TUGAS
KOSMETOLOGI
PENGGUNAAN
KOSMETIK TERHADAP KULIT

OLEH:
KARMILA
WATI
F1F1
12 105
JURUSAN
FARMASI
FAKULTS
FARMASI
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2015
A. ANATOMI KULIT 

Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan
membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2 m2 dengan
berat kira -kira 16% berat badan. Kulit
merupakan organ yang esensial dan vital vserta merupakan cermin kesehatan dan
kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi pada
keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh
(Tortora, Derrickson, 2009). Kulit mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai
perlindung, pengantar haba, penyerap, indera perasa, dan fungsi pergetahan
(Setiabudi, 2008). Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama
yaitu :
a. EPIDERMIS
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan
avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel
melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai
tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis
hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6
minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas
sampai yang terdalam):
·
Stratum
Korneum
Terdiri dari sel keratinosit yang
bisa mengelupas dan berganti.
·
Stratum
Lusidum
Berupa garis translusen, biasanya
terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada
kulit tipis.
·
Stratum
Granulosum
Ditandai
oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan
sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula
keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel
Langerhans.
·
Stratum
Spinosum
Terdapat berkas-berkas filament yang
dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilame tersebut memegang peranan penting
untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis
pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum
dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut
sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
·
Stratum
Basale (Stratum Germinativum)
Terdapat aktifitas mitosis yang
hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan.
Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini
tergantung letak, usia dan faktor lain.Merupakan satu lapis sel yang mengandung
melanosit. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin
D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan
pengenalan alergen (sel Langerhans) (Wasitaatmadja, 1997).
b. DERMIS
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering
dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong
epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi,
yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua
lapisan :
·
Lapisan
papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
·
Lapisan
retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut
kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut
elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia
meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen
saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan
kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung
beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam
dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai
nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi (Wasitaatmadja, 1997).
c.
SUBKUTAN
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang
terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang
menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan
ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu.
Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis /
hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol
bentuk tubuh dan mechanical shock absorber. (Wasitaatmadja, 1997).
Reseptor
yang cepat beradaptasi di kulit yaitu reseptor taktil (sentuh) dikulit yang
memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor
ini cepat beradaptasi maka seseorang tidak menyadari sedang memakai jam tangan,
cincin dan sebagainya. Sewaktu memakai sesuatu maka akan terbiasa karena adanya
adaptasi cepat reseptor tersebut. Sewaktu mencopotnya maka akan menyadarinya karena
adanya off response (Sherwood, 2001).
B.
FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi
tubuh diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi
lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi),
sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari
kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai
barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah diketahui merupakan
salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran
saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada
pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol
oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui
keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur
kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila
temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan
mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim
sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur
yang menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan
mempertahankan panas. dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur
yang menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan
mempertahankan panas.
Sensasi
kulit adalah sensasi yang reseptornya ada dikulit, sedangkan sensasi visera
adalah sensasi yang berkaitan dengan persepsi lingkungan dalam, nyeri dari
alat-alat visera biasanya digolongkan sebagai sensasi visera. Terdapat 4
sensasi kulit yaitu: raba-tekan (tekanan adalah rabaan yang ditahan agak lama),
dingin, hangat, dan nyeri. Kulit mengandung berbagai jenis ujung saraf sensorik
yang meliputi ujung saraf telanjang, saraf yang melebar, serta ujung saraf yang
terselubung (Ganong, 2008).
C.
FUNGSI KULIT
Kulit mempunyai berbagai fungsi
yaitu sebagai berikut :
1.
Pelindung
atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi
jaringanjaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari
pengaruhpengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari
kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan
air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat
kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik
seperti sinar ultraviolet dari matahari.
2.
Penerima
rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang
berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran.
Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
3.
Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi
pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf
otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit
atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan
kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya
masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ
antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
4.
Pengeluaran
(ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari
kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan
membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit
tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis
sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
5.
Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam
kelenjar lemak.
6.
Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat
tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit.
Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi
lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui
muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui
dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ
tubuh lainnya.
7.
Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan
kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat
menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan
emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak
rambut.
RUTE PENETRASI KULIT
a. Penetrasi transappendageal
Rute
transappendageal merupakan rute yang sedikit digunakan untuk transport molekul obat, karena hanya
mempunyai daerah yang kecil (kurang dari 0,1% dari total permukaan kulit). Akan
tetapi, rute ini berperan penting pada beberapa senyawa polar dan molekul ion
hampir tidak berpenetrasi melalui stratum Corneum (Moghimi dkk, 1999). Rute
transappendageal ini dapat menghasilkan difusi yang lebih cepat, segerasetelah
penggunaan obat karena dapat menghilangkan waktu yang diperlukan oleh obat
untuk melintasi stratum corneum. Difusi melalui transappendageal ini dapat
terjadi dalam 5 menit dari pemakaian obat (Swarbrick dan Boylan, 1995).
b. Penetrasi transepidermal
Sebagian besar penetrasi zat adalah melalui kontak dengan
lapisan stratum corneum. Jalur penetrasi melalui stratum corneum ini dapat
dibedakan menjadi jalur transelular dan interseluler. Prinsip masuknya penetran
kedalam stratum corneum adalah adanya koefisien partisi dari penetran.
Obat-obat yang bersifat hidrofilik akan berpenetrasi melalui jalur transeluler
sedangkan obat-obat lipofilik akan masuk kedalam stratum corneum melalui rute
interseluler. Sebagian besar difusan berpenetrasi kedalam stratum corneum melalui
kedua rute tersebut, hanya kadang-kadang obat-obat yang bersifat larut lemak
berpartisipasi dalam corneocyt yang mengandung residu lemak. Jalur interseluler
yang berliku dapat berperan sebagai rute utama permeasi obat dan penghaJlang
utama dari sebagian besar obat-obatan (Swarbrick dan Boylan, 1995).
Transdermal adalah
salah satu cara administrasi obat dengan bentuk sediaan farmasi/obat berupa
krim, gel atau patch (koyo) yang digunakan pada permukaan kulit, namun mampu
menghantarkan obat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (trans = lewat; dermal =
kulit). Umumnya penggunaan transdermal adalah pada obat-obatan hormon, misalnya
estrogen. Yang paling umum ditemui mungkin koyo untuk menghilangkan kecanduan
rokok, atau menghilangkan nafsu makan (berfungsi sebagai pelangsing). Bentuk
transdermal menjadi pilihan terutama untuk obat-obat yang apabila diberikan
secara oral bisa memberi efek samping yang tidak diinginkan.
Banyak sediaan utamanya pada kosmetik dan sediaan
dermatologi yang ditujukan untuk pemakaian melalui kulit karena
berbagai alasan. Sediaan tersebut misalnya lotio, salep, kirim, suspense,
emulsi, dan lain-lain. Meskipun pada umumnya dimaksudkan untuk pengobatan
penyakit kulit dan kalaupun ditujukan agar obat menembus permukaan kulit
dihindari permeasi ke sirkulasi sistemik tentu ada beberapa pengecualian, akan
tetapi jika obat telah berhasil menembus epidermis, akan tetap ada kemungkinan
obat tersebut menembus sirkulasi sistemik. Adanya obat yang sampai ke sirkulasi
sistemik dapat dibuktikan dengan pemeriksaan kadar obat dalam darah atau dalam
urin. Tetapi untungnya, biasanya kadar obat yang “tidak sengaja” menembus
sirkulasi sistemik berjumlah kecil sehingga efeknya tidak dirasakan oleh
pasien(Anonim, 2010).
Proses masuknya suatu zat dari luar kulit melintasi
lapisan – lapisan kulit menuju posisi di bawah kulit hingga menembus pembuluh
darah disebut absorbsi perkutan. Absorbsi transdermal terjadi melalui proses
difusi yang lambat yang ditentukan oleh gradient konsentrasi obat
darikonsentrasi tinggi (pada sediaan yang diaplikasikan) menuju konsntrasi
rendah di kulit. Obat dapat mempenetrasi kulit utuh melalui dinding folikel
rambut, kelenjar minyak, atau kelenjar lemak. Dapat pula melalui celah
antar sel dari epidermis dan inilah cara yang paling dominan untuk penetrasi
obat melalui kulit dibandingkan penetrasi melalui folikel rambut,
kelenjar minyak, maupun kelenjar lemak. Hal ini terkait perbandingan luas
permukaan diantara keempatnya.Sebenarnya, kulit yang rusak pun (robek, iritasi,
pecah –pecah, dll) dapat terpenetrasi oleh obat. Bahkan penetrasinya lebih
banyak dari pada kulit normal. Hal ini karena kulit rusak telah kehilangan
sebagian lapisan pelindungnya. Meski demikian, penetrasi melalui kulit yang
rusak tidak dianjurkan karena absorbs obat menjadi sulit untuk
diprediksi(Anonim, 2010).
PERAWATAN KULIT BERDASARKAN JENJANG
USIA
Setiap
orang, berapapun usianya, dipastikan ingin memiliki kulit yang besih, mulus,
dan lembut seperti ketika ia masih bayi. Banyak orang yang mendambakan kulit
yang putih bersih tak terkecuali para artis. Keinginan tersebut tentu sah-sah
saja namun harus dibarengi dengan tingkat pengetahuan mengenai perawatan kulit
yang mendalam. Jangan sampai Anda melakukan perawatan pada kulit semaunya saja,
tanpa didasari oleh pengetahuan tentang perawatan yang benar dan dianjurkan.
Mengapa hal tersebut harus
dilakukan? Karena tipe kulit tiap-tiap orang berbeda-beda dan sangat tergantung
dari tingkatan usia. Berikut ini merupakan perawatan kulit yang berdasarkan
pada tingkatan usia masing-masing.
a.
Perawatan
Kulit Bayi dan Anak
Sebelum melakukan perawatan kulit pada bayi dan anak-anak,
Anda harus mengetahui terlebih dahulu karakteristik kulit mereka yang relatif
masih tipis dengan ketebalannya hanya sekitar 1 mm. Karena itu, kulit pada bayi
dan anak-anak akan mudah sekali mengalami iritasi oleh bahan-bahan kimia.
Perawatan kulit pada bayi dan anak-anak tidak bisa disamakan
dengan orang yang sudah dewasa. Ketika menggunakan kosmetika harus sangat
hati-hati mengingat kondisi kulit bayi mudah sekali terkena iritasi. Ketika
menggunakan pembersih, pilihlah sabun yang bersifat lunak dan sedikit
mengandung alkali serta menghindari penggunaan sabun yang mengandung
bahan-bahan aktif tertentu seperti mercury iodide, tribromo salicyl anilida,
dan lainnya. Anda juga harus menghindari bedak yang mengandung antiseptic
seperti asam borat, perubalsem, dan lainnya. Penggunaan minyak bayi
merupakan emolien yang cukup efektif namun apabila pemakaiannya secara
terus-menerus akan menimbulkan miliaria terutama di daerah tropis.
b.
Perawatan
Kulit Remaja dan Dewasa Muda
Ketika anak telah memasuki usia remaja maka aktifitas
pembentukan hormon menjadi meningkat dan kelenjar sebasea menjadi besar dan
aktif. Begitu juga dengan adanya penambahan lapisan lemak kulit, rambut, dan
kulit muka menjadi berminyak, produksi keringat meningkat, dan kondisi kulit terpengaruh
oleh siklus menstrual. Patut diketahui bahwa jenis kulit pada remaja mayoritas
merupakan jenis kulit berminyak, namun demikian terdapat pula jenis kulit
normal dan kering. Sehingga berbicara soal perawatan pada kulit remaja dan
dewasa muda sangat berkaitan dengan jenis kulitnya masing-masing. Untuk kulit
berminyak, perawatan dan pembersihan kulitnya bisa dilakukan dengan:
- Menggunakan pembersih beberapa kali dalam sehari dengan air hangat dan pembersih dengan bahan dasar air seperti cleansing milk, sabun, dan juga cleansing lotion.
- Bagi yang memiliki kulit berminyak, hindari pemakaian kosmetika seperti pelembab, foundation cream, dan lainnya. Mengapa demikian? Kulit yang berminyak secara alami telah banyak menghasilkan minyak.
- Melakukan penipisan dengan menggunakan scrub untuk menghilangkan lapisan kotoran berlemak bersamaan dengan lapisan kulit mati yang sudah terlepas di permukaan kulit.
Untuk kulit normal, jenis
perawatannya biasa-biasa saja. Dalam arti tidak memerlukan jenis perawatan dan
pembersihan yang khusus seperti pada kulit berminyak. Pada kulit yang kering,
pada prinsipnya perawatan bisa dilakukan dengan mempertahankan kelembaban kulit
serta dianjurkan untuk menggunakan pembersih yang berbahan dasar minyak.
c. Perawatan Kulit pada Usia Lanjut
Gambaran kulit pada usia lanjut ialah kadar air sedikit,
kolagen menjadi kurang larut, kulit menjadi tipis, kering, dan juga terlihat
keriput. Pada kulit kalangan lansia, produksi kelenjar sebaseanya menurun,
lemak kulitnya berkurang, lebih mudah mengalami dehidrasi dan juga pengeluaran
keringatnya berkurang drastis. Sehingga perlu dibedakan cara perawatan dan
pembersihan pada kulit lansia dibandingkan dengan usia muda. Perawatan dengan
menggunakan kosmetika pada usia lanjut dimaksudkan terutama untuk mengatasi
kekeringan. Sebaliknya, perawatan kuratif secara medis lebih banyak dianjurkan
untuk mengatasi rasa gatal, mengurangi keriput kulit, dan juga mengurangi
gangguan sirkulasi yang menurun. Sementara untuk mengatasi kekeringan kulit
pada lansia hampir sama seperti pada jenis kulit usia lainnya yakni dengan
menggunakan pelembab, menggunakan emolien, serta menghindarkan diri dari
faktor-faktor yang menambah kekeringan kulit seperti menggunakan bahan
pembersih yang mengandung sabun, alkohol, detergen, dan lainnya.
KELAINAN / GANGGUAN PADA KULIT/
WAJAH
1. Komedo
Komedo adalah bentuk pemula dari jerawat, yaitu kelainan
berupa tonjolan kecil sebagai akibat tersumbatnya kelenjar minyak. Kelainan ini
biasanya timbul pada daerah segoroe, yaitu kulit yang banyak terdapat kelenjar
minyaknya, misalnya pada daerah muka, dada, lengan atas, dan punggung bagian
atas. Dua bentuk komedo yaitu:
·
White
head: Komedo berupa tonjolan kecil berwarna putih
·
Black
head: komedo yang mempunyai pintu,
karena pengaruh oksidasi udara dan debu, maka akan terlihat titik hitam
diatasnya.
2. Acne ( jerawat)
Acne dalam istilah umum disebut
jerawat, adalah bentuk komedo yang meradang dan bila timbul infeksi maka akan
terlihat pernanahan. Peradangan dapat terjadi cukup berat dan dalam sehingga
akan terbentuk benjolan yang berisi nanah atau kista. Pada keadaan akhir bila
sembuh akan menimbulkan bekas yang berupa jaringan parut. Adapun bentuk acne
yaitu:
·
Acne
juvenile, adalah bentuk jerawat kecil-kecil merah dan tidak bernanah
·
Acne
vulgaris, adalah bentuk jerawat yang besar dan disertai pernanahan, bila
jerawat itu sembuh akan meninggalkan bekas/cacat kulit yang disebut jaringan parut.
3.
Millium
/ millia
Millum adalah bentuk komedo yang
tertutup rapat dan mengeras, terlihat sebagai tonjolan kecil, putih,
kekuningan. Kelainan ini biasanya terdapat pada kulit kering akibat dari
pori-pori yang tertutup sangat rapat.
4.
Pigmentasi
Pigmentasi adalah terjadinya
perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit.Gangguan
pigmentasi dibedakan:
Ø Hyperpigmentasi
Adalah terjadinya bercak kulit yang
tidak merata pada tempat-tempat tertentu dengan
ditandai warna lebih tua/gelap dari warna kulit aslinya. Warna tersebut dapat
dimulai dari coklat terang, biru hingga hitam. Secara awam kelainan ini sering
disebut sebagai “flek” hal tersebut
karena adanya gangguan kelainan yang diproduksi melanosit berlebihan dan
menumpuk di satu tempat. Beberapa jenis
hyperpigmentasi adalah
1)
Melasma/chloasma
Adanya
kelainan berupa bercak coklat tua yang berbatas tegas dan biasanya simetris
antara kiri dan kanan. Kelainan ini banyak terdapat pada orang yang hidup di
daerah tropis. Penyebab melaksanakan/chloasma antara lain:
-
Pajaran sinar matahari
-
Pil
kontrasepsi
-
Wanita yang sedang hamil
-
Usia
lanjut dan masa manopouse
2)
Efhilides
/ Frechles
Kelainan
berupa bercak coklat terang dengan bentuk kecil dan dapat mengenai seluruh
tubuh. Kelainan ini lebih banyak terdapat pada bangsa kulit putih, yang jumlahnya
akan semakin meningkat bila terkena sinar matahari, dan akan hilang dengan
sendirinya bila musim dingin tiba. Untuk
orang daerah tropis, kelainan ini lebih banyak disebabkan karena warisan
orang tuanya.
3)
Lentigo
Kelainan
berupa bercak kecil berwarna coklat kehitaman, biasanya terdapat pada kulit
yang terpajar sinar matahari. Sedikit menonjol (datar) lebih tinggi dari
permukaan kulit .
4)
Adison
Bercak
kehitaman yang akhirnya menular keseluruh tubuh kelainan ini kerena produksi
hormone “ Corticosteroid” berkurang
dan mengakibatkan proses mekanin pada kulit berlebihan.
5)
Melanoderma
Adalah
kelainan berupa bercak kecoklatan karena peradangan atau inflamasi, misalnya
kena luka bakar, kena knalpot, obat-obatan keras atau karena alergi kosmetika.
Ø Hypopigmentasi
Adalah terjadinya perubahan kulit menjadi lebih terang dari
warna kulit aslinya, karena adanya gangguan dalam pembentukan melanin dalam
melanosit. Kelainan ini biasanya berupa bercak keputihan. Macam-macam
hypopigmentasi dan penyebabnya adalah:
a. Leukoderma adalah kelainan yang
disebabkan oleh kerusakan melanosit sehingga pembentukan melanin terganggu.
Beberapa penyebab kerusakan melanosit antara lain sebagai berikut:
-
Luka
bakar yang terdapat pada kulit
-
Pemakaian bahan kimia seperti fenol
-
Setelah
menderita exim yang kronis
b.
Albino
adalah kelainan berupa kegagalan melanosit dalam pembentukan melanin yang
mengenai seluruh tubuh, sehingga kulit menjadi putih secara keseluruhan dari
mulai rambut sampai kornea matanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar