PENETAPAN
KADAR VITAMIN C
A. Tujuan
Tujuan
pada percobaan ini yaitu mahasiswa mampu menetapkan kadar vitamin C ( asam
askorbat ) secara iodimetri.
B. Landasan
Teori
Vitamin
C mempunyai efek antiinß amasi karena menghambat aktivasi nuclear factor kB (NF-kB)
yang merupakan pengatur utama ekspresi gen inß amasi. Vitamin C terlibat dalam
berbagai fase transport besi, baik tingkat seluler maupun molekuler.13
Eritropoesis deÞ siensi besi fungsional dikatakan memegang peranan penting pada
anemia hiporesponsif rHuEPO pada pasien hemodialisis dengan hiperferitinemia. Tarng
DC, et al.13 pada penelitiannya tahun 1999 mendapat penurunan feritin
yang dramatik 816 ± 435 vs 587 ± 323 ng/ml pada pasien yang diberikan 300 mg
vitamin C 3 kali perminggu selama 8 minggu. Defisiensi vitamin C merupakan
komplikasi dialisis terkait dengan pembatasan makanan sumber vitamin C untuk
mencegah hiperkalemia maupun kehilangan beberapa gram vitamin C saat
dialisis.14-15 Vitamin C melalui efeknya sebagai anti inß amasi dan
keterlibatannya dalam berbagai fase metabolisme besi diharapkan dapat
menurunkan kadar serum feritin pada penderita GGK hemodialisis regular dengan
hiperferitinemia (Cilik Wiryani dan Ketut Suwirta.2010).
Vitamin
C berfungsi sebagai pembangkit sistemimumdan oleh karena itu biasanya vitamin c
digunakan sebagai penangkap radikal bebas. Karena funsinya itu, vitamin c sering
digunakan sebagai alat pencegah dari penyakit, mulai dari simptomatik sampai penyakit
ganas seperti kanker (Kronhausen & Kronhausen, 1989; Gaby & Singh,
1991). Vitamin c berfungsi terutama penyusun utama collagen, yang bertugas
membentuk ikatan antara sel dan antar jaringan. Juga vitamin c bertindak
sebagai penghambat sekresi prostaglandin (Kronhausen & Kronhausen, 1989).
Vitamin C dibutuhkan untuk mengekspor molekul procollagen ke luar sel
(Kronhausen & Kronhausen, 1989). Bila terjadi defisiensi yang mengakibatkan
terjadinya scurvy (ditandai oleh gum disease), nyeri pada otot
dan sendi, lesi pada kulit, fatigo dan perdarahan, maka kebutuhan minimum
vitamin c adalah 10 milligrams (dewasa) perhari (Gaby & Singh, 1991).
Vitamin C menurunkan kadar puncak maksimum (Cmaks) propranolol dan menaikan
waktu maksimum untuk mencapai kadar maksimum (Gonzales et al., 1995).
Pada pemberian mega dosis vitamin C ternyata dapat meningkatkan enzim yang
bertanggung jawab terhadap detosikasi obat seperti sitakrom B5 (Khanduja etal.,1986).
Tetapi jugameningkatkan penetrasi penisilin pada data eksperimental (Bednovaet
al., 1989). Juga dapat meningkatkan fluk haloperidol pada absorpsi kulit (Endang
Darmawan.2006).
Vitamin
C (asam askorbat) merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Kekurangan vitamin c telah dikenal sebagai penyakit sariawan dengan
gejala seperti gusi berdarah, saki lidah, nyeri otot dan sendi. Berat badan berkurang,
lesu dan lain-lain. Vitamin c mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia
seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan neurotrnsmiter norepinefrin.
Vitamin c mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul
yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein,lipid,karbohidrat dan asam
nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan reaktif oksigen spesies. Vitamin
c juga dibutuhkan memelihara kehamilan, mengatur control kapiler darah secara
memadai, mencegah hemorid, mengurangi resiko diabetes dan lain-lain
(Helmi,Arifin.2007).
Titrasi
yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan 2 cara taitu titrasi langsung
(iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri). Iodium merupakan oksidator
yang relative kuat dengan nilai potensial oksidasi sebesar +0,535V. Pada saat
reaksi oksidasi, iodium akan direduksi menjadi iodide. Larutan baku iodium yang
telah dibakukan dapat digunakan untuk membakukan larutan natrium tiosulfat.
Deteksi titk akhir pada idiometri dilakukan dengan menggunakan indicator amilum
yang akan memberikan warna biru pada saat tekakhirnya titk akhir. Dalam
Farmakope Indonesia titrasi iodimetri digunakan untuk menetapkan kadar asam askorbat,
dan metamorin (Sudjadi.2007)
C. Alat
dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan
pada percoban ini yaitu:
·
Erlemeyer 250 ml
·
Gelas ukur 50 ml
·
Pipet volume 25 ml
·
Buret 50 ml
·
Statif dan klem
·
Geles kimia 100 ml
·
Pipet tetes, Filer
2. Bahan
Bahan yang digunakan
pada percobaan in yaitu:
·
Larutan iodium 0,1 N
·
Larutan kanji 0,5 %
·
Asam sulfat encer
·
Larutan Vitamin C
·
Akuades ( air panas )
3. Uraian
bahan
·
Asam
sulfat (FI edisi III, hal 58)
Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain : Asam sulfat
Rumus molekul
: H2SO4
Berat molekul
: 98,07
Pemerian : cairan kental seperti minyak, korosit, tidak
berwarna, jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan
panas.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan :
Zat tambahan
·
Yodium
(FI Edisi III, Hal 316)
Nama resmi
: IODIUM
Nama lain
: Iodium, Yodium
Pemerian : Keping atau butir,
berat, hitam kelabu, bau khas
dan mengkilat seperti logam
Kelarutan
: Dalam
lebih kurang 350 bagian air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
·
Air
Panas (FI Edisi III, Hal 996)
Nama
resmi : AQUADESTILLATA
Nama lain : air suling
Rumus
molekul : H20
BM
: 18,02
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa,
Penyimpanan
: Dalam tertutup baik
·
Vitamin
C (Dirjan POM,1979: hal 47)
Nama
resmi : ACIDUM ASCORBICUM
Nama
lain : Asam askorbat
Rumus
molekul : C6H8O6
Rumus
molekul : 176,13
Pemerian :
serbuk atau hablur, putih atau agak kuning ; tidak berbau ; rasa asam.
Kelarutanutan : Mudah larut dalam air; agak
sukar larut dalam etanol
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Khasiat :
Antiskorbut
·
Larutan kanji (FI III, hal 762)
Nama resmi
: Starch
Nama
lain
: Amilum / pati / kanji
Pemerian
: Serbuk putih, hablur
Kelarutan
:
Larut dalam air panas, membentuk atau menghasilkan larutan agak
keruh
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai indikator
D.
Prosedur
Kerja
![]() |
-
Ditimbang
400 mgkan
-
Dilarut
dalam air bebas CO2
-
Ditambahkan
H2SO4 ebanyak 25 ml
-
Ditambahkan
3 tetes larutan kanji
-
Dititrasi
dengan larutan iodium 0,1 N
Hasil…..?
E. Hasil
Pengamatan
Hasil
pengamatan pada praktikum ini yaitu:
VI2 x NI2 x BE

mg sampel
2 x 0,1 x 8,86

400
1,7612

400
= 0,4403%
F. Pembahasan
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat
diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal.
Vitamin-vitamin ini dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup,
oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Dalam bahan
pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah yang relatif sangat kecil dan
terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda, diantaranya ada yang berbentuk
provitamin atau calon vitamin yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin
yang aktif. Dalam larutan air vitamin C mudah teroksidasi, terutama apabila
dipanaskan. Kehilangan vitamin C sering terjadi pada pengolahan, pengeringan
dan cahaya. Vitamin C penting dalam pembuatan zat-zat interseluler dan kolagen.
Vitamin ini tersebar ke seluruh tubuh dalam jaringan ikat, rangka dan matriks.
Vitamin C berperan penting dalam hidroksilisin prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentukan kolagen
tersebut.
Vitamin c atau yang
dikenal sebagai asam askorbat (H2C6H6O6)
dapat ditentukan konsentrasinya dalam larutan dengan metode titrasi
Iodometri karena sifat vitamin c yang mudah teroksidasi oleh iodin menjadi asam
dehidroaskorbat (C6H5O6). Vitamin
C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan mudah rusak
selama proses penyimpanan. Laju kerusakan meningkat karena kerja logam,
terutama tembaga dan besi serta dipengaruhi pula oleh kerja enzim. Pendedahan
oksigen dan pendedahan terhadap cahaya semuanya merusak kandungan vitamin C
pada makanan. Enzim yang mengandung tembaga atau besi dalam gugus prostetiknya
merupakan katalis yang efisien untuk penguraian asam askorbat. Enzim paling
penting dalam golongan ini adalah asam askorbat oksidase, fenolase, sitokrom
oksidase dan peroksidase. Hanya asam askorbat oksidase yang terlihat reaksi
langsung antara enzim, substrat dan oksigen molekul. Enzim lain mengoksidase
vitamin secara tidak langsung. Kuinon bereaksi langsung dengan asam askorbat,
sitokrom oksidase mengoksidasi sitokrom menjadi bentuk teroksidasinya dan
senyawa ini bereaksi dengan asam L-askorbat. Peroksidase bergabung dengan
senyawa fenol menggunakan hydrogen peroksida untuk melakukan oksidasi, enzim
ini tidak bekerja dalam buah karena adanya pemisahan enzim dan substrat secara
fisik.
Iodimetri merupakan metode titrasi atau volumetric
yang pada penetuan atau penetapnnya berdasarkan I2 (iodium) yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari
hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida (I-).
Seperti dalam reaksi redoks umumnya yang harus selalu ada oksidator dan
reduktor, sebab bila suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya
(melepaskan elektron), maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya
berkurang atau turun (menangkap elektron), jadi tidak mungkin hanya ada oksidator saja
ataupun reduktor saja. Dalam metoda analisis ini analit dioksidasikan oleh I2, sehingga I2 tereduksi
menjadi ion iodide, dengan kata lain I2 bertindak sebagai
oksidator. Indikator yang digunakan adalah suspensi amilum atau kanji,
sedikit kelebihan larutan iod akan membentuk warna biru gelap dengan amilum dan
titik akhir titrasi tercapai pada saat warna bitru hilang.
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan dengan menggunakan meotde titrasi iodimetri,
percobaan tersebut gagal (setelah dititrasi tidak berubah warna menjadi biru)
dan seetelah dilakukan perhitungan pada sampel didapatkan kadar vitamin c pada
sampel adalah 0,4403%. Kadar vitamin c yang didapat pada
sampel tersebut berbeda dari komposisi yang tertera pada label produk sampel. Hal ini disebabkan karena, Kesalahan pada saat
pelarutan,
sampel vitamin c yang digerus kurang halus, sehingga pada
saat pelarutan, sampel tidak terlarut dengan sempurna. Selain itu proses
pelarutan tidak menggunakan batang pengaduk tetapi menggunakan spatula. Hal
tersebut mengakibatkan sampel yang sudah terukur ketika proses penimbangan akan
menjadi berkurang, karena pada proses penyaringan bagian sampel yang masih
kasar tidak lolos atau tidak tersaring. Proses titrasi terlalu
lambat, sehingga memungkinkan adanya Iodium (I2) yang menguap, yang
menyebabkan jumlah iodium berkurang dari yang seharusnya. Hal tersebut
dapat berakibat pada kesalahan dalam pengamatan dan perhitungan. Vitamin C yang terkandung
di dalam sampel tidak
hanya mengandung vitamin C, tetapi juga mengandung karbohidrat (pati) yang
berfungsi sebagai pemadat. Oleh karena itu, tidak mengandung 100% vitamin
C. Kandungan vitamin C juga akan
semakin menurun jika terlalu lama disimpan. Vitamin C mudah
sekali terdegradasi, baik oleh temperatur, cahaya maupun udara sekitar sehingga
kadar vitamin C berkurang.
Vitamin C banyak membantu dalam proses metabolisme
energi, vitamin ini tidak disimpan dalam tubuh, tetapi dikeluarkan dalam tubuh
melalui urin dalam jumlah kecil. Karena itulah, vitamin perlu dikonsumsi setiap
hari untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.
G. Kesimpulan
Kesimpulan
pada percobaan kali ini yaitu setelah
dilakukan penentuan kadar vitamin c
pada sampel secara iodimetri, didapatkan kadar vitamin C 0,4403%.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Helmi,dkk.2007.PENGARUH
VITAMIN C TERHADAP FETUS MENCIT DIABETES.No
1.(volume 12).
Darmawan,Endang.2006.EFEK LAMA PEMBERIAN VITAMIN C
DOSIS TINGGI TERHADAP AKTIVITAS HIPOGLIKEMIA GLIBENKLAMIDA PADA TIKUS.Jurnal
Sains dan Teknologi Farmasi.No1.(volume
3).
Padmaningrum,R T
dan M. Pranjoto.2007.PERUBAHAN WARNA DAN KADAR β- KAROTEN DALAM TEPUN UBI JALAR
(IPOMEA BATATS,L) AKIBAT PEMUTIHAN.Jurnal
Penelitian Sintetik.No 22.(Volume 12).
Sudjadi.2007.KIMIA
FARMASI ANALISIS.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Wiryani,Cilik dan Ketut
Suwirta.2010.PENGARUH VITAMIN C
TERHADAP KADAR SERUM FERITIN PADA PASIEN GAGAL GINJAN KRONIK DENGAN HEMODILISIS
REGULER.Jurnal Payny Dalam.No 2.(volume 11).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar