabetes dan lain-lain.  (Helmi,Arifin.2007).
Vitamin C berfungsi sebagai pembangkit sistemimumdan oleh karena itu biasanya vitamin c digunakan sebagai penangkap radikal bebas. Karena funsinya itu, vitamin c sering digunakan sebagai alat pencegah dari penyakit, mulai dari simptomatik sampai penyakit ganas seperti kanker (Kronhausen & Kronhausen, 1989; Gaby & Singh, 1991). Vitamin c berfungsi terutama penyusun utama collagen, yang bertugas membentuk ikatan antara sel dan antar jaringan. Juga vitamin c bertindak sebagai penghambat sekresi prostaglandin (Kronhausen & Kronhausen, 1989). Vitamin C dibutuhkan untuk mengekspor molekul procollagen ke luar sel (Kronhausen & Kronhausen, 1989). Bila terjadi defisiensi yang mengakibatkan terjadinya scurvy (ditandai oleh gum disease), nyeri pada otot dan sendi, lesi pada kulit, fatigo dan perdarahan, maka kebutuhan minimum vitamin c adalah 10 milligrams (dewasa) perhari (Gaby & Singh, 1991). Vitamin C menurunkan kadar puncak maksimum (Cmaks) propranolol dan menaikan waktu maksimum untuk mencapai kadar maksimum (Gonzales et al., 1995). Pada pemberian mega dosis vitamin C ternyata dapat meningkatkan enzim yang bertanggung jawab terhadap detosikasi obat seperti sitakrom B5 (Khanduja etal.,1986). Tetapi jugameningkatkan penetrasi penisilin pada data eksperimental (Bednovaet al., 1989). Juga dapat meningkatkan fluk haloperidol pada absorpsi kulit (Endang Darmawan.2006).
Pengaruh FeCl3 terhadap aktifitas enzim protease dilakukan dengan cara menambahkan FeCl3 pada larutan. Hasil pengujian menunjukan bahwa logam FeCl3 pada kosentrasi rendah memberikan pengaruh baik bagi aktivitas enzim namun pada kosentrasi tinggi dapat menurunkan aktifitas enzim protease. feCl3 dengan kosentrasi 1 mM cenderung meningkatkan aktifitas enzim sampai dengan 2%. FeCl3 pada kosentrasi 5mM, dapat menurunkan aktifitas enzim sampai 5,4%. Sementara pada kosentrasi 20 mM dan 50 mM menyebabkan enzim kehilangan aktofitasnya masing-masing sebesar 76,54% dan 83,08% ( Muhammad Yamin, 2008).
Transformasi genetik yang dilakukan setelah tahap kokultivasi terhadap eksplan yang telah ditransformasi, merupakan tahap yang penting untuk menjamin ketahanan hidup sel dan jaringan transforman. Menurut penelitian yang dilakukan Okkels dan Pederson (1988) dalam Silva dan Fukai (2001) dilaporkan bahwa diantara enam antibiotik yang diuji yaitu karbenisilin, sefotaksim, kanamisin, tetrasiklin, streptomisin, kloramfenikol, higromisin B; antibiotik sefotaksim dan karbenisilin menunjukkan hasil yang paling efektif dalam mengeliminasi Agrobacterium. Terdapat beberapa antibiotik yang efektif untuk mengeliminasi Agrobacterium pada transformasi genetik, yaitu sefotaksim, karbenisilin, vankomisin dan timentin (Nauerby et al. 1997). Jenis antibiotik tersebut memiliki kekuatan yang berbeda untuk mengeliminasi Agrobacterium, salah satunya penentunya yaitu tergantung pada strain bakteri yang akan dieliminasi (Agustina Tangapo, 2012).
Data spectra UV-Vis secara tersendiri tiak dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi jika digabung degan cara lain seperti spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti, dan spektroskopi massa akan dapat digunakan untuk maksud identifikasi/ analisis kualitatif suatu senyawa tersebut (Gandjar, 2007).


C.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
-          Tabung reaksi
-          Pipet tetes
-          Spatula
-          Lumpang dan alu
-          Labu Erlenmeyer
-          Batang Pengaduk
2.      Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu:

-          Aquades                     
-          FeCl3
-          HCl
-          NaOH
-          Cu SO4
-          Vit C
-          Vit C murni
-          CTM
-          CTM murni
-          Kloramfenikol
-          Kloramfenikol murni
-          Fehling
-          Perak nitrat
-          KMnO4




























3.      Uraian Bahan
Uraian bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini:
a.       Akuades (FI Edisi III, Hal 996)
Nama resmi                 :  AQUA DESTILLATA
Nama lain                    :  Air suling
Bobot Jenis                 :  18,2
Rumus molekul           :  H2O
Rumus bangun            :  H-O-H
Kegunaan                    :  Sebagai pelarut
Kelarutan                    :  Larut dalam etanol dan gliserol
Pemerian                     :  Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa,
                                       tidak berbau.
Penyimpanan               :  Larut dalam etanol dan gliserol
b.       HCl (FI Edisi III, Hal)
Nama resmi                 :  ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain                    :  Asam Klorida
Berat Molekul             :  36,46 
Bobot Jenis                 :  1,18
Rumus molekul           :  HCl
Cl
H
Rumus bangun            :

Pemerian                       :  Cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang.  Jika diencerkan dengan 2 bagian volume air, asap hilang.
Penyimpanan               :    Dalam wadah tertutup rapat
c.       KMnO4 (Ditjen POM 1979 FI III hal : 162)
Nama resmi                  : KALII PERMANGAT
Nama lain                    : Kalium permangat
RM/BM                       : KMnO4/158,03
Pemerian                     : Hablur ungu tua, hamper tidak tembus oleh       cahaya stabil di udara
Kelarutan                  : Larut dalam air,
Penyimpanan            : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari   cahaya, Ditempat sejuk
Kegunaan                  : Zat tambahan
d.      Fehling A (Ditjen POM 1979 FI III hal : 731)
Nama resmi                 : CUPE II SULFAT
Nama lain                     : Tembaga(II) sulfat
BM/RM                        : 227,61/CuSO
4
Pemerian                      : Pisma hillinik atau serbuk hablur
Kelarutan                    : Larut dalam 5 bagian air,
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                     : Sebagai pereaksi
e.       Fehling B (Ditjen POM 1979 FI III hal : 731)
Nama resmi                 : CUPE III SULFAT
Nama lain                    : Tembaga(III) sulfat
BM/RM                       : 227,61/CUSO
4
Pemerian                     : Pisma hillinik atau serbuk hablur
Kelarutan                    : Larut dalam 5 bagian air, 3 bagian dalam etanol
Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                    : Sebagai pereaksi
f.       Natrium Hidroksida (Dirjen POM,1979)
Nama resmi                 : NATRUM HYDROXDUM
Nama lain                    : Natrium Hidroksida
BM                              : 40.00
Kelarutan                    : mudah larut dalam air, dalam etanol, NaOH  TD                             : 1390 0C
TL                               : 3180C
Warna                         : Padatan putih, tidak berbau.
Kegunaan                    : sebagai pemberi suasana basa pada
pembuatan iodoform ini dan dapat melembutkan kulit. 
Bahaya                          : amat korosif. Bila kontak dengan mata maka akan terjadi iritasi, dapat mengakibatkan kebutaan; koyak kulit dapat terjadi luka bakar, borok yang dalam. Hirup debunya mengakibatkan radang saluran nafas dan paru-paru
g.      Kloromfenikol (Dirjen POM., 1979)
Nama Resmi                        :  Chloramphenicolum
Sinonim                               :  Klkoramfenikol
RM/ BM                             :  C11H12Cl2N4O5/ 323,13
      Pemerian                : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan, tidak berbau, rasa sangat pahit. Dalam larutan asam lemah, mantap.
 Kelarutan                              : Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5  bagian etanol (95 %) P dan dalam 7 bagian propilenglikol P, sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
    Kegunaan                        :  sampel antibiotic
    Khasiat                            :   Sebagai antibiotik
Farmakokinetik                  :  Resopsinya dari usus cepat dan agak lengkap, dengan BA 75-90%. Difusi kedalam jaringan, rongga dan cairan tubuh baik sekali, kecuali dalam empedu.Kadarnya dalam CCS tinggi sekali dibandingkan dengan antibiotika lainnya, juga bila tidak terdapat meningitis. PP-nya lebih kurang 50%, plasma t ½ nya rata-rata 3 jam. Dalam hati, zat ini dirombak 90 % menjadi glukuronida inaktif.Bayi yang baru dilahirkan belum memiliki system enzim perombak secukupnya,
    Efek samping    :    Gangguan lambung-usus, neuropati optis dan perifer, radang lidah dan mukosa mulut. Tetapi yang sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat tampak dalam dua bentuk anemia.
h.      Vitamin C
Nama resmi                 :  Acidum ascorbicum
Sinonim                       :  Asam askorbat, Vitamin C
RM/BM                       : C6H8O6 / 176,13
Rumus struktur           : CH2OHCHOHO=OOH  OH
Pemerian                      : Serbuk atau hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering, mantap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi.
Kelarutan                    : Mudah larut dalam air, agak sukar laut dalam etanol 95 % P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan eter P dan dalam benzen P.
Khasiat                        : Antiskorbut
Kegunaan                    : Sebagai sampel
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Persyaratan Kadar        : Mengandung tidak kurang dari 99,0 % C6H8O6
i.        CTM ( FI III, 153 )
Sinonim                       : Chlorpheniramini Maleas
Kegunaan                    : Antihistaminikum
Pemerian                       : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa     pahit.
Kelarutan                      : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol 95%P dan dalam 10 bagian kloroform P, sukar larut dalam eter p.
j.        Perak nitrat (FI edisi  3:97)
Nama resmi                 :  Argentii nitras
Nama lain                    : Perak nitrat
RM/BM                       : AgNO3/ 169,87
Pemerian                     : hablur transparan atau aerbuk hablur berwarna putih;      tidak  berbau;menjadi gelap jika kena cahaya.
Kadar                           : Mengandung tidak kurang dari 99,5 % AgNO3.Hablur transparan atau serbuk hablur warna putih,tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya.
Kelarutan                    : sangat mudah larut dalam air.
Penyimpanan               : dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya.
Khasiat                        : Antiseptikum ekstern


D.    Prosedur Kerja
  Prosedur kerja dalam percobaan ini:
Vitacimin
 
-          Digerus sampai halus
-          Dimasukam dalam 3 tabung reaksi
Vitacimin dalam tabung reaksi 1

Vitacimin dalam tabung reaksi 3
Vitacimin dalam tabung reaksi 2
 


-          Ditambahkan akuades
Vitacimin + air dalam tabung reaksi 1

Vitacimin + air dalam tabung reaksi 2

Vitacimin + air dalam tabung reaksi 3

 



-          ­Ditambahkan fehling              -Ditambahkan KMnO4            -Ditamba
 AgNO3
-Dipanaskan
-Diamati
-Diulang prosedur di atas untuk vitamin C murni

                                                       Hasil Pengamatan….?
                                               
                                               

CTM

 
                                             - Ditambah Akuades
                                             - Ditambah NaOH
                                                            - Ditambah CuSO4
                                             - Diamati
                                               

   Hasil Pengamatan…?


CTM Murni

 
                                             - Ditambah Akuades
                                             - Ditambah NaOH
                                             - Ditambah CuSO4
                                                                                      - Diamati
    

 Hasil pengamatan…?

Kloromfenikol
 


                                         - Ditambah Akuades
                                         - Ditambahkan HCl
                                         - Ditambah FeCl3
                                                     - Diamati

                        Hasil pengamatan…?

Kloromfenikol Murni
                                   
 

                                         - Ditambah Akuades
                                         - Ditambahkan HCl
                                         - Ditambah FeCl3
                                         - Diamati

                         Hasil pengamatan…?
E.     Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada percobaan ini yaitu:
NO
PERLAKUAN
HASIL
1.
Vit C + akuades + perak nitrat
Coklat muda
2.
Vit C + akuades + KMnO4
Orange
3.
Vit C + akuades + pereaksi fehling
Hitam
4.
Vit C murni + akuades + perak nitrat
Coklat tua
5.
Vit C murni + akuades + KMnO4
Bening
6.
Vit C murni + akuadesa + AgNO3
Abu-Abu
7.
CTM + akuades + CuSO4
Biru tua + Kristal
8.
CTM murni + akuades + CuSO4
Biru muda
9.
Kloramfenicol + akuades + HCl + FeCl3
Kuning  keruh
10.
Kloramfenicol murni + akuades + HCl + FeCl3
Kuning jernih






F.      Pembahasan
Analisis kualitatif adalah analisis yang berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia; mengenali unsur-unsur atau senyawa apa yang ada dalam suatu sampel.Analisis kualitatif dapat diartikan analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran yang tidak diketahui, khususnya pada percobaan ini adalah reaksi-reaksi senyawa yang mengandung C, H, O, N yang lain . Dalam menggunakan metode analisis kualitatif, dapat dilihat beberapa perubahan yang terjadi yaitu adanya perubahan warna, terbentuknya endapan, dan timbulnya bau. Untuk itu, dalam pengidentifikasiannya digunakan reagen-reagen yang tertentu.
Kloramfenikol ( INN ) adalah bakteriostatik antimikroba . Hal ini dianggap sebagai prototipikal antibiotik spektrum luas , di samping tetrasiklin. Kloramfenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1947 dari Streptomyces venezuelae terisolasi oleh David Gottlieb , dan diperkenalkan ke dalam praktik klinis pada tahun 1949, di bawah nama dagang Chloromycetin. Ini adalah yang pertama antibiotik akan diproduksi secara sintetis dalam skala besar. Karena ternyata Kloramfenikol mempunyai daya antimikroba yang kuat maka penggunaan Kloramfenikol meluas dengan cepat sampai pada tahun 1950 diketahui bahwa Kloramfenikol dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal. Karena fungsi dengan menghambat bakteri protein sintesis, kloramfenikol memiliki spektrum yang sangat luas kegiatan: ini aktif terhadap Gram-positif bakteri (termasuk strain sebagian besar MRSA ), Gram-negatif dan bakteri anaerob. Hal ini tidak aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa , Klamidia , atau Enterobacter spesies. Ini memiliki beberapa aktivitas terhadap Pseudomonas Burkholderia , namun tidak lagi secara rutin digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh organisme ini (itu telah digantikan oleh seftazidim dan meropenem ). Di Barat, kloramfenikol sebagian besar dibatasi untuk penggunaan topikal karena kekhawatiran tentang risiko anemia aplastik .
CTM berfungsi menurunkan sensitivitas saraf terhadap histamin, suatu hormone manusia yang akan dikeluarkan bila ada zat asing tak dikenal dan memunculkan reaksi yang disebut 'alergi'. Bisa gatal, bersin2, sesak nafas (asma). Karena itu CTM disebut anti-histamin yang efek jelasnya adalah sedative (ngantuk). Sedangkan maleate pada CTM itu adalah peng-esternya, sehingga CTM adalah bentuk garam antara Chlorpheniramin dengan maleate acid, suatu asam karboksilat. Chlorpheniramin maleat atau lebih dikenal dengan CTM merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efek sedative (menimbulkan rasa kantuk). CTM bukanlah nama kandungan obat, tapi hanyalah salah satu merk dagang dari klorfeniramin, yaitu obat golongan antihistamin. Seperti halnya antihistamin lain, cara kerja CTM adalah menghambat kerja histamin.Histamin merupakan zat yang diproduksi tubuh yang dapat mencetuskan gejala alergi seperti bersin, mata berair, hidung mampet, dan gatal-gatal di badan. Oleh karena itu manfaat utama dari klorfeniramin adalah mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala alergi yang ditimbulkan oleh histamin. Namun, dalam penggunaannya di masyarakat lebih sering sebagai obat tidur dibanding antihistamin sendiri. Keberadaanya sebagai obat tunggal maupun campuran dalam obat sakit kepala maupun influenza lebih ditujukan untuk rasa kantuk yang ditimbulkan sehingga pengguna dapat beristirahat.
Pada percobaan kali ini kami mengidentifikasi reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa yang mengandung C, H, O, N, dan yang lainnya. Kami menggunakan obat kloramfenikol, kloramfenikol murni, CTM, CTM murni, vitamin C,  dan vitamin C murni sebagai sampel dan dijadikan sebagai bahan pembanding.
Pada perlakuan pertama kami menggunakan sampel vitamin C yang ditambahakan akuades dan perak nitrat, yang kemudian menghasilkan warna coklat muda. Selanjutnya vitamin C yang ditambahakan akuades dan KMnO4 yang menghasilkan warna orange, lalu vitamin C ditambahkan akuades dan AgNO3 yang kemudian dipanaskan menghasilkan warna hitam. Kemudian perlakuan selanjutnya menggunakan vitamin C murni dengan menambahakan akuades dan perak nitrat yang menghasilakan warna coklat tua, lalu vitamin C murni yang ditambahakan akuadesa dan KMnO4 yang menghasilakan warna bening, kemudian vitmin C murni yang ditambahakan akuades dan pereaksi fehling yang kemudian dipanaskan menghasilakan warna abu-abu. Perubahan warna tersebut terjadi karena didalam larutan-larutan tersebut mengandung senyawa C, H, O, N dan senyawa yang lainnya.
Peada perlakuan kedua kami menggunakan obat CTM sebagai sampel yang kemudian ditambahkan akuades, NaOH, dan CuSO4 yang menghasilakan warna biru tua + Kristal. Selanjutnya kami juga menggunkan sampel CTM murni yang ditambahkan akuades, NaOH, dan CuSO4   menghasilakan warna biru muda. Perubahan warna ini jugalah yang menandakan bahwa didalam obat tersebut mengandung unsure C, H, O, N dan yang lainnya.
Pada perlakuan ketiga kami menggunakan obat kloramfenikolsebagai sampel dan menjadi bahan bandingan yang kemudian ditambahakan akuades, HCl pekat, FeCl3 yamg menghasilkan warna  kuning keruh. Selanjunya kloramfenikol murni ditambhakan akuades, HCl, dan FeCl3 menghasilkan warna kuning jernih. Perubahan warna yang terjadi menandakan bahwa pada obat tersebut mengandung unsure C, H, O, N dan unsure yang lainnya.
Berdasarkan percobaan tersebut dapat terlihat perbedaan  yang terjadi antara obat yang masih murni dengan obat yang telah dijual di pasaran. Hal ini dapat kita lihat pada perbedaan warna yang terjadi. Perbedaan warna ini mungkin terjadi akibat penambahan bahan-bahan lain pada obat yang telah dijual dipasaran yang berbeda dengan obat murni yang belum ditambahkan bahan-bahan lainya.







G.    Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan kali ini yaitu dapat disimpulkan bahwa Vitamin C, vitamin C murni, CTM, CTM murni, kloramfenikol murni dan kloromfenikol di dalamnya yang mengandung unsure  C, H, O, N dan unsure yang lainnya karena terjadi perubahan warna pada saat direaksikan dengan pereaksi masing-masing.
















DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Helmi. Dkk. 2003. Pengaruh Pemberian Vitamin C  Fetus .pada Mencit Diabetes. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, (VOL 12), NO. 1. Hal 32.

Darmawan, Endang, 2006. Efek Lama Pemberian Dosis Tinggi Terhadap Aktivitas Hipoglikemia Gibenklamida pada Tikus. Jurnal Logika,(VOL 3), NO. 1. Hal 29.

Gandjar, Ibnu Gholib. Dkk. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar; Yogyakarta.

Tangapo, Agustina, dkk. 2012. Transformasi dan Ekspresi Transien Gen Pelapor Gusa pada Andrographis paniculata (Burm.F.) Wallich Ex Ness. Jurnal Biosologos.(VOL 1), NO. 2. Hal 5.


Yamin, Muhammad, dkk. 2008. Pengaruh FeCl3 Terhadap Aktivitas Enzim Protease Ikan Keraou Macan. Jurnal Media Akultur. (VOL 3), NO 2. Hal 3.
           






Tidak ada komentar:

Posting Komentar