LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS 1
PERCOBAAN
IX
REAKSI-REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG C,H,O,N LAIN
OLEH
NAMA : KARMILA WATI
NIM : F1F1
12 105
KELAS
: C
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN :
SARLAN S. Si
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2013
REAKSI-REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG C,H,O,N LAIN
A. Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah
untuk mengetahui reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung unsur C,H,O,N
yang lain.
B.
Landasn Teori
Vitamin C (asam askorbat) merupakan
salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kekurangan vitamin c
telah dikenal sebagai penyakit sariawan dengan gejala seperti gusi berdarah,
saki lidah, nyeri otot dan sendi. Berat badan berkurang, lesu dan lain-lain.
Vitamin c mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam
sintesis kolagen, pembentukan neurotrnsmiter norepinefrin. Vitamin c mempunyai
sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat
diperlukan oleh tubuh, seperti protein,lipid,karbohidrat dan asam nukleat dari
kerusakan oleh radikal bebas dan reaktif oksigen spesies. Vitamin c juga
dibutuhkan memelihara kehamilan, mengatur control kapiler darah secara memadai,
mencegah hemorid, mengurangi resiko diabetes dan lain-lain. (Helmi,Arifin.2007).
Vitamin
C berfungsi sebagai pembangkit sistemimumdan oleh karena itu biasanya vitamin c
digunakan sebagai penangkap radikal bebas. Karena funsinya itu, vitamin c
sering digunakan sebagai alat pencegah dari penyakit, mulai dari simptomatik
sampai penyakit ganas seperti kanker (Kronhausen & Kronhausen, 1989; Gaby
& Singh, 1991). Vitamin c berfungsi terutama penyusun utama collagen, yang
bertugas membentuk ikatan antara sel dan antar jaringan. Juga vitamin c bertindak
sebagai penghambat sekresi prostaglandin (Kronhausen & Kronhausen, 1989).
Vitamin C dibutuhkan untuk mengekspor molekul procollagen ke luar sel
(Kronhausen & Kronhausen, 1989). Bila terjadi defisiensi yang mengakibatkan
terjadinya scurvy (ditandai oleh gum disease), nyeri pada otot
dan sendi, lesi pada kulit, fatigo dan perdarahan, maka kebutuhan minimum
vitamin c adalah 10 milligrams (dewasa) perhari (Gaby & Singh, 1991).
Vitamin C menurunkan kadar puncak maksimum (Cmaks) propranolol dan menaikan waktu
maksimum untuk mencapai kadar maksimum (Gonzales et al., 1995).
Pada pemberian mega dosis vitamin C ternyata dapat meningkatkan enzim yang
bertanggung jawab terhadap detosikasi obat seperti sitakrom B5 (Khanduja etal.,1986).
Tetapi jugameningkatkan penetrasi penisilin pada data eksperimental (Bednovaet
al., 1989). Juga dapat meningkatkan fluk haloperidol pada absorpsi kulit (Endang
Darmawan.2006).
Pengaruh
FeCl3 terhadap aktifitas enzim protease dilakukan dengan cara
menambahkan FeCl3 pada larutan. Hasil pengujian menunjukan bahwa
logam FeCl3 pada kosentrasi rendah memberikan pengaruh baik bagi
aktivitas enzim namun pada kosentrasi tinggi dapat menurunkan aktifitas enzim
protease. feCl3 dengan kosentrasi 1 mM cenderung meningkatkan
aktifitas enzim sampai dengan 2%. FeCl3 pada kosentrasi 5mM, dapat
menurunkan aktifitas enzim sampai 5,4%. Sementara pada kosentrasi 20 mM dan 50
mM menyebabkan enzim kehilangan aktofitasnya masing-masing sebesar 76,54% dan
83,08% ( Muhammad Yamin, 2008).
Transformasi
genetik yang dilakukan setelah tahap kokultivasi terhadap eksplan yang telah
ditransformasi, merupakan tahap yang penting untuk menjamin ketahanan hidup sel
dan jaringan transforman. Menurut penelitian yang dilakukan Okkels dan Pederson
(1988) dalam Silva dan Fukai (2001) dilaporkan bahwa diantara enam
antibiotik yang diuji yaitu karbenisilin, sefotaksim, kanamisin, tetrasiklin,
streptomisin, kloramfenikol, higromisin B; antibiotik sefotaksim dan
karbenisilin menunjukkan hasil yang paling efektif dalam mengeliminasi Agrobacterium.
Terdapat beberapa antibiotik yang efektif untuk mengeliminasi Agrobacterium pada
transformasi genetik, yaitu sefotaksim, karbenisilin, vankomisin dan timentin
(Nauerby et al. 1997). Jenis antibiotik tersebut memiliki kekuatan yang
berbeda untuk mengeliminasi Agrobacterium, salah satunya penentunya
yaitu tergantung pada strain bakteri yang akan dieliminasi (Agustina Tangapo,
2012).
Data
spectra UV-Vis secara tersendiri tiak dapat digunakan untuk identifikasi
kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi jika digabung degan cara lain
seperti spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti, dan spektroskopi massa
akan dapat digunakan untuk maksud identifikasi/ analisis kualitatif suatu
senyawa tersebut (Gandjar, 2007).
C. Alat
dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
-
Tabung reaksi
-
Pipet tetes
-
Spatula
-
Lumpang dan alu
-
Labu Erlenmeyer
-
Batang Pengaduk
2. Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu:
-
Aquades
-
FeCl3
-
HCl
-
NaOH
-
Cu SO4
-
Vit C
-
Vit C murni
-
CTM
-
CTM murni
-
Kloramfenikol
-
Kloramfenikol murni
-
Fehling
-
Perak nitrat
-
KMnO4
3. Uraian
Bahan
Uraian
bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini:
a.
Akuades (FI Edisi III, Hal 996)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Bobot Jenis : 18,2
Rumus molekul : H2O
Rumus bangun : H-O-H
Kegunaan : Sebagai pelarut
Kelarutan : Larut dalam etanol dan
gliserol
Pemerian
: Cairan
jernih, tidak berwarna, tidak berasa,
tidak berbau.
Penyimpanan : Larut dalam etanol dan
gliserol
b.
HCl (FI Edisi III, Hal)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam Klorida
Berat Molekul : 36,46
Bobot Jenis : 1,18
Rumus molekul : HCl
Cl
|
H
|
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian volume air,
asap hilang.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat
c. KMnO4
(Ditjen POM 1979 FI III hal : 162)
Nama
resmi : KALII PERMANGAT
Nama
lain : Kalium permangat
RM/BM
:
KMnO4/158,03
Pemerian : Hablur ungu tua, hamper
tidak tembus oleh cahaya stabil di
udara
Kelarutan
: Larut dalam air,
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya, Ditempat sejuk
Kegunaan :
Zat tambahan
d. Fehling
A (Ditjen POM 1979 FI III hal : 731)
Nama resmi : CUPE II SULFAT
Nama lain : Tembaga(II) sulfat
BM/RM : 227,61/CuSO4
Pemerian : Pisma hillinik atau serbuk hablur
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air,
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Nama resmi : CUPE II SULFAT
Nama lain : Tembaga(II) sulfat
BM/RM : 227,61/CuSO4
Pemerian : Pisma hillinik atau serbuk hablur
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air,
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
e. Fehling
B (Ditjen POM 1979 FI III hal : 731)
Nama resmi : CUPE III SULFAT
Nama lain : Tembaga(III) sulfat
BM/RM : 227,61/CUSO4
Pemerian : Pisma hillinik atau serbuk hablur
Nama resmi : CUPE III SULFAT
Nama lain : Tembaga(III) sulfat
BM/RM : 227,61/CUSO4
Pemerian : Pisma hillinik atau serbuk hablur
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air,
3 bagian dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
f. Natrium Hidroksida (Dirjen POM,1979)
Nama resmi : NATRUM HYDROXDUM
Nama lain : Natrium Hidroksida
BM : 40.00
Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol, NaOH TD : 1390 0C
TL : 3180C
Warna : Padatan putih, tidak berbau.
Kegunaan : sebagai pemberi suasana basa pada
Nama resmi : NATRUM HYDROXDUM
Nama lain : Natrium Hidroksida
BM : 40.00
Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol, NaOH TD : 1390 0C
TL : 3180C
Warna : Padatan putih, tidak berbau.
Kegunaan : sebagai pemberi suasana basa pada
pembuatan
iodoform ini dan dapat melembutkan kulit.
Bahaya :
amat korosif. Bila kontak dengan mata maka akan terjadi iritasi, dapat
mengakibatkan kebutaan; koyak kulit dapat terjadi luka bakar, borok yang dalam.
Hirup debunya mengakibatkan radang saluran nafas dan paru-paru
g. Kloromfenikol (Dirjen POM., 1979)
Nama Resmi : Chloramphenicolum
Sinonim : Klkoramfenikol
RM/ BM : C11H12Cl2N4O5/
323,13
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau
lempeng memanjang, putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan, tidak
berbau, rasa sangat pahit. Dalam larutan asam lemah, mantap.
Kelarutan
: Larut
dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95 %) P dan dalam 7 bagian
propilenglikol P, sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Kegunaan :
sampel antibiotic
Khasiat
:
Sebagai antibiotik
Farmakokinetik : Resopsinya dari usus cepat dan agak lengkap,
dengan BA 75-90%. Difusi kedalam jaringan, rongga dan cairan tubuh baik sekali,
kecuali dalam empedu.Kadarnya dalam CCS tinggi sekali dibandingkan dengan
antibiotika lainnya, juga bila tidak terdapat meningitis. PP-nya lebih kurang
50%, plasma t ½ nya rata-rata 3 jam. Dalam hati, zat ini dirombak 90 % menjadi
glukuronida inaktif.Bayi yang baru dilahirkan belum memiliki system enzim
perombak secukupnya,
Efek samping :
Gangguan lambung-usus, neuropati optis dan perifer, radang lidah dan
mukosa mulut. Tetapi yang sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang
dapat tampak dalam dua bentuk anemia.
h.
Vitamin C
Nama resmi
: Acidum ascorbicum
Sinonim
: Asam askorbat, Vitamin
C
RM/BM
: C6H8O6 / 176,13
Rumus
struktur : CH2OHCHOHO=OOH OH
Pemerian : Serbuk atau hablur, putih atau
agak kuning, tidak berbau rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi
gelap. Dalam keadaan kering, mantap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi.
Kelarutan
: Mudah larut dalam air, agak
sukar laut dalam etanol 95 % P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan eter
P dan dalam benzen P.
Khasiat
: Antiskorbut
Kegunaan
: Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,0 % C6H8O6
i.
CTM
( FI III, 153 )
Sinonim : Chlorpheniramini Maleas
Kegunaan : Antihistaminikum
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 4 bagian
air, dalam 10 bagian etanol 95%P dan dalam 10 bagian kloroform P, sukar larut
dalam eter p.
j.
Perak
nitrat (FI edisi 3:97)
Nama resmi : Argentii
nitras
Nama lain : Perak nitrat
RM/BM : AgNO3/
169,87
Pemerian : hablur transparan atau
aerbuk hablur berwarna putih;
tidak berbau;menjadi gelap jika
kena cahaya.
Kadar : Mengandung tidak
kurang dari 99,5 % AgNO3.Hablur transparan atau serbuk
hablur warna putih,tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup
baik,terlindung dari cahaya.
Khasiat : Antiseptikum ekstern
D. Prosedur
Kerja
Prosedur kerja dalam percobaan ini:
Vitacimin
|
-
Digerus
sampai halus
-
Dimasukam dalam
3 tabung reaksi
Vitacimin
dalam tabung reaksi 1
|
Vitacimin
dalam tabung reaksi 3
|
Vitacimin
dalam tabung reaksi 2
|
-
Ditambahkan
akuades
Vitacimin +
air dalam tabung reaksi 1
|
Vitacimin +
air dalam tabung reaksi 2
|
Vitacimin +
air dalam tabung reaksi 3
|
-
Ditambahkan
fehling -Ditambahkan KMnO4 -Ditamba
AgNO3
-Dipanaskan
-Diamati
-Diulang
prosedur di atas untuk vitamin C murni
Hasil Pengamatan….?
CTM
|
- Ditambah Akuades
- Ditambah NaOH
- Ditambah CuSO4
- Diamati
Hasil Pengamatan…?
CTM Murni
|
- Ditambah Akuades
- Ditambah NaOH
- Ditambah CuSO4
- Diamati
Hasil pengamatan…?
Kloromfenikol
|
- Ditambah Akuades
- Ditambahkan HCl
- Ditambah FeCl3
- Diamati
Hasil pengamatan…?
Kloromfenikol Murni
|
- Ditambah Akuades
- Ditambahkan HCl
- Ditambah FeCl3
- Diamati
Hasil
pengamatan…?
E. Hasil
Pengamatan
Hasil
pengamatan pada percobaan ini yaitu:
NO
|
PERLAKUAN
|
HASIL
|
1.
|
Vit C +
akuades + perak nitrat
|
Coklat muda
|
2.
|
Vit C +
akuades + KMnO4
|
Orange
|
3.
|
Vit C +
akuades + pereaksi fehling
|
Hitam
|
4.
|
Vit C murni +
akuades + perak nitrat
|
Coklat tua
|
5.
|
Vit C murni +
akuades + KMnO4
|
Bening
|
6.
|
Vit C murni +
akuadesa + AgNO3
|
Abu-Abu
|
7.
|
CTM + akuades
+ CuSO4
|
Biru tua + Kristal
|
8.
|
CTM murni +
akuades + CuSO4
|
Biru muda
|
9.
|
Kloramfenicol
+ akuades + HCl + FeCl3
|
Kuning keruh
|
10.
|
Kloramfenicol
murni + akuades + HCl + FeCl3
|
Kuning jernih
|
F. Pembahasan
Analisis kualitatif adalah analisis yang berkaitan dengan
identifikasi zat-zat kimia; mengenali unsur-unsur atau senyawa apa yang ada
dalam suatu sampel.Analisis kualitatif dapat diartikan analisis yang
berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran yang tidak diketahui,
khususnya pada percobaan ini adalah reaksi-reaksi senyawa yang mengandung C, H,
O, N yang lain . Dalam menggunakan metode analisis kualitatif, dapat dilihat
beberapa perubahan yang terjadi yaitu adanya perubahan warna, terbentuknya
endapan, dan timbulnya bau. Untuk itu, dalam pengidentifikasiannya digunakan
reagen-reagen yang tertentu.
Kloramfenikol
( INN ) adalah bakteriostatik antimikroba . Hal ini dianggap sebagai
prototipikal antibiotik spektrum luas , di samping tetrasiklin. Kloramfenikol
diisolasi pertama kali pada tahun 1947 dari Streptomyces venezuelae terisolasi
oleh David Gottlieb , dan diperkenalkan ke dalam praktik klinis pada tahun
1949, di bawah nama dagang Chloromycetin. Ini adalah yang pertama antibiotik
akan diproduksi secara sintetis dalam skala besar. Karena ternyata
Kloramfenikol mempunyai daya antimikroba yang kuat maka penggunaan
Kloramfenikol meluas dengan cepat sampai pada tahun 1950 diketahui bahwa
Kloramfenikol dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal. Karena fungsi
dengan menghambat bakteri protein sintesis, kloramfenikol memiliki spektrum
yang sangat luas kegiatan: ini aktif terhadap Gram-positif bakteri (termasuk
strain sebagian besar MRSA ), Gram-negatif dan bakteri anaerob. Hal ini tidak
aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa , Klamidia , atau Enterobacter spesies.
Ini memiliki beberapa aktivitas terhadap Pseudomonas Burkholderia , namun tidak
lagi secara rutin digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
organisme ini (itu telah digantikan oleh seftazidim dan meropenem ). Di Barat,
kloramfenikol sebagian besar dibatasi untuk penggunaan topikal karena
kekhawatiran tentang risiko anemia aplastik .
CTM berfungsi menurunkan sensitivitas saraf
terhadap histamin, suatu hormone manusia yang akan dikeluarkan bila ada zat
asing tak dikenal dan memunculkan reaksi yang disebut 'alergi'. Bisa gatal,
bersin2, sesak nafas (asma). Karena itu CTM disebut anti-histamin yang efek
jelasnya adalah sedative (ngantuk). Sedangkan maleate pada CTM itu adalah
peng-esternya, sehingga CTM adalah bentuk garam antara Chlorpheniramin dengan
maleate acid, suatu asam karboksilat. Chlorpheniramin maleat atau lebih dikenal
dengan CTM merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efek sedative
(menimbulkan rasa kantuk). CTM bukanlah nama kandungan obat, tapi hanyalah
salah satu merk dagang dari klorfeniramin, yaitu obat golongan antihistamin. Seperti
halnya antihistamin lain, cara kerja CTM adalah menghambat kerja histamin.Histamin
merupakan zat yang diproduksi tubuh yang dapat mencetuskan gejala alergi
seperti bersin, mata berair, hidung mampet, dan gatal-gatal di badan. Oleh karena
itu manfaat utama dari klorfeniramin adalah mengurangi atau menghilangkan
gejala-gejala alergi yang ditimbulkan oleh histamin. Namun, dalam penggunaannya
di masyarakat lebih sering sebagai obat tidur dibanding antihistamin sendiri.
Keberadaanya sebagai obat tunggal maupun campuran dalam obat sakit kepala
maupun influenza lebih ditujukan untuk rasa kantuk yang ditimbulkan sehingga
pengguna dapat beristirahat.
Pada
percobaan kali ini kami mengidentifikasi reaksi-reaksi yang terjadi pada
senyawa yang mengandung C, H, O, N, dan yang lainnya. Kami menggunakan obat
kloramfenikol, kloramfenikol murni, CTM, CTM murni, vitamin C, dan vitamin C murni sebagai sampel dan
dijadikan sebagai bahan pembanding.
Pada
perlakuan pertama kami menggunakan sampel vitamin C yang ditambahakan akuades
dan perak nitrat, yang kemudian menghasilkan warna coklat muda. Selanjutnya
vitamin C yang ditambahakan akuades dan KMnO4 yang menghasilkan
warna orange, lalu vitamin C ditambahkan akuades dan AgNO3 yang
kemudian dipanaskan menghasilkan warna hitam. Kemudian perlakuan selanjutnya
menggunakan vitamin C murni dengan menambahakan akuades dan perak nitrat yang
menghasilakan warna coklat tua, lalu vitamin C murni yang ditambahakan akuadesa
dan KMnO4 yang menghasilakan warna bening, kemudian vitmin C murni
yang ditambahakan akuades dan pereaksi fehling yang kemudian dipanaskan
menghasilakan warna abu-abu. Perubahan warna tersebut terjadi karena didalam
larutan-larutan tersebut mengandung senyawa C, H, O, N dan senyawa yang
lainnya.
Peada
perlakuan kedua kami menggunakan obat CTM sebagai sampel yang kemudian
ditambahkan akuades, NaOH, dan CuSO4 yang menghasilakan warna biru
tua + Kristal. Selanjutnya kami juga menggunkan sampel CTM murni yang
ditambahkan akuades, NaOH, dan CuSO4
menghasilakan warna biru
muda. Perubahan warna ini jugalah yang menandakan bahwa didalam obat tersebut
mengandung unsure C, H, O, N dan yang lainnya.
Pada
perlakuan ketiga kami menggunakan obat kloramfenikolsebagai sampel dan menjadi
bahan bandingan yang kemudian ditambahakan akuades, HCl pekat, FeCl3 yamg
menghasilkan warna kuning keruh.
Selanjunya kloramfenikol murni ditambhakan akuades, HCl, dan FeCl3 menghasilkan
warna kuning jernih. Perubahan warna yang terjadi menandakan bahwa pada obat
tersebut mengandung unsure C, H, O, N dan unsure yang lainnya.
Berdasarkan
percobaan tersebut dapat terlihat perbedaan yang terjadi antara obat yang masih murni dengan
obat yang telah dijual di pasaran. Hal ini dapat kita lihat pada perbedaan
warna yang terjadi. Perbedaan warna ini mungkin terjadi akibat penambahan
bahan-bahan lain pada obat yang telah dijual dipasaran yang berbeda dengan obat
murni yang belum ditambahkan bahan-bahan lainya.
G.
Kesimpulan
Kesimpulan
pada percobaan kali ini yaitu dapat disimpulkan bahwa Vitamin C, vitamin C
murni, CTM, CTM murni, kloramfenikol murni dan kloromfenikol di dalamnya yang
mengandung unsure C, H, O, N dan unsure
yang lainnya karena terjadi perubahan warna pada saat direaksikan dengan
pereaksi masing-masing.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Helmi. Dkk. 2003. Pengaruh
Pemberian Vitamin C Fetus .pada Mencit
Diabetes. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi,
(VOL 12), NO. 1. Hal 32.
Darmawan, Endang, 2006. Efek Lama
Pemberian Dosis Tinggi Terhadap Aktivitas Hipoglikemia Gibenklamida pada Tikus.
Jurnal Logika,(VOL 3), NO. 1. Hal 29.
Gandjar, Ibnu Gholib. Dkk. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar;
Yogyakarta.
Tangapo,
Agustina, dkk. 2012. Transformasi dan Ekspresi Transien Gen Pelapor Gusa
pada Andrographis paniculata (Burm.F.) Wallich Ex Ness. Jurnal Biosologos.(VOL 1), NO. 2.
Hal 5.
Yamin, Muhammad, dkk. 2008. Pengaruh
FeCl3 Terhadap Aktivitas Enzim Protease Ikan Keraou Macan. Jurnal Media Akultur. (VOL 3), NO 2. Hal 3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar