GRAVIMETRI
A. Tujuan
Untuk menentukan jumlah mol air Kristal yang terikat
dalam suatu senyawa.
B. Landasan
Teori
Metode yang paling umum dan akurat serta merupakan
metode langsung (direct technique) untuk menentukan kadar air tanah
adalah metode gravimetri. Metode gravimetri diperlukan pula untuk kalibrasi
metode lain yang merupakan metode tidak
langsung seperti neutron attenuation, tensiometer, gamma radiation
attenuation, gypsum block, dan lain-lain. Pemisahan air dengan pemanasan
biasa disebut dengan metode gravimetrik, dan merupakan metode pengukuran
secara langsung. Oleh karenanya, ukuran kandungan air yang biasa digunakan dalam studi adalah
perbandingan tanpa dimensi atau persentase, sehingga membuat definisi
gravimetrik dan volumetrik menjadi tidak sama. Dengan demikian, penting untuk
menyatakan kandungan air secara
spesifik, apakah berdasarkan perbandingan dua massa (gravimetrik) atau dua
volume (volumetrik). Metode gravimetrik adalah metode yang paling sederhana
secara konseptual dalam menentukan kadar air tanah. Pada prinsipnya mencakup
pengukuran kehilangan air dengan menimbang contoh tanah sebelum dan sesudah
dikeringkan pada suhu 105 – 110 oC dalam oven. Hasilnya dinyatakan dalam
presentase air dalam, yang dapat diekspresikan dalam presentase terhadap berat
kering, berat basah atau terhadap volume (Agus. 2010).
Salah satu concoh dari
metode gravimetri yatu dengan mengukur berat dari cawan porselin dimana,
sebanyak 0,50 g sampel yang telah dipanaskan dalam oven pada temperatur 110-120
0C selama 2 jam, dimasukkan ke dalam cawan porselin, kemudian
dimasukkan ke dalam desikator yang di dalamnya telah dijenuhkan dengan uap
amoniak. Desikator ditutup dan sampel dibiarkan kontak dengan uap amoniak
selama 24 jam, kemudian desikator dibuka. Metode analisis gravimetri dilakukan
secara kuantitatif dimana dihitung berat dari benda tersebut. Perbedaan metode
analisis keasaman permukaan tersebut menghasilkan nilai keasaman permukaan yang
tidak jauh berbeda, tetapi metode analisis gravimetri memberikan nilai keasaman
permukaan yang lebih rendah ( Widihati, 2010).
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsure atau senyawa
tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetric meliputi transformasi unsure atau radikal senyawa murni
stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang
dapat ditimbang dengan teliti. Sehingga dapat diketahui
massa tetapnya. Dalam analisa gravimetri perlu ditambahkan suatu reagen
spesifik untuk memperoleh pengendapan yang baik. Dalam
hal ini terdapat dua macam reagen spesifik yang
diantaranya adalah reagen organic dan reagen anorganik.
Pada reagen anorganik terdapat beberapa kelebihan yaitu produk yang dihasilkan selalu atau sering menghasilakn warna yang spesifik,
pada pengendapan organic selalu mempunyai berat molekul
yang besar dan zat pengotor pada pengendap organic lebih
sedikti dari pada anorganik. Analisis gravimetri adalah metode analisis
kuantitatif untuk mengetahui kadar zat yang telah
diketahui pengotornya dengan cara penimbangan. Hal-hal
yang perlu dilakukan dalm analisis gravimetric adalah
pengendapan, penguapan atau pengeringan, pengeringan dengan listrik dan cara-car fisis yang lain (Astrid, 2013).
Metode gravimetri adalah metoda absolut (primer)
yang digunakan untuk mengetahui kadar suatu zat berdasarkan persenyawaan murni
yang hilang dan yang terbentuk. Metode gravimetri yang digunakan cukup valid
yang ditunjukkan dengan data pengukuran yang cukup akurat pada derajat tingkat
kepercayaan 95%. Penentuan parameter
verifikasi metode gravimetri yang lain adalah perhitungan ketidakpastian
pengukuran. Sumber-sumber kesalahan penentuan ketidakpastian dengan metoda
gravimetri adalah ketidakpastian penimbangan, kemurnian standar dan
ketidakpastian efek temperatur pada furnance, sedangkan ketidakpastian
proses pelarutan, penambahan pereaksi pada pengendapan dalam keadaan
berlebihan, penyaringan, pencucian, pengeringan tahapan ini semua dianggap
efisiensinya 100% (Fatimah, 2009).
Analisis gravimetri adalah suatu metode analisis
yang berdasar pada prinsip penimbangan. Analisis grafimetri digunakan pada
beberapa bidang diantaranya untuk mengetahui suatu spesies senyawa dan
kandungan unsur tertentu atau molekul dari suatu senyawa murni yang diketahui
berdasarkan pada perubahan berat. Metode
gravimetri untuk analisis kadar air adalah analisis kuantitatif yang
pengerjaannya dengan cara pengukuran berat bahan sebelum dan sesudah pemanasan,
selama bahan yang dianalisis tidak mengalami perubahan sifat kimiawi. Analisis
yang dilakukan dengan metode grafimetri menggunakan alat tungku pemanas (Jamalidin,
2006).
C. Alat dan Bahan
1.
Alat
·
Cawan porselin
·
Gegep
·
Oven
·
Timbanagan
·
Spatula
2.
Bahan
·
Tembaga (I) Sulfat
D. Prosedur
Kerja
![]() |
-
Ditimabang
-
Dipanaskan di dalam oven selama 10 menit
-
Ditimbang lagi setelah pemanasan
-
Diulangi sampai 3 kali
-
Diulangi prusedur di atas untuk cawan
porselin berisi sampel Tembaga (I) Sulfat
Hasil Pengamatan…?
E. Hasil
Pengamatan
·
Tabel Pengamatan
PERLAKUAN
|
BERAT
(gram)
|
Cawan
porselin kosong
|
31,84
|
Cawan
porselin setelah pemanasan 10 menit
|
31,83
31,83
31,83
|
Cawan
porselin berisi sampel Tembaga (I) Sulfat 2,25 gram
|
34,
89
33,87
33,85
|
·
Perhitungan









F. Pembahasan
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang
paling tua dan yang paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia
lainnya. Analisis gravimetri adalah analisis kuantitatif berdasarkan berat
tetap (berat konstan)-nya. Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang
dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar
analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa yang
dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap (stabil), sehingga dapat
diketahui beratnya tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis selanjutnya
dihitung dari rumus senyawa atau berat atom penyusunnya.
Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan
cara pengendapan, penguapan dan elektrolisis. Pada metode pengendapan, endapan
yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring
(kertas saring), kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit
yang mengandung ion sejenis dengan ion endapan. Pada Metode Penguapan, dapat
digunakan untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air
dalam suatu sampel basah. Pada metode elektrolisis, dilakukan dengan cara
mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi endapan logam. Endapan yang terbentuk
selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan beratnya. Cara elektrolisis ini dapat
diberlakukan pada sampel yang diduga mengandung kadar logam terlarut cukup
besar seperti air limbah. Kinerja Metode Gravimetri antara lain: relatif lambat;
memerlukan sedikit peralatan, yakni neraca dan oven; tidak memerlukan kalibrasi
karena hasil didasarkan pada berat molekul; akurasi 1-2 bagian per seribu; sensitivitas:
analit > 1%; selektivitas tidak terlalu spesifik.
Praktikum kali ini menggunakan metode
analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara
pengukuran berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan,
sehingga digunakan metode gravimetri
untuk menentukan kandungan air kristal , dimana kristal yang mengikat air, kristalnya berwarna biru
sedangkan yang tanpa air kristal berwarna putih. Pada percobaan in dilakukan beberapa tahap, yakni pemanasan, pendinginan,
dan penimbangan. Proses tersebut tentunya dilakukan dengan perlakuan yang
berbeda. Awalnya, dilakukan pemanasan, pendinginan, dan penimbangan dari cawan
porselin kosong. Lalu dilakukan pemanasan, pendinginan, dan penimbangan dari
cawan porselin yang berisi sampel Tembaga (I) Sulfat. Hal tersebut dilakukan karena nantinya, untuk
memperoleh nilai X akan dilakukan perhitungan dimana salah satu caranya adalah
dengan mengurangi berat cawan porselen dan sampel yang sudah dipijarkan dengan
berat cawan porselen kosong. Proses tersebut, baik pada porselin kosong maupun
pada porselen yang berisi sampel, diulangi sebanyak tiga kali. Sebenarnya, yang harus dilakukan adalah mengulangi
proses tersebut hingga didapatkan berat konstan. Akan tetapi, karena
keterbatasan waktu yang dimiliki, maka proses tersebut hanya dapat diulangi
sebanyak dua kali. Pemanasan dilakukan sebanyak dua kali dengan suhu 120oC
selama 10 menit. Pendinginan dilakukan selama 5 menit pada
eksikator. Penimbangan dilakukan sebanyak tiga kali dan beratnya dapat diperoleh dengan mencari
rata-ratanya. Setelah diadakan penimbangan, terlihat bahwa berat cawan porselen
yang berisi sampel setelah pemijaran mengalami penurunan bila dibandingkan
dengan berat cawan porselen tersebut sebelumnya. Hal itu disebabkan karena
setelah pemijaran, H2O mengalami penguapan. Setelah proses tersebut
dilakukan, maka akan dilakukan perhitungan untuk memperoleh nilai X, yakni
besarnya jumlah mol air kristal yang terikat dalam senyawa Tembaga
(I) Sulfat.
Banyaknya air yang terkandung dalam air
kristal terusi dapat ditentukan dengan cara memanaskan kristal yang masih
berwarna biru dalam cawan porselin yang telah diketahui beratnya. Warna biru
menandakan bahwa kristal masih mengandung air (beberapa molekul H2O).
Pemanasan dilakukan sampai kristal berubah menjadi berwarna putih. Fungsi dari
pemanasan yaitu untuk menghilangkan kandungan air pada kristal tersebut.
Hilangnya kandungan air ditandai dengan berubahnya warna kristal dari biru
menjadi putih. Setelah pemanasan, kristal dimasukkan ke dalam eksikator yang fungsinya
untuk mempercepat proses pendinginan dan agar kristal tidak menyerap lagi uap
air yang terdapat di udara bebas karena di dalam eksikator, pada bagian
bawahnya ditempatkan kristal silika yang dapat menyerap panas. Setelah
melakukan pemanasan dan pendinginan selama tiga kali, didapatkan bobot kristal
konstan . Adapun pemanasan dan pendinginan dilakukan berkali-kali agar
diperoleh berat konstan dari kristal tersebut, dimana bobot dikatakan
konstan jika selisih antara dua penimbanagan . Selain itu, perlakuan
berkali-kali tersebut juga bertujuan untuk melepas semua air kristal yang
terdapat dalam CuSO2 - 5H2O sehingga diperoleh berat
kristal yang sebenarnya.
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh
kesimpulan bahwa jumlah mol air kristal yang terikat sebesar 0,484.
DAFTAR
PUSTAKA
Agus.,
Fahamuddin. Penetapan Kadar Air Tanah dengan Metode Gravimetri. Buku Air Tanah. ISSN 1907-9856.
Fatiimah.,
S. 2009.Vervikasi Metoda Gravimetri Untuk Penentuan Thorium.Pusat Teknologi Bahan Nuklir.Vol 1. No 3.
Jamaludin.,A.
2006. Analisis Kandungan Air Dalam Serbk UO2. Uraina. Vol.12. No.3
Widihati.,
I. A. G. 2010. Karakterisasi keasaman dan Luasa nPermukan Tempurung kelapa
Hijau. Jurnal Kimia. Vol
1. No 4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar