Senin, 09 November 2015

LAPORAN GRAVIMETRI



GRAVIMETRI
A.    Tujuan
Untuk menentukan jumlah mol air Kristal yang terikat dalam suatu senyawa.
B.     Landasan Teori
Metode yang paling umum dan akurat serta merupakan metode langsung (direct technique) untuk menentukan kadar air tanah adalah metode gravimetri. Metode gravimetri diperlukan pula untuk kalibrasi metode lain  yang merupakan metode tidak langsung seperti neutron attenuation, tensiometer, gamma radiation attenuation, gypsum block, dan lain-lain. Pemisahan air dengan pemanasan biasa disebut dengan metode gravimetrik, dan merupakan metode pengukuran secara langsung. Oleh karenanya, ukuran kandungan air  yang biasa digunakan dalam studi adalah perbandingan tanpa dimensi atau persentase, sehingga membuat definisi gravimetrik dan volumetrik menjadi tidak sama. Dengan demikian, penting untuk menyatakan kandungan air  secara spesifik, apakah berdasarkan perbandingan dua massa (gravimetrik) atau dua volume (volumetrik). Metode gravimetrik adalah metode yang paling sederhana secara konseptual dalam menentukan kadar air tanah. Pada prinsipnya mencakup pengukuran kehilangan air dengan menimbang contoh tanah sebelum dan sesudah dikeringkan pada suhu 105 – 110 oC dalam oven. Hasilnya dinyatakan dalam presentase air dalam, yang dapat diekspresikan dalam presentase terhadap berat kering, berat basah atau terhadap volume (Agus. 2010).
Salah satu concoh dari metode gravimetri yatu dengan mengukur berat dari cawan porselin dimana, sebanyak 0,50 g sampel yang telah dipanaskan dalam oven pada temperatur 110-120 0C selama 2 jam, dimasukkan ke dalam cawan porselin, kemudian dimasukkan ke dalam desikator yang di dalamnya telah dijenuhkan dengan uap amoniak. Desikator ditutup dan sampel dibiarkan kontak dengan uap amoniak selama 24 jam, kemudian desikator dibuka. Metode analisis gravimetri dilakukan secara kuantitatif dimana dihitung berat dari benda tersebut. Perbedaan metode analisis keasaman permukaan tersebut menghasilkan nilai keasaman permukaan yang tidak jauh berbeda, tetapi metode analisis gravimetri memberikan nilai keasaman permukaan yang lebih rendah ( Widihati, 2010).
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsure atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetric meliputi transformasi unsure atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Sehingga dapat diketahui massa tetapnya. Dalam analisa gravimetri perlu ditambahkan suatu reagen spesifik untuk memperoleh pengendapan yang baik. Dalam hal ini terdapat dua macam reagen spesifik yang diantaranya adalah reagen organic dan reagen anorganik. Pada reagen anorganik terdapat beberapa kelebihan yaitu produk yang dihasilkan selalu atau sering menghasilakn warna yang spesifik, pada pengendapan organic selalu mempunyai berat molekul yang besar dan zat pengotor pada pengendap organic lebih sedikti dari pada anorganik. Analisis gravimetri adalah metode analisis kuantitatif untuk mengetahui kadar zat yang telah diketahui pengotornya dengan cara penimbangan. Hal-hal yang perlu dilakukan dalm analisis gravimetric adalah pengendapan, penguapan atau pengeringan, pengeringan dengan listrik dan cara-car fisis yang lain (Astrid, 2013).
Metode gravimetri adalah metoda absolut (primer) yang digunakan untuk mengetahui kadar suatu zat berdasarkan persenyawaan murni yang hilang dan yang terbentuk. Metode gravimetri yang digunakan cukup valid yang ditunjukkan dengan data pengukuran yang cukup akurat pada derajat tingkat kepercayaan 95%.  Penentuan parameter verifikasi metode gravimetri yang lain adalah perhitungan ketidakpastian pengukuran. Sumber-sumber kesalahan penentuan ketidakpastian dengan metoda gravimetri adalah ketidakpastian penimbangan, kemurnian standar dan ketidakpastian efek temperatur pada furnance, sedangkan ketidakpastian proses pelarutan, penambahan pereaksi pada pengendapan dalam keadaan berlebihan, penyaringan, pencucian, pengeringan tahapan ini semua dianggap efisiensinya 100% (Fatimah, 2009).
Analisis gravimetri adalah suatu metode analisis yang berdasar pada prinsip penimbangan. Analisis grafimetri digunakan pada beberapa bidang diantaranya untuk mengetahui suatu spesies senyawa dan kandungan unsur tertentu atau molekul dari suatu senyawa murni yang diketahui berdasarkan pada perubahan berat.  Metode gravimetri untuk analisis kadar air adalah analisis kuantitatif yang pengerjaannya dengan cara pengukuran berat bahan sebelum dan sesudah pemanasan, selama bahan yang dianalisis tidak mengalami perubahan sifat kimiawi. Analisis yang dilakukan dengan metode grafimetri menggunakan alat tungku pemanas (Jamalidin, 2006).
















C.     Alat dan Bahan
1.      Alat
·         Cawan porselin
·         Gegep
·         Oven
·         Timbanagan
·         Spatula
2.      Bahan
·         Tembaga (I) Sulfat









D.    Prosedur Kerja


 


-          Ditimabang
-          Dipanaskan di dalam oven selama 10 menit
-          Ditimbang lagi setelah pemanasan
-          Diulangi sampai 3 kali
-          Diulangi prusedur di atas untuk cawan porselin berisi sampel Tembaga (I) Sulfat
      Hasil Pengamatan…?







E.     Hasil Pengamatan
·         Tabel Pengamatan
PERLAKUAN
BERAT (gram)
Cawan porselin kosong
31,84
Cawan porselin setelah pemanasan 10 menit
31,83
31,83
31,83
Cawan porselin berisi sampel Tembaga (I) Sulfat 2,25 gram
34, 89
33,87
33,85

·         Perhitungan
    =   
                 =  
F.      Pembahasan
                Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya. Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap (stabil), sehingga dapat diketahui beratnya tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa atau berat atom penyusunnya.
Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan cara pengendapan, penguapan dan elektrolisis. Pada metode pengendapan, endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring (kertas saring), kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit yang mengandung ion sejenis dengan ion endapan. Pada Metode Penguapan, dapat digunakan untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah. Pada metode elektrolisis, dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi endapan logam. Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan beratnya. Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada sampel yang diduga mengandung kadar logam terlarut cukup besar seperti air limbah. Kinerja Metode Gravimetri antara lain: relatif lambat; memerlukan sedikit peralatan, yakni neraca dan oven; tidak memerlukan kalibrasi karena hasil didasarkan pada berat molekul; akurasi 1-2 bagian per seribu; sensitivitas: analit > 1%; selektivitas tidak terlalu spesifik.
Praktikum kali ini menggunakan metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara pengukuran berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan, sehingga  digunakan metode gravimetri untuk menentukan kandungan air kristal , dimana kristal  yang mengikat air, kristalnya berwarna biru sedangkan yang tanpa air kristal berwarna putih. Pada percobaan in dilakukan beberapa tahap, yakni pemanasan, pendinginan, dan penimbangan. Proses tersebut tentunya dilakukan dengan perlakuan yang berbeda. Awalnya, dilakukan pemanasan, pendinginan, dan penimbangan dari cawan porselin kosong. Lalu dilakukan pemanasan, pendinginan, dan penimbangan dari cawan porselin yang berisi sampel Tembaga (I) Sulfat. Hal tersebut dilakukan karena nantinya, untuk memperoleh nilai X akan dilakukan perhitungan dimana salah satu caranya adalah dengan mengurangi berat cawan porselen dan sampel yang sudah dipijarkan dengan berat cawan porselen kosong. Proses tersebut, baik pada porselin kosong maupun pada porselen yang berisi sampel, diulangi sebanyak tiga kali. Sebenarnya, yang harus dilakukan adalah mengulangi proses tersebut hingga didapatkan berat konstan. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu yang dimiliki, maka proses tersebut hanya dapat diulangi sebanyak dua kali. Pemanasan dilakukan sebanyak dua kali dengan suhu 120oC selama 10 menit. Pendinginan dilakukan selama 5 menit pada eksikator. Penimbangan dilakukan sebanyak tiga kali dan beratnya dapat diperoleh dengan mencari rata-ratanya. Setelah diadakan penimbangan, terlihat bahwa berat cawan porselen yang berisi sampel setelah pemijaran mengalami penurunan bila dibandingkan dengan berat cawan porselen tersebut sebelumnya. Hal itu disebabkan karena setelah pemijaran, H2O mengalami penguapan. Setelah proses tersebut dilakukan, maka akan dilakukan perhitungan untuk memperoleh nilai X, yakni besarnya jumlah mol air kristal yang terikat dalam senyawa Tembaga (I) Sulfat.
            Banyaknya air yang terkandung dalam air kristal terusi dapat ditentukan dengan cara memanaskan kristal yang masih berwarna biru dalam cawan porselin yang telah diketahui beratnya. Warna biru menandakan bahwa kristal masih mengandung air (beberapa molekul H2O). Pemanasan dilakukan sampai kristal berubah menjadi berwarna putih. Fungsi dari pemanasan yaitu untuk menghilangkan kandungan air pada kristal tersebut. Hilangnya kandungan air ditandai dengan berubahnya warna kristal dari biru menjadi putih. Setelah pemanasan, kristal dimasukkan ke dalam eksikator yang fungsinya untuk mempercepat proses pendinginan dan agar kristal tidak menyerap lagi uap air yang terdapat di udara bebas karena di dalam eksikator, pada bagian bawahnya ditempatkan kristal silika yang dapat menyerap panas. Setelah melakukan pemanasan dan pendinginan selama tiga kali, didapatkan bobot kristal konstan . Adapun pemanasan dan pendinginan dilakukan berkali-kali agar diperoleh berat konstan dari kristal tersebut, dimana bobot dikatakan  konstan jika selisih antara dua penimbanagan . Selain itu, perlakuan berkali-kali tersebut  juga bertujuan untuk melepas semua air kristal yang terdapat dalam CuSO­2 - 5H2O sehingga diperoleh berat kristal yang sebenarnya.













G.    Kesimpulan  
                Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa jumlah mol air kristal yang terikat sebesar 0,484.


















DAFTAR PUSTAKA
Agus., Fahamuddin. Penetapan Kadar Air Tanah dengan Metode Gravimetri. Buku Air Tanah. ISSN 1907-9856.

Astrid. 2013. Laporan Kimia Analisis Gravimetri. http://lap-kimnas-astrid.blogspot.com.

Fatiimah., S. 2009.Vervikasi Metoda Gravimetri Untuk Penentuan Thorium.Pusat Teknologi Bahan Nuklir.Vol 1. No 3.

Jamaludin.,A. 2006. Analisis Kandungan Air Dalam Serbk UO2. Uraina. Vol.12. No.3

Widihati., I. A. G. 2010. Karakterisasi keasaman dan Luasa nPermukan Tempurung kelapa Hijau. Jurnal Kimia.  Vol 1. No 4.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar