Senin, 09 November 2015

PENETAPAN KADAR VITAMIN C



PENETAPAN KADAR VITAMIN C
A.    Tujuan
Tujuan pada percobaan ini yaitu mahasiswa mampu menetapkan kadar vitamin C ( asam askorbat ) secara iodimetri.
B.     Landasan Teori
Vitamin C mempunyai efek antiinß amasi karena menghambat aktivasi nuclear factor kB (NF-kB) yang merupakan pengatur utama ekspresi gen inß amasi. Vitamin C terlibat dalam berbagai fase transport besi, baik tingkat seluler maupun molekuler.13 Eritropoesis deÞ siensi besi fungsional dikatakan memegang peranan penting pada anemia hiporesponsif rHuEPO pada pasien hemodialisis dengan hiperferitinemia. Tarng DC, et al.13 pada penelitiannya tahun 1999 mendapat penurunan feritin yang dramatik 816 ± 435 vs 587 ± 323 ng/ml pada pasien yang diberikan 300 mg vitamin C 3 kali perminggu selama 8 minggu. Defisiensi vitamin C merupakan komplikasi dialisis terkait dengan pembatasan makanan sumber vitamin C untuk mencegah hiperkalemia maupun kehilangan beberapa gram vitamin C saat dialisis.14-15 Vitamin C melalui efeknya sebagai anti inß amasi dan keterlibatannya dalam berbagai fase metabolisme besi diharapkan dapat menurunkan kadar serum feritin pada penderita GGK hemodialisis regular dengan hiperferitinemia (Cilik Wiryani dan Ketut Suwirta.2010).
Vitamin C berfungsi sebagai pembangkit sistemimumdan oleh karena itu biasanya vitamin c digunakan sebagai penangkap radikal bebas. Karena funsinya itu, vitamin c sering digunakan sebagai alat pencegah dari penyakit, mulai dari simptomatik sampai penyakit ganas seperti kanker (Kronhausen & Kronhausen, 1989; Gaby & Singh, 1991). Vitamin c berfungsi terutama penyusun utama collagen, yang bertugas membentuk ikatan antara sel dan antar jaringan. Juga vitamin c bertindak sebagai penghambat sekresi prostaglandin (Kronhausen & Kronhausen, 1989). Vitamin C dibutuhkan untuk mengekspor molekul procollagen ke luar sel (Kronhausen & Kronhausen, 1989). Bila terjadi defisiensi yang mengakibatkan terjadinya scurvy (ditandai oleh gum disease), nyeri pada otot dan sendi, lesi pada kulit, fatigo dan perdarahan, maka kebutuhan minimum vitamin c adalah 10 milligrams (dewasa) perhari (Gaby & Singh, 1991). Vitamin C menurunkan kadar puncak maksimum (Cmaks) propranolol dan menaikan waktu maksimum untuk mencapai kadar maksimum (Gonzales et al., 1995). Pada pemberian mega dosis vitamin C ternyata dapat meningkatkan enzim yang bertanggung jawab terhadap detosikasi obat seperti sitakrom B5 (Khanduja etal.,1986). Tetapi jugameningkatkan penetrasi penisilin pada data eksperimental (Bednovaet al., 1989). Juga dapat meningkatkan fluk haloperidol pada absorpsi kulit (Endang Darmawan.2006).


Vitamin C (asam askorbat) merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kekurangan vitamin c telah dikenal sebagai penyakit sariawan dengan gejala seperti gusi berdarah, saki lidah, nyeri otot dan sendi. Berat badan berkurang, lesu dan lain-lain. Vitamin c mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan neurotrnsmiter norepinefrin. Vitamin c mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein,lipid,karbohidrat dan asam nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan reaktif oksigen spesies. Vitamin c juga dibutuhkan memelihara kehamilan, mengatur control kapiler darah secara memadai, mencegah hemorid, mengurangi resiko diabetes dan lain-lain (Helmi,Arifin.2007).
Titrasi yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan 2 cara taitu titrasi langsung (iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri). Iodium merupakan oksidator yang relative kuat dengan nilai potensial oksidasi sebesar +0,535V. Pada saat reaksi oksidasi, iodium akan direduksi menjadi iodide. Larutan baku iodium yang telah dibakukan dapat digunakan untuk membakukan larutan natrium tiosulfat. Deteksi titk akhir pada idiometri dilakukan dengan menggunakan indicator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tekakhirnya titk akhir. Dalam Farmakope Indonesia titrasi iodimetri digunakan untuk menetapkan kadar asam askorbat, dan metamorin (Sudjadi.2007)
C.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada percoban ini yaitu:
·         Erlemeyer 250 ml
·         Gelas ukur 50 ml
·         Pipet volume 25 ml
·         Buret 50 ml
·         Statif dan klem
·         Geles kimia 100 ml
·         Pipet tetes, Filer
2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan in yaitu:
·         Larutan iodium 0,1 N                  
·         Larutan kanji 0,5 %
·         Asam sulfat encer
·         Larutan Vitamin C
·         Akuades ( air panas )
3.      Uraian bahan
·         Asam sulfat (FI edisi III, hal 58)
Nama resmi                 : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain                    : Asam sulfat
Rumus molekul           : H2SO4
Berat molekul              : 98,07
Pemerian                       : cairan kental seperti minyak, korosit, tidak berwarna, jika ditambahkan ke dalam  air menimbulkan panas.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan                    : Zat tambahan

·         Yodium (FI Edisi III, Hal 316)
Nama resmi                   : IODIUM
Nama lain                       : Iodium, Yodium
Pemerian                        : Keping atau butir, berat, hitam kelabu, bau      khas   dan mengkilat seperti logam
Kelarutan                       : Dalam lebih kurang 350 bagian air
Penyimpanan                  : Dalam wadah tertutup rapat


·         Air Panas (FI Edisi III, Hal 996)
Nama resmi                 : AQUADESTILLATA
Nama lain                    : air suling
Rumus molekul            : H20
BM                              : 18,02
Pemerian                  : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak    berbau,   tidak   berasa,
Penyimpanan               : Dalam tertutup baik

·         Vitamin C  (Dirjan POM,1979: hal 47)
                       Nama resmi                   : ACIDUM ASCORBICUM
                       Nama lain                      : Asam askorbat
                        Rumus molekul             : C6H8O6
                        Rumus molekul             : 176,13
Pemerian                        : serbuk atau hablur, putih atau agak kuning ;  tidak berbau ; rasa asam.
Kelarutanutan                : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol
Penyimpanan                 : Dalam wadah tertutup tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Khasiat                           : Antiskorbut
·         Larutan kanji (FI III, hal 762)
Nama resmi                       :   Starch
Nama lain                          :   Amilum / pati / kanji
Pemerian                           :    Serbuk putih, hablur
Kelarutan                       : Larut dalam air panas, membentuk atau  menghasilkan larutan agak keruh
Penyimpanan                     : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                          : Sebagai indikator











D.    Prosedur Kerja


 


-          Ditimbang 400 mgkan
-          Dilarut dalam air bebas CO2
-          Ditambahkan H2SO4 ebanyak 25 ml
-          Ditambahkan 3 tetes larutan kanji
-          Dititrasi dengan larutan iodium 0,1 N
Hasil…..?












E.     Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu:

         VI2 x NI2 x BE
Kadar vitamin C =                              x 100%
                                    mg sampel

                                     2 x 0,1 x 8,86
                            =                              x 100%                       
                                                400

                                            1,7612
                            =                              x 100%
                                                400
                            = 0,4403%






















F.      Pembahasan
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin ini dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Dalam bahan pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah yang relatif sangat kecil dan terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda, diantaranya ada yang berbentuk provitamin atau calon vitamin yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif. Dalam larutan air vitamin C mudah teroksidasi, terutama apabila dipanaskan. Kehilangan vitamin C sering terjadi pada pengolahan, pengeringan dan cahaya. Vitamin C penting dalam pembuatan zat-zat interseluler dan kolagen. Vitamin ini tersebar ke seluruh tubuh dalam jaringan ikat, rangka dan matriks. Vitamin C berperan penting dalam hidroksilisin prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentukan kolagen tersebut.
Vitamin c atau yang dikenal sebagai asam askorbat (H2C6H6O6) dapat ditentukan konsentrasinya  dalam larutan dengan metode titrasi Iodometri karena sifat vitamin c yang mudah teroksidasi oleh iodin menjadi asam dehidroaskorbat (C6H5O6). Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan mudah rusak selama proses penyimpanan. Laju kerusakan meningkat karena kerja logam, terutama tembaga dan besi serta dipengaruhi pula oleh kerja enzim. Pendedahan oksigen dan pendedahan terhadap cahaya semuanya merusak kandungan vitamin C pada makanan. Enzim yang mengandung tembaga atau besi dalam gugus prostetiknya merupakan katalis yang efisien untuk penguraian asam askorbat. Enzim paling penting dalam golongan ini adalah asam askorbat oksidase, fenolase, sitokrom oksidase dan peroksidase. Hanya asam askorbat oksidase yang terlihat reaksi langsung antara enzim, substrat dan oksigen molekul. Enzim lain mengoksidase vitamin secara tidak langsung. Kuinon bereaksi langsung dengan asam askorbat, sitokrom oksidase mengoksidasi sitokrom menjadi bentuk teroksidasinya dan senyawa ini bereaksi dengan asam L-askorbat. Peroksidase bergabung dengan senyawa fenol menggunakan hydrogen peroksida untuk melakukan oksidasi, enzim ini tidak bekerja dalam buah karena adanya pemisahan enzim dan substrat secara fisik.
Iodimetri merupakan metode titrasi atau volumetric yang pada penetuan atau penetapnnya berdasarkan I2 (iodium) yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida (I-).  Seperti  dalam reaksi redoks umumnya yang harus selalu ada oksidator dan reduktor,  sebab bila suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan elektron), maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap elektron),  jadi tidak mungkin hanya ada oksidator saja ataupun reduktor saja. Dalam metoda analisis ini analit dioksidasikan oleh I2, sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodide, dengan kata lain I2 bertindak sebagai oksidator. Indikator yang digunakan adalah suspensi amilum atau kanji, sedikit kelebihan larutan iod akan membentuk warna biru gelap dengan amilum dan titik akhir titrasi tercapai pada saat warna bitru hilang.
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan  dengan menggunakan meotde titrasi iodimetri, percobaan tersebut gagal (setelah dititrasi tidak berubah warna menjadi biru) dan  seetelah dilakukan perhitungan pada sampel didapatkan kadar vitamin c pada sampel adalah 0,4403%.  Kadar vitamin c yang didapat pada sampel tersebut berbeda dari komposisi yang tertera pada label produk sampel. Hal ini disebabkan karena,  Kesalahan pada saat pelarutan, sampel vitamin c yang digerus kurang halus, sehingga pada saat pelarutan, sampel tidak terlarut dengan sempurna. Selain itu proses pelarutan tidak menggunakan batang pengaduk tetapi menggunakan spatula. Hal tersebut mengakibatkan sampel yang sudah terukur ketika proses penimbangan akan menjadi berkurang, karena pada proses penyaringan bagian sampel yang masih kasar tidak lolos atau tidak tersaring.  Proses titrasi terlalu lambat, sehingga memungkinkan adanya Iodium (I2) yang menguap, yang menyebabkan  jumlah iodium berkurang dari yang seharusnya. Hal tersebut dapat berakibat pada kesalahan dalam pengamatan dan perhitungan. Vitamin C yang terkandung di dalam sampel tidak hanya mengandung vitamin C, tetapi juga mengandung karbohidrat (pati) yang berfungsi sebagai pemadat. Oleh karena itu, tidak mengandung 100%  vitamin C. Kandungan vitamin C juga akan semakin menurun jika  terlalu lama disimpan. Vitamin C mudah sekali terdegradasi, baik oleh temperatur, cahaya maupun udara sekitar sehingga kadar vitamin C berkurang.
Vitamin C banyak membantu dalam proses metabolisme energi, vitamin ini tidak disimpan dalam tubuh, tetapi dikeluarkan dalam tubuh melalui urin dalam jumlah kecil. Karena itulah, vitamin perlu dikonsumsi setiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.













                                
G.    Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan kali ini yaitu setelah dilakukan  penentuan kadar vitamin c pada sampel secara iodimetri, didapatkan kadar vitamin C 0,4403%.


















DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Helmi,dkk.2007.PENGARUH VITAMIN C TERHADAP FETUS MENCIT     DIABETES.No 1.(volume 12).

Darmawan,Endang.2006.EFEK LAMA PEMBERIAN VITAMIN C DOSIS TINGGI TERHADAP AKTIVITAS HIPOGLIKEMIA GLIBENKLAMIDA PADA  TIKUS.Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi.No1.(volume 3).

Padmaningrum,R T dan M. Pranjoto.2007.PERUBAHAN WARNA DAN KADAR β- KAROTEN DALAM TEPUN UBI JALAR (IPOMEA BATATS,L) AKIBAT PEMUTIHAN.Jurnal Penelitian Sintetik.No 22.(Volume 12).

Sudjadi.2007.KIMIA FARMASI ANALISIS.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Wiryani,Cilik dan Ketut Suwirta.2010.PENGARUH VITAMIN C TERHADAP KADAR SERUM FERITIN PADA PASIEN GAGAL GINJAN KRONIK DENGAN HEMODILISIS REGULER.Jurnal Payny Dalam.No 2.(volume 11).








                                                                           
                                                                                
                                                                                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar