Selasa, 10 November 2015

MORFOLOGI DAN FUNGSI KULIT, RUTE PENETRASI KOSMETIK KULIT DAN PERAWATAN KULIT



TUGAS KOSMETOLOGI
PENGGUNAAN KOSMETIK TERHADAP KULIT

OLEH:
KARMILA WATI
F1F1 12 105


JURUSAN FARMASI
FAKULTS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
A.    ANATOMI KULIT https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeGvHDYkj4V0pHvvHGCwTH47CaXyckWli_oalWDvnZ_V6kyqQZZxiQuBBJu9trCW5HrhaF0N-ZdgfZXPpNIQXvKMdQzIhDtomfH2wNE9YW6Hc7-3PIeEW1IaoXuoonKWwl87NfXxGewkK9/s1600/anat+kulit.jpg
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2 m2 dengan berat kira -kira 16%  berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital vserta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh (Tortora, Derrickson, 2009). Kulit mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai perlindung, pengantar haba, penyerap, indera perasa, dan fungsi pergetahan (Setiabudi, 2008). Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
a.      EPIDERMIS
      Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):

·         Stratum Korneum
Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
·         Stratum Lusidum
Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
·         Stratum Granulosum
Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan   sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
·         Stratum Spinosum
Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilame tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
·         Stratum Basale (Stratum Germinativum)
Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain.Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans) (Wasitaatmadja, 1997).



b.      DERMIS
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :
·         Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
·         Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi (Wasitaatmadja, 1997).
c.       SUBKUTAN
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber. (Wasitaatmadja, 1997).



Reseptor yang cepat beradaptasi di kulit yaitu reseptor taktil (sentuh) dikulit yang memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor ini cepat beradaptasi maka seseorang tidak menyadari sedang memakai jam tangan, cincin dan sebagainya. Sewaktu memakai sesuatu maka akan terbiasa karena adanya adaptasi cepat reseptor tersebut. Sewaktu mencopotnya maka akan menyadarinya karena adanya off response (Sherwood, 2001).

B.     FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas. dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.
Sensasi kulit adalah sensasi yang reseptornya ada dikulit, sedangkan sensasi visera adalah sensasi yang berkaitan dengan persepsi lingkungan dalam, nyeri dari alat-alat visera biasanya digolongkan sebagai sensasi visera. Terdapat 4 sensasi kulit yaitu: raba-tekan (tekanan adalah rabaan yang ditahan agak lama), dingin, hangat, dan nyeri. Kulit mengandung berbagai jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung saraf telanjang, saraf yang melebar, serta ujung saraf yang terselubung (Ganong, 2008).

C.    FUNGSI KULIT
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
1.      Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringanjaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruhpengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.
2.      Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
3.       Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
4.      Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
5. Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

RUTE PENETRASI KULIT
a.       Penetrasi transappendageal
Rute transappendageal merupakan rute yang sedikit digunakan untuk  transport molekul obat, karena hanya mempunyai daerah yang kecil (kurang dari 0,1% dari total permukaan kulit). Akan tetapi, rute ini berperan penting pada beberapa senyawa polar dan molekul ion hampir tidak berpenetrasi melalui stratum Corneum (Moghimi dkk, 1999). Rute transappendageal ini dapat menghasilkan difusi yang lebih cepat, segerasetelah penggunaan obat karena dapat menghilangkan waktu yang diperlukan oleh obat untuk melintasi stratum corneum. Difusi melalui transappendageal ini dapat terjadi dalam 5 menit dari pemakaian obat (Swarbrick dan Boylan, 1995).
b.      Penetrasi transepidermal
Sebagian besar penetrasi zat adalah melalui kontak dengan lapisan stratum corneum. Jalur penetrasi melalui stratum corneum ini dapat dibedakan menjadi jalur transelular dan interseluler. Prinsip masuknya penetran kedalam stratum corneum adalah adanya koefisien partisi dari penetran. Obat-obat yang bersifat hidrofilik akan berpenetrasi melalui jalur transeluler sedangkan obat-obat lipofilik akan masuk kedalam stratum corneum melalui rute interseluler. Sebagian besar difusan berpenetrasi kedalam stratum corneum melalui kedua rute tersebut, hanya kadang-kadang obat-obat yang bersifat larut lemak berpartisipasi dalam corneocyt yang mengandung residu lemak. Jalur interseluler yang berliku dapat berperan sebagai rute utama permeasi obat dan penghaJlang utama dari sebagian besar obat-obatan (Swarbrick dan Boylan, 1995).

Transdermal adalah salah satu cara administrasi obat dengan bentuk sediaan farmasi/obat berupa krim, gel atau patch (koyo) yang digunakan pada permukaan kulit, namun mampu menghantarkan obat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (trans = lewat; dermal = kulit). Umumnya penggunaan transdermal adalah pada obat-obatan hormon, misalnya estrogen. Yang paling umum ditemui mungkin koyo untuk menghilangkan kecanduan rokok, atau menghilangkan nafsu makan (berfungsi sebagai pelangsing). Bentuk transdermal menjadi pilihan terutama untuk obat-obat yang apabila diberikan secara oral bisa memberi efek samping yang tidak diinginkan.
Banyak sediaan utamanya pada kosmetik dan sediaan dermatologi yang ditujukan untuk  pemakaian melalui kulit karena berbagai alasan. Sediaan tersebut misalnya lotio, salep, kirim, suspense, emulsi, dan lain-lain. Meskipun pada umumnya dimaksudkan untuk pengobatan penyakit kulit dan kalaupun ditujukan agar obat menembus permukaan kulit dihindari permeasi ke sirkulasi sistemik tentu ada beberapa pengecualian, akan tetapi jika obat telah berhasil menembus epidermis, akan tetap ada kemungkinan obat tersebut menembus sirkulasi sistemik. Adanya obat yang sampai ke sirkulasi sistemik dapat dibuktikan dengan pemeriksaan kadar obat dalam darah atau dalam urin. Tetapi untungnya, biasanya kadar obat yang “tidak sengaja” menembus sirkulasi sistemik berjumlah kecil sehingga efeknya tidak dirasakan oleh pasien(Anonim, 2010).
Proses masuknya suatu zat dari luar kulit melintasi lapisan – lapisan kulit menuju posisi di bawah kulit hingga menembus pembuluh darah disebut absorbsi perkutan. Absorbsi transdermal terjadi melalui proses difusi yang lambat yang ditentukan oleh gradient konsentrasi obat darikonsentrasi tinggi (pada sediaan yang diaplikasikan) menuju konsntrasi rendah di kulit. Obat dapat mempenetrasi kulit utuh melalui dinding folikel rambut, kelenjar minyak, atau kelenjar lemak. Dapat pula melalui celah antar sel dari epidermis dan inilah cara yang paling dominan untuk penetrasi obat melalui kulit dibandingkan penetrasi melalui folikel rambut, kelenjar minyak, maupun kelenjar lemak. Hal ini terkait perbandingan luas permukaan diantara keempatnya.Sebenarnya, kulit yang rusak pun (robek, iritasi, pecah –pecah, dll) dapat terpenetrasi oleh obat. Bahkan penetrasinya lebih banyak dari pada kulit normal. Hal ini karena kulit rusak telah kehilangan sebagian lapisan pelindungnya. Meski demikian, penetrasi melalui kulit yang rusak tidak dianjurkan karena absorbs obat menjadi sulit untuk diprediksi(Anonim, 2010).

PERAWATAN KULIT BERDASARKAN JENJANG USIA
Setiap orang, berapapun usianya, dipastikan ingin memiliki kulit yang besih, mulus, dan lembut seperti ketika ia masih bayi. Banyak orang yang mendambakan kulit yang putih bersih tak terkecuali para artis. Keinginan tersebut tentu sah-sah saja namun harus dibarengi dengan tingkat pengetahuan mengenai perawatan kulit yang mendalam. Jangan sampai Anda melakukan perawatan pada kulit semaunya saja, tanpa didasari oleh pengetahuan tentang perawatan yang benar dan dianjurkan. Mengapa hal tersebut harus dilakukan? Karena tipe kulit tiap-tiap orang berbeda-beda dan sangat tergantung dari tingkatan usia. Berikut ini merupakan perawatan kulit yang berdasarkan pada tingkatan usia masing-masing.
a.      Perawatan Kulit Bayi dan Anak
Sebelum melakukan perawatan kulit pada bayi dan anak-anak, Anda harus mengetahui terlebih dahulu karakteristik kulit mereka yang relatif masih tipis dengan ketebalannya hanya sekitar 1 mm. Karena itu, kulit pada bayi dan anak-anak akan mudah sekali mengalami iritasi oleh bahan-bahan kimia.
Perawatan kulit pada bayi dan anak-anak tidak bisa disamakan dengan orang yang sudah dewasa. Ketika menggunakan kosmetika harus sangat hati-hati mengingat kondisi kulit bayi mudah sekali terkena iritasi. Ketika menggunakan pembersih, pilihlah sabun yang bersifat lunak dan sedikit mengandung alkali serta menghindari penggunaan sabun yang mengandung bahan-bahan aktif tertentu seperti mercury iodide, tribromo salicyl anilida, dan lainnya. Anda juga harus menghindari bedak yang mengandung antiseptic seperti asam borat, perubalsem, dan lainnya. Penggunaan minyak bayi merupakan emolien yang cukup efektif namun apabila pemakaiannya secara terus-menerus akan menimbulkan miliaria terutama di daerah tropis.

b.      Perawatan Kulit Remaja dan Dewasa Muda
Ketika anak telah memasuki usia remaja maka aktifitas pembentukan hormon menjadi meningkat dan kelenjar sebasea menjadi besar dan aktif. Begitu juga dengan adanya penambahan lapisan lemak kulit, rambut, dan kulit muka menjadi berminyak, produksi keringat meningkat, dan kondisi kulit terpengaruh oleh siklus menstrual. Patut diketahui bahwa jenis kulit pada remaja mayoritas merupakan jenis kulit berminyak, namun demikian terdapat pula jenis kulit normal dan kering. Sehingga berbicara soal perawatan pada kulit remaja dan dewasa muda sangat berkaitan dengan jenis kulitnya masing-masing. Untuk kulit berminyak, perawatan dan pembersihan kulitnya bisa dilakukan dengan:
  • Menggunakan pembersih beberapa kali dalam sehari dengan air hangat dan pembersih dengan bahan dasar air seperti cleansing milk, sabun, dan juga cleansing lotion.
  • Bagi yang memiliki kulit berminyak, hindari pemakaian kosmetika seperti pelembab, foundation cream, dan lainnya. Mengapa demikian? Kulit yang berminyak secara alami telah banyak menghasilkan minyak.
  • Melakukan penipisan dengan menggunakan scrub untuk menghilangkan lapisan kotoran berlemak bersamaan dengan lapisan kulit mati yang sudah terlepas di permukaan kulit.
Untuk kulit normal, jenis perawatannya biasa-biasa saja. Dalam arti tidak memerlukan jenis perawatan dan pembersihan yang khusus seperti pada kulit berminyak. Pada kulit yang kering, pada prinsipnya perawatan bisa dilakukan dengan mempertahankan kelembaban kulit serta dianjurkan untuk menggunakan pembersih yang berbahan dasar minyak.
c.       Perawatan Kulit pada Usia Lanjut
Gambaran kulit pada usia lanjut ialah kadar air sedikit, kolagen menjadi kurang larut, kulit menjadi tipis, kering, dan juga terlihat keriput. Pada kulit kalangan lansia, produksi kelenjar sebaseanya menurun, lemak kulitnya berkurang, lebih mudah mengalami dehidrasi dan juga pengeluaran keringatnya berkurang drastis. Sehingga perlu dibedakan cara perawatan dan pembersihan pada kulit lansia dibandingkan dengan usia muda. Perawatan dengan menggunakan kosmetika pada usia lanjut dimaksudkan terutama untuk mengatasi kekeringan. Sebaliknya, perawatan kuratif secara medis lebih banyak dianjurkan untuk mengatasi rasa gatal, mengurangi keriput kulit, dan juga mengurangi gangguan sirkulasi yang menurun. Sementara untuk mengatasi kekeringan kulit pada lansia hampir sama seperti pada jenis kulit usia lainnya yakni dengan menggunakan pelembab, menggunakan emolien, serta menghindarkan diri dari faktor-faktor yang menambah kekeringan kulit seperti menggunakan bahan pembersih yang mengandung sabun, alkohol, detergen, dan lainnya.

KELAINAN / GANGGUAN PADA KULIT/ WAJAH
1.      Komedo
Komedo adalah bentuk pemula dari jerawat, yaitu kelainan berupa tonjolan kecil sebagai akibat tersumbatnya kelenjar minyak. Kelainan ini biasanya timbul pada daerah segoroe, yaitu kulit yang banyak terdapat kelenjar minyaknya, misalnya pada daerah muka, dada, lengan atas, dan punggung bagian atas. Dua bentuk komedo yaitu:
·         White head: Komedo berupa tonjolan kecil berwarna putih 
·         Black head:  komedo yang mempunyai pintu, karena pengaruh oksidasi udara dan debu, maka akan terlihat titik hitam diatasnya.
2.      Acne ( jerawat)
Acne dalam istilah umum disebut jerawat, adalah bentuk komedo yang meradang dan bila timbul infeksi maka akan terlihat pernanahan. Peradangan dapat terjadi cukup berat dan dalam sehingga akan terbentuk benjolan yang berisi nanah atau kista. Pada keadaan akhir bila sembuh akan menimbulkan bekas yang berupa jaringan parut. Adapun bentuk acne yaitu:
·         Acne juvenile, adalah bentuk jerawat kecil-kecil merah dan tidak bernanah
·         Acne vulgaris, adalah bentuk jerawat yang besar dan disertai pernanahan, bila jerawat itu sembuh akan meninggalkan bekas/cacat kulit yang disebut jaringan parut.

3.      Millium / millia
Millum adalah bentuk komedo yang tertutup rapat dan mengeras, terlihat sebagai tonjolan kecil, putih, kekuningan. Kelainan ini biasanya terdapat pada kulit kering akibat dari pori-pori yang tertutup sangat rapat.
4.      Pigmentasi
Pigmentasi adalah terjadinya perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit.Gangguan pigmentasi dibedakan:
Ø  Hyperpigmentasi
Adalah terjadinya bercak kulit yang tidak merata pada tempat-tempat tertentu dengan ditandai warna lebih tua/gelap dari warna kulit aslinya. Warna tersebut dapat dimulai dari coklat terang, biru hingga hitam. Secara awam kelainan ini sering disebut sebagai “flek” hal tersebut karena adanya gangguan kelainan yang diproduksi melanosit berlebihan dan menumpuk di satu tempat.  Beberapa jenis hyperpigmentasi adalah
1)            Melasma/chloasma
Adanya kelainan berupa bercak coklat tua yang berbatas tegas dan biasanya simetris antara kiri dan kanan. Kelainan ini banyak terdapat pada orang yang hidup di daerah tropis. Penyebab melaksanakan/chloasma antara lain:
-           Pajaran sinar matahari
-          Pil kontrasepsi
-           Wanita yang sedang hamil
-          Usia lanjut dan masa manopouse 
2)            Efhilides / Frechles
Kelainan berupa bercak coklat terang dengan bentuk kecil dan dapat mengenai seluruh tubuh. Kelainan ini lebih banyak terdapat pada bangsa kulit putih, yang jumlahnya akan semakin meningkat bila terkena sinar matahari, dan akan hilang dengan sendirinya bila musim dingin tiba. Untuk  orang daerah tropis, kelainan ini lebih banyak disebabkan karena warisan orang tuanya.
3)            Lentigo
Kelainan berupa bercak kecil berwarna coklat kehitaman, biasanya terdapat pada kulit yang terpajar sinar matahari. Sedikit menonjol (datar) lebih tinggi dari permukaan kulit .
4)            Adison
Bercak kehitaman yang akhirnya menular keseluruh tubuh kelainan ini kerena produksi hormone “ Corticosteroid” berkurang dan mengakibatkan proses mekanin pada kulit berlebihan.
5)             Melanoderma
Adalah kelainan berupa bercak kecoklatan karena peradangan atau inflamasi, misalnya kena luka bakar, kena knalpot, obat-obatan keras atau karena alergi kosmetika.
Ø  Hypopigmentasi
Adalah terjadinya perubahan kulit menjadi lebih terang dari warna kulit aslinya, karena adanya gangguan dalam pembentukan melanin dalam melanosit. Kelainan ini biasanya berupa bercak keputihan. Macam-macam hypopigmentasi dan penyebabnya adalah:
a.       Leukoderma adalah kelainan yang disebabkan oleh kerusakan melanosit sehingga pembentukan melanin terganggu. Beberapa penyebab kerusakan melanosit antara lain sebagai berikut:
-          Luka bakar yang terdapat pada kulit
-           Pemakaian bahan kimia seperti fenol
-          Setelah menderita exim yang kronis
b.      Albino adalah kelainan berupa kegagalan melanosit dalam pembentukan melanin yang mengenai seluruh tubuh, sehingga kulit menjadi putih secara keseluruhan dari mulai rambut sampai kornea matanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar